Foto: - DOK. Politeknik AUP
Politeknik AUP melalui Unit Pembangunan Karakter (UPK, Unit of Character Building) memiliki peran dan kontribusi besar dalam rangka mempersiapkan taruna unggul
Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) (eks Sekolah Tinggi Perikanan) Jakarta merupakan Satuan Pendidikan Tinggi di bawah Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Politeknik AUP memiliki 6 Program Studi Sarjana Terapan dan 1 Program Studi Magister Terapan yang menempati 4 lokasi, yaitu Kampus Utama di Jakarta, Instalasi Praktik Lapang Kelautan dan Perikanan Serang-Banten, Instalasi Praktik Lapang Komunikasi dan Penyuluhan Perikanan Bogor-Jawa Barat, dan Instalasi Praktik Lapang Lampung dengan peserta didiknya berasal dari 34 provinsi di Indonesia.
Adapun Visi Politeknik AUP adalah “Menuju World Class Marine and Fisheries Vocational Institute” dengan branding sebagai Kampus Industri dan Bisnis Perikanan dengan terus bergerak Dinamis, Produktif, dan Bertalenta Global. Peduli Mutu dan Terus Berinovasi menjadi slogan yang tidak terpisahkan dari Insitusi Politeknik AUP melalui penguatan Pendidikan Vokasi, Penelitian Terapan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Salah satu indikator penting dan terbesar dalam mewujudkan visi tersebut adalah pada peserta didik (taruna dan mahasiswa) Politeknik AUP, yang jumlahnya kurang lebih 1.700 orang. Oleh karena itu, pendidikan karakter nasional menjadi kewajiban institusi dalam mengimplementasikannya kepada peserta didik.
Pendidikan karakter sebagai salah satu upaya meredam degradasi moral yang terjadi di era sekarang. Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, moral, watak, atau pendidikan etika yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik untuk memberikan keputusan bijak, memelihara apa yang telah terlaksana dengan baik, dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut, pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Pendidikan Karakter Peserta Didik
Eksistensi pendidikan karakter yang terinternalisasi dalam dunia pendidikan semakin diperkuat oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Masa Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Mengingat salah satu tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia yang berakhlak mulia, maka sangat tepat jika pendidikan dijadikan salah satu sarana dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter. Oleh sebab itu, sistem pendidikan, tenaga pendidik, dan peserta didik harus memiliki satu persepsi yang sama dalam konsep pendidikan yang dianut.
Politeknik AUP melalui Unit Pembangunan Karakter (UPK, Unit of Character Building) memiliki peran dan kontribusi besar dalam rangka mempersiapkan taruna unggul sehingga di masa mendatang menjadi kader pembangunan kelautan perikanan yang intektual dan mumpuni di bidangnya serta mempunyai moralitas yang tinggi.
Konsep LVE pada Pembina Taruna
Gagasan yang penulis sampaikan bertujuan mewujudkan taruna unggul melalui sistem pendidikan taruna yang digambarkan pada konsep LVE yaitu loyalty (loyalitas), visionary (visioner), dan examplary (memberikan teladan).
Loyalitas adalah konsep yang berkaitan dengan komitmen dan dedikasi kepada institusi dengan mendidik taruna sebagaimana aturan yang telah ditetapkan. Wujud dari loyalitas adalah rasa hormat, kepercayaan, serta menjadi nilai berharga dalam kehidupan. Loyalitas sendiri adalah sikap yang menuntut integritas dan konsistensi, di mana hal tersebut menjadi karakter penting yang harus dikembangkan setiap individu.
Visioner adalah konsep di mana seorang pembina taruna harus memiliki pandangan atau wawasan ke masa depan. Seorang pembina taruna yang visioner memiliki strategi yang tepat untuk langkah kedepannyadalam mewujudkan taruna yang berkarakter baik. Selain itu, pembina taruna dapat membaca potensi yang ada dan menyinergikannya serta mampu memberikan motivasi mengenai hal-hal yang sebaiknya dilakukan untuk keadaan mendatang.
Examplary adalah konsep terakhir yang dapat diterapkan oleh pembina taruna. Konsep ini merujuk pada sesuatu yang patut ditiru dengan baik untuk dicontoh misalnya tentang perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya.
Gagasan Pembinaan pada Student Individual Character
Karakter taruna merupakan komponen penting untuk mencapai kesuksesan dalam mendidik. Menurut US Military Academy dalam Gold Book- Character Program, terdapat lima aspek karakter yang secara konsisten diterapkan dan didefinisikan dalam Strategi Pembangunan Karakter (SPK), yakni moral, kewarganegaraan, sosial, performa, dan kepemimpinan.
Dalam strategi pembangunan karakter, program akademik, semimiliter, fisik, dan karakter secara langsung berkontribusi pada aspek karakter moral, kewarganegaraan, sosial, performa,dan kepemimpinan untuk setiap taruna. Tujuan dan sasaran pada program khusus karakter dapat disinkronkan dengan Buku Sistem Pembinaan Sikap dan Karakter Taruna (SPSKT).
Direktur dan seluruh sitivas akademik Politeknik AUP juga berbagi tanggung jawab dalam pembangunan karakter.Tetapi, UPK pada prinsipnya bertanggung jawab atas setiap kegiatan pengembangan karakter tersebut. Lebih lanjut, Senat Taruna, dalam hal ini Ketua Senat Taruna pada hakikatnya juga memiliki tanggung jawab atas seluruh kegiatan pembinaan karakter baik akademik maupun nonakademik.
Kemudian, pembina taruna juga memiliki tugas yang disinkronkan dengan beberapa stategi di atas, meliputi: (1) menjadikan taruna paham akan hakikatnya bahwa selama menempuh pendidikan di Politeknik AUP, dengan sistem semimiliter pada pendidikan vokasi; (2) membantu taruna dalam penilaian diri dan mengembangkan rencana untuk memperbaiki kekurangan yang teridentifikasi; (3) mendukung setiap tarunasaat berlatih dan meningkatkan karakter serta kepemimpinan mereka; serta (4) memegang tanggung jawab taruna untuk menyelesaikan tugas yang mereka tetapkan untuk pengembangan mereka sendiri.
Angkasa Putra, S.Tr.Pi., IPP., CPGAM.
Ketua Senat Taruna Kabinet Komando & Komandan Batalyon 07 Barracuda 2018-2019