Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Dalam menepis isu negatif terhadap minyak sawit, kampanye positif mesti terus disuarakan. Salah satunya yakni melalui produksi ‘Rendang Seasoning Mix Berbahan Non Dairy Creamer Sawit’, hasil penelitian Prof. Erliza Hambali dari Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB. Rendang masuk ke dalam jajaran masakan terenak di dunia. Pada 2017, CNN memasukkan rendang ke dalam World’s 50 Best Foods.

Prof Erliza menuturkan, melimpahnya produksi minyak sawit dari dalam negeri masih bisa ditingkatkan nilai tambahanya. Yakni dengan mengolah menjadi beragam produk seperti Non Dairy Creamer (NDC). NDC dan refined bleached deodorized palm oil (RBDPO), jelasnya, dapat dimanfaatkan sebagai subtitusi tepung santan dalam pengembangan produk rendah seasoning mix.

NDC memiliki kelebihan umur simpan yang lebih panjang serta mudah didistribusikan. Selain itu, aman bagi penderita lakose intolerance. Dari hasil analisis laboratorium, ungkap Prof Erliza, lemak trans tidak terdeteksi pada rendang seasoning mix krimer sawit.

NDC dari RBDPO 40% lebih murah dibandingkan dari NDC asal minyak kelapa. “Penggunaan rendang seasoning mix dapat memepercepat proses pemasakan rendang dari yang sekitar 3-4 jam menjadi 1 jam. Memasakan lebih praktir dan rasa masakan tetap enak,” tuturnya.

Sawit Sumbang Devisa Sebanyak US$35,5 Pada 2021
Sementara itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat sumbangan sawit sebagai penghasil devisa negara mencapai US$35.5 pada 2021. Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI menuturkan, tanpa minyak sawit, neraca perdagangan Indonesia hampir selalu defisit. Di sisi konsumsi, minyak sawit di dalam negeri digunakan untuk pangan dan oleokimia sebesar 36%, biodiesel sekitar 40%, dan sisanya diekspor sebagai penghasil devisa.

Try Surya A