Foto: Windi Listianingsih
Peter Shearer - Peduli itu yang membuat kita empati kemudian kreatif dan inovatif
Berangkat dari kebutuhan,menghadirkan inovasi dan solusi.
Nama Peter Shearer tidaklah asing bagi pelaku usaha kuliner, khususnya warung makan. CEO Wahyoo Group itu dikenal sebagai peng-upgrade warung makan seperti warteg,menjadi lebih modern dengan sentuhan teknologi digital. Tidak hanya itu, Peter ingin membantu lebih banyak orang dengan meluncurkan beragam merek dan membuat kitchen partner.
Mendapat Ilham
”Warteg itu ‘kan tempat yang menarik. Idealnya saya mau merapihkan mereka supaya tempatnya lebih bersih dan uangnya nanti datang dari advertising. Dari sana kita lihat yang butuh kita ga cuma warteg tapi juga small and medium resto,” ulas Peter kepada AGRINA.
Peter memang berpengalaman di bidang teknologi, periklanan, dan merek. Karena itulah ia ingin berbagi pengalaman dengan orang lain, “Saya seperti mendapat ilham atau wahyu supaya pengalaman saya dan keahlian lebih berguna untuk banyak orang. Itu kenapa namanya Wahyoo (dibaca wahyu) dan wahyu ‘kan nama yang lebih populer untuk orang indonesia. Nah kenapa o-nya 2, itu menunjukkan kalau kita perusahaan teknologi, seperti Google, Facebook, Yahoo,” ungkapnya tentang asal mula Wahyoo yang berdiri pada 2017.
Sukses dengan transformasi warteg, pria kelahiran 1983 ini merambah bisnis kuliner Ayam Goreng Bikin Tajir (BGBT) lalu mengeluarkan merek baru Ayam Paduka dan Bebek Goreng Bikin Tajir (BGBT) dengan memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Pengen bantu lebih banyak orang. Karena semakin kita banyak punya brand, makin banyak kesempatan kemitraan, jadi lebih banyak yang dapat penghasilan tambahan,” ungkapnya.
Ide Ayam Paduka dan BGBT muncul karena saat pandemi pendapatan mitra Wahyoo berkurang drastis akibat karantina. Wahyoo pun membantu menjualkan ayam dan bebek dengan memanfaatkan dapur mitra untuk berproduksi. Konsumen membeli ayam dan bebek melalui Gofood dan Grabfood.
“Mereka senang karena sebenarnya tinggal jual dan tidak ada risiko, kita yang kasih mereka order. Bahan baku dari Wahyoo. Nah, impact ke mitra ‘kan dapurnya tetap bisa masak terus. Makanya konsepnya Wahyoo Kitchen Partner. Jadi, dapurnya kita manfaatkan. Makanya kondisi pandemi, dapur mereka bisa tetap masak,” tambahnya.
Peter mengaku senang dengan kiprahnya saat ini karena membuka peluang besar untuk membantu banyak orang. Karena menurut suami Viona Rosalie itu, kesuksesan bukan melulu soal uang. “Sukses itu bagaimana bisa memberi dampak ke orang. Makanya, Namanya PT Wahyoo Saluran Berkat, menyalurkan berkat ke banyak orang,” ungkapnya semringah.
Hal ini pula yang melandasi nilai Wahyoo dengan ”Passion for Others”. “Peduli itu yang membuat kita empati kemudian kreatif dan inovatif. Wahyoo itu selalu dengerin orang dulu, mereka kesulitannya apa, berangkat dari kebutuhan mereka apa, kita berinvoasi buat apa,” pungkasnya.
Windi listianingsih dan Try Surya Anditya