Kamis, 30 Desember 2021

BPDPKS Catatkan Pungutan Sawit Rp69,726 Triliun hingga Desember 2021

BPDPKS Catatkan Pungutan Sawit Rp69,726 Triliun hingga Desember 2021

Foto: ANTARA foto/Muhammad Arif Pribadi
Sejak BPDPKS berdiri tahun 2015, pungutan ekspor sawit tahun 2021 ini merupakan angka tertinggi

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Kinerja penghimpunan dana BPDPKS tahun 2021 dari pungutan ekspor sawit mencapai Rp69,726 triliun hingga 17 Desember 2021.
 
Dalam konperensi pers yang dilaksanakan secara hybrid di Jakarta, Rabu 28 Desember 2021, Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman menjelaskan pungutan ekspor sawit tahun 2015 sebesar Rp. 6,902 triliun, tahun 2016 sebesar Rp11,687 triliun, tahun 2017 sebesar Rp14, 277 triliun, dan pada tahun 2018 mencapai Rp14,414 triliun. Sedangkan tahun 2019 hingga 2020 membukukan sebesar Rp20,277 triliun.
 
“Sejak BPDPKS berdiri tahun 2015, pungutan ekspor sawit tahun 2021 ini merupakan angka tertinggi yaitu Rp69,726 triliun,” ujar Eddy.
 
Lebih lanjut Eddy menerangkan dana tersebut digunakan untuk menjalankan program-program BPDPKS yang meliputi pemberian dukungan untuk program mandatori biodiesel, peremajaan sawit rakyat, penyediaan sarana dan prasarana kelapa sawit, penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, serta program promosi dan kemitraan,” lanjut Eddy.
 
Lebih dalam Eddy memaparkan, pada periode perlambatan ekonomi yang ekstrem seperti yang dialami Indonesia akibat kemunculan Covid-19 tahun 2020, industri sawit adalah satu dari sedikit kegiatan ekonomi yang masih berjalan dengan baik dan menyumbangkan kekuatan finansial bagi Indonesia. 
 
Kegiatan operasional di perkebunan kelapa sawit tetap berjalan normal dengan tetap memberlakukan protokol Kesehatan yang ketat sehingga petani dan tenaga kerja di sektor sawit tetap terjamin kesejahteraannya di tengah masa pandemi. Disamping itu tentunya, keberhasilan pemerintah yang terus konsisten dalam implementasi seluruh program kerja BPDPKS sehingga dapat terlaksana pada tahun 2021.
 
Seluruh kegiatan prioritas yang dilakukan oleh BPDPKS ditujukan dalam rangka pengembangan kelapa sawit berkelanjutan dengan tujuan utama menjaga stabilisasi harga dan efisiensi biaya produksi yang dilakukan melalui penciptaan kualitas produk yang unggul, kepastian supply, kepastian pasar dan tersedianya infrastruktur yang mendukung, utamanya untuk melakukan transformasi kesejahteraan rakyat melalui industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
 
Eddy berharap capaian ini dapat terus ditingkatkan di tahun 2022 dengan dukungan seluruh stakeholder industri sawit Indonesia. 
 
Brenda A
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain