Foto: Dok. Pribadi
Perlu ada edukasi lebih intens bagi peternak dan cara beradaptasi dalam menghadapi perubahan iklim
Ignatius Egan Jonatan, Head of Product at Edufarmers Foundation menegaskan, informasi perubahan iklim perlu terus diberitakankarena berdampak serius terhadap produksi pertanian dan peternakan.
Dalam hal produktivitas unggas petelur, gelombang panas diikuti cuaca tidak menentudapat menurunkan tingkat pertumbuhan, kesuburan, dan produksi telur. Munculnya stres panas pada unggas memicu penyakit menular, seperti infeksi Coryza dan penyakit kolibasilosis yang mengancam kesehatan dan kematian unggas.
Karena itu, peternak perlu merencanakan praktik adaptasi iklim untuk memerangi dampak buruk perubahan iklim. Kenaikan suhu tidak dapat diprediksi sehingga peternak harus menerapkan teknik adaptasi, seperti penggunaan penahan angin untuk meminimalkan paparan panas ayam, modifikasi pakan dan kandang.
Edufarmers, lanjut Ignatius, sebagai mitra pelaksana riset praktik bertani pintar memitigasi perubahan iklim terhadap peternakan ayam petelur. Riset menunjukkan peternak di Indonesia masih minim edukasi terhadap perubahan iklim karena kebanyakan hanya berorientasi ke profit dan produktivitas.
“Perlu ada edukasi lebih intens bagi peternak dan cara beradaptasi dalam menghadapi perubahan iklim. Peternak berkontribusi terhadap peternakan lebih hijau,” ujarnya dalam seminar Edufarmers bulan lalu.
Sabrina Yuniawati