Selasa, 4 Oktober 2022

Jurus Efektif “Ngepret” Si Gano

Jurus Efektif “Ngepret” Si Gano

Foto: Dok. Happy Widiastuti
Akar bibit dengan mikoriza (kanan) lebih panjang dan lebih lebat

Pemanfaatan mikoriza dan biofungisida bisa mencegah serangan penyakit busuk pangkal batang Ganoderma sekaligus irit pupuk kimia.
 
 
Pupuk kimia mahal banget? Mengapa tidak coba mengurangi dosis pemakaiannya dengan pupuk hayati berbasis mikoriza arbuskula? Cendawan obligat simbion ini, menurut Dr. Happy Widiastuti, M.Si., menumpang hidup di tanaman dengan prinsip saling menguntungkan. Dia tak bisa menyelesaikan satu siklus hidupnya tanpa tanaman. Di sisi lain dia membantu sang inang dalam menyerap hara dan menjaga kesehatannya.
 
 
Membantu Menyerap Hara
 
“Fungsi mikoriza awalnya diketahui hanya menyumbang hara fosfor (P) dengan melepas P yang terikat oleh Ca (kalsium) pada tanah bereaksi basa,atau Fe (besi) dan Al (aluminium) pada kondisi masam. Kalau kita memberi pupuk di lahan seperti itu, sebagian haranya akan terikat partikel tanah sehingga tidak dapat diserap akar tanaman. Mikoriza menghasilkan asam organik dan enzim fosfatase yang dapat membuat P anorganik dan P organik terlepas dan dapat diserap akar,” jelas Happy kepada AGRINA.
 
Ahli mikrobiologi tanah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Bogor itu menambahkan, peran kedua mikoriza membentuk hifa eksternal berdiameter sangat kecil (2-20um) sehingga dapat menembus daerah yang tidak terjamah oleh rambut akar dan panjang sehingga memperluas daerah perakaran. Dengan jangkauan lebih luas, hifa-hifa tersebut membantu tanaman menyerap hara dan juga air di daerah-daerah yang tidak ditembus akar rambut.
 
Pada kebun sawit dengan pengelolaan intensif banyak tersimpan hara P dan kalium (K) yang tidak terserap akar. Yang istimewa, sifat simbiosismikoriza berbeda dengan mikroba nonsimbiotik, dia langsung mengantarkan hara dan air yang diserap dari tanah ke jaringan tanaman.
 
Tanaman sekan-akan memiliki banyak jembatan hara dan air untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatannya. Namun demikian, untuk memaksimalkan manfaat aplikasi produk mikoriza, PPKS telah memformulasi dengan mikroba nonsimbiotik terseleksi,yaitu Azotobacter sp., Serratia marcescens dan Pseudomonas sp. dalam satu produk.  
 
 
Mengepret Gano
 
Salah satu pengancam kehidupan sawit adalah penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan patogen Ganoderma sp.. Patogen tular tanah ini bisa mematikan tanaman. Menanam sawit merupakan investasi jangka panjang. Kematian tanaman berarti menggerogoti investasi. Di lain pihak, melakukan tanam ulang, minimal butuh waktu 26 bulan untuk mencapai fase produktif.
 
“Habitat Ganoderma adalah tanah sehingga dari dulupun organisme ini sudah ada di tanah perkebunan. Namun sekarang menjadi problem dan dijumpai di mana-mana. Dulu hanya ada di perkebunan generasi tiga, sekarang generasi satupun sudah ada kasus. Pada generasi satu, tergantung asal lahannya. Kalau dari lahan hutan yang ada pohon-pohon berkayunya, ada potensi terkena Ganoderma. Sementara pada generasi dua dan tiga, lahan sudah terdegradasi secara biologi sehingga tanahnya sudah tidak sehat karena komposisi mikroba menguntungkan dan merugikan tidak seimbang,” ulas alumnus S1 Faperta UGM itu.
 
Pengendalian Gano terbaik adalah memadukan berbagai cara. Doktor lulusan IPB University tersebut mengusulkan pencegahan sejak di pembibitan. Penting bagi petani dan perusahaan perkebunan yang meremajakan kebunnya untuk “mengepret” (mengusir) Gano dengan mengaplikasikan produk berbasis mikoriza yang dapat dikombinasikan dengan mikroba antagonis, seperti Trichoderma sp. Gliocladium sp. Paecillomyces sp. dan bakteri kitinolitik sebagai agen pengendali eksogen.
 
“Kombinasi produk pupuk hayati mikoriza dan biofungisida di lahan endemik Gano dari kami dapat mengamankan tanaman dari serangan Gano. Ini sudah ‘proven’ (terbukti) di Kebun Laras PTPN IV, Kebun Sei Dadap PTPN III, dan salah satu kebun swasta. Di samping itu, pemakaian pupuk kimia juga berkurang sampai 50%,” cetusnya.
 
Dosis penggunaan produk mikoriza di pre nursery sebanyak 20 g/polibag, di main nursery 80-150 g/polibag. Saat pindah tanam ke kebun, masukkan ke masing-masing lubang tanam sebanyak 100-300 g. Selama di kebun Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), aplikasikan 400 g/tahun. Dosis yang sama disarankan untuk tanaman menghasilkan. Sementara dosis biofungisidanya 40 g di pre nursery dan main nursery, 500 g di lubang tanam dan untuk TBM -TM 500 g per semester.
 
 
 
 
 
Peni Sari Palupi

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain