Foto: Windi Listianingsih
Febby Novita - Mulailah dari diri sendiri
Keberhasilan seorang pemimpin merupakan keberhasilan seluruh tim.
Saat ini cukup banyak perempuan yang berada di puncak kepemimpinan di perusahaan ataupun organisasi. Febby Novita salah satunya. Wanita kelahiran 28 November 1973 ini sukses berada di puncak manajemen BUMN Pangan pada tahun 2020 sebagai Direktur Bisnis Perum BULOG.
Selama 26 tahun mengabdi, Febby banyak mencecap asam garam dunia pangan, khususnya perberasan. Dari menjalankan bisnis yang boleh merugi karena melakukan pelayanan publik (public service obligation), kini juga dituntut untung dengan penugasan komersial. Kepada AGRINA, perempuan energik ini menuturkan pengalamannya yang seru dan mengasyikkan.
Dilampaui
Sebelum bergabung lewat program perekrutan karyawan Perum BULOGpada 1998, Febby sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta di Indonesia dengan gaji yang cukup besar pada saat itu.
Akhirnya, pekerjaan tersebut ditinggalkan karena orang tua menyarankan untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Febby pun diterima di BULOG yang saat itu berstatus Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND). Tahun 2003 lembaga ini beralih menjadi BUMN bernama Perum BULOG.
Mengawali karir dari bawah dan sempat merasa terpaksa karena PNS bukan pilihan hati, Febby kini justru menjadi salah satu sosok inspiratif di perusahaan pelat merah itu. Sebelum menduduki posisi bergengsi saat ini, berbagai jabatan pernah ia pegang. Sebut saja Wakil Kepala Divisi Regional Jakarta dan Banten Perum BULOG di tahun 2017 dan Kepala Divisi Penjualan Grosir dan Pasar Pemerintah, Direktorat Komersial Perum BULOG di tahun 2019.
Dalam rentang waktu tersebut, Febby juga mendapat amanah sebagai Ketua Umum SEKAR (Serikat Karyawan) BULOG. Pengalamannya melihat kondisi BULOG dari awal hingga sekarang menjadi modal untuk memutuskan berbagai kebijakan, terlebih ketika menjadi Direksi Perum BULOG.
“Saya sudah keliling di BULOG. Dari keuangan, supporting, general affair, jualan juga pernah. Saya orangnya senang tantangan,” ujar lulusan S1 Manajemen Perusahaan Universitas Pancasila ini.
Meski demikian, Febby tak menampik jika ia kerap mengalami masalah dalam menjalankan tugas. Bekerja keras dan memberikan 100% tenaga untuk menyelesaikan segala permasalahan merupakan kebiasaannya.
Ia memiliki prinsip bekerja dengan hati, tetap tekun, dan terus berusaha memenuhi target yang ditugaskan. Apalagi, sejak menjadi BUMN, BULOG ditargetkan harus untung dengan bisnis komersial. “Target bukan dicapai tapi dilampaui. Alhamdulilah, target 2022 sebesar Rp11 triliun tercapai dan 2023 saya dapat target Rp14 triliun,” terangnya.
Komunikasi dan Kordinasi
Pada dasarnya kepemimpinan punya karakteristik masing-masing. Menurut alumni S2 IPB ini, perempuan memiliki karakteristik kepemimpinan yang lebih unggul dibandingkan pria. Ia sadar mengubah mindset pegawai internal maupun eksternal Perum BULOG tidaklah mudah. Apalagi, yang sebelumnya cenderung pasif menerima perintah penugasan.
Untuk mencapai target penjualan komersial, Febby memiliki kiat tersendiri. Setiap Senin setelah rapat direksi, ia akan menggumpulkan seluruh tim untuk berkomunikasi dan berkoordinasi antardivisi.
Kemudian, ia membagikan kebijakan direksi ke tim. “Mulailah dari diri sendiri, jangan malu kita datengin tim lain. Pimpinan jangan pernah tidak mau mendengar anak buah. itu Kepala Divisi saya bilangin. Jangan segan ke tempat lain,” kata penggemar olahraga bersepeda ini.
Untuk membangun kerja tim yang baik ia selalu terbuka, bersinergi, dan saling memahami rekan kerja. Ibu satu anak ini membiasakan diri memberikan energi positif dan peduli dengan kesulitan yang dihadapi timnya serta turun bersama-sama menyelesaikan masalah yang ada.
Febby mengingatkan, menjadi seorang pemimpin harus rendah hati dan harus bisa merangkul semua. Bagaimanapun, keberhasilan seorang pemimpin pada dasarnya merupakan keberhasilan seluruh tim. Dia juga selalu meyakinkan tim bahwa suatu saat mereka juga akan meraih kesuksesan.
Dalam memasarkan produk pangan BULOG misalnya, Febby tidak luput mengandalkan kekuatan generasi milenial. Menyadari demografi karyawan di Perum BULOG 70% milenial dan kompetisi di bisnis pangan, ia merangkul dan mengajak mereka menggunakan media sosial (medsos) untuk menjadi marketer perusahaan.
Cara unik untuk mempromosikan produk BULOG itu dengan Program JumPost “Jumat Posting”. Yaitu, seluruh pegawai Perum BULOG wajib memposting promosi produk BULOG baik di medsos pribadi, WhatsApp story, WhatsApp grup, dan lain-lain. ”Jadi, produk kita bisa tersebar infonya ke seluruh Indonesia. Kurang lebih ada 4.500 orang (pegawai) dan ini efektif ke penjualan,” terang Febby.
Upaya tersebut berbuah manis. Pada tahun 2020 Febby dinilai berhasil meningkatkan penjualan dan menyiasati kondisi karena Pandemi Covid-19 dengan menerima penghargaan sebagai The Best Business Director 2020 dari salah satu lembaga yang jurinya terdiri dari professional di bidang digital marketing, human capital, ICT, dan riset inovasi. Pada kesempatan yang samaPerum BULOG menerima award sebagai The Best Overall for Corporate in Digital Marketing & Human Capital 2020 (Logistic and Commodity Services).
Meski cukup disibukkan dengan beragam aktivitas, perempuan murah senyum ini masih menyempatkan untuk berolahraga. Setiap jam 5 pagi selepas salat Subuh, ia bersepeda sekitar 30 km sebelum beraktivitas kerja. “Supaya tidak stres ya olahraga dan sebelum tidur saya suka nonton YouTube yang lucu seperti standup comedy,” ujarnya untuk melepas penat.
Sukses Berkat Doa Ibu
Kedua orang tua Febby, khususnya ibu, sangat berpengaruh dalam perjalanan karir penyuka kuliner Nusantara itu. Febby kecil tumbuh di lingkungan keluarga dengan latar belakang ayah sebagai PNS dan ibu seorang pebisnis.
Tumbuh besar bersama sang ibu yang menjalankan bisnis, Febby belajar banyak tentang bisnis, etika, serta pencapaian target. Sejak kecil ia juga selalu berusaha meraih juara satu baik di bangku sekolah maupun di luar sekolah.
Dalam pencapaian itu, lanjut Febby, ia memiliki beberapa tips. Antara lain, bekerja keras, rajin bersedekah, berkeyakinan kuat terhadap keberkahan doa, usaha, serta senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Selain itu, restu dari orang tua, khususnya doa ibu juga memainkan peran penting dalam pencapaian karir cemerlangnya seperti sekarang. “Saya kalau tugas dinas selalu kirim WA ke ibu. Kalau beliau kasih izin, saya berangkat. Tapi kalau beliau ragu, saya tidak berangkat,” tutup Febby.
Brenda Andriana, Windi Listianingsih