Rabu, 15 Desember 2021

Berlaku Januari 2022, Pemerintah Cabut Aturan Wajib Kemas Minyak Goreng Sawit

Berlaku Januari 2022, Pemerintah Cabut Aturan Wajib Kemas Minyak Goreng Sawit

Foto: Istimewa
Pencabutan dilatarbelakangi tingginya harga minyak kelapa sawit mentah (CPO)

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Direktur   Jenderal   Perdagangan   Dalam   Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyampaikan, Pemerintah mencabut kebijakan minyak goreng dalam Kemasan   yang   akan   mulai   diberlakukan pada 1 Januari 2022.
 
Pencabutan tersebut dilatarbelakangi tingginya harga minyak kelapa  sawit  mentah (CPO) dan melihat kondisi Indonesia yang masih dalam masa pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. “Pemerintah sangat memahami kondisi yang terjadi saat ini, dimana di tengah upaya pemulihan ekonomi  akibat  pandemi  Covid-19,  masyarakat  dihadapkan  pada  tingginya  harga  minyak  goreng yang terjadi beberapa waktu ini dan seiring dengan naiknya harga CPO internasional,” ujar Oke dalam konferensi pers virtual di Jakarta (10/12).
 
Menurut  Oke,  saat  ini  tengah  terjadi  kondisi supercycleyang  memicu  naiknya  harga-harga komoditasbarang kebutuhan pokok. Hal ini dikarenakan peningkatan permintaan yang tidak dibarengi dengan suplai yang mencukupi.  Salah  satu  komoditas yang  terdampak  dari  kondisi  ini  adalah minyak  goreng berbahan baku CPO  yang  harganya  saat  ini  mengalami kenaikan.
 
“Saat  ini  harga  CPO  internasional berkisar USD1.305/ton  atau  naik  27,17% dibandingkan harga pada awal 2021. Kenaikan harga ini memicu naiknya harga minyak goreng dalam negeri ke angka  Rp19.500/liter  untuk  minyak  goreng  kemasan  dan  Rp17.600/liter  untuk  minyak  goreng curah,” jelas Oke.
 
Ia mengungkapkan, untuk tetap menjaga keseimbangan pasokan dan kebutuhan minyak goreng dalam  negeri  sekaligus  menjaga  daya  beli  masyarakat  yang  terdampak  pandemi, Pemerintah mengambil  langkah memberikan  ruang  penjualan  minyak  goreng  tidak  hanya  dalam bentuk   kemasan.
 
Saat   ini   Pemerintah   lebih   mengedepankan   pendekatan   melalui edukasi masyarakat agar beralih ke minyak goreng dalam kemasan. Hal ini mengingat penggunaan minyak goreng  kemasan  lebih  memenuhi  syarat  kesehatan  dan  dari  sisi  harga  lebih  stabil  dibandingkan minyak goreng curah.
 
“Kami akan mengambil langkah lain untuk mengedukasi masyarakat agar perlahan mulai beralih ke  penggunaan  minyak  goreng  dalam  kemasan.  Hal ini tidak lain dalam rangka penyediaan pangan yang berkualitas,” tambah Oke.
 
Sebelumnya  pengaturan  terkait minyak goreng sawit  dalam kemasan  diatur  dalam  Peraturan Menteri  Perdagangan  Nomor  36  Tahun  2020  tentang Minyak  Goreng  Sawit  Dalam  Kemasan. Dalam  peraturan  tersebut terdapat  kewajiban  pelaku  usaha  untuk  memperdagangkan  minyak goreng dalam kemasan dan melarang peredaran minyak goreng curah.
 
“Saat ini Pemerintah tengah mempersiapkan peraturan pengganti untuk segera diterbitkan dalam waktu  dekat.  Namun  demikian, kami  akan  tetap  menekankan  para  pelaku  usaha  minyak  goreng untuk tetap menjaga pemenuhan kebutuhan minyak goreng kemasan dalam negeri dengan harga terjangkau, termasuk untuk pemenuhan  kebutuhan industri termasuk  UKM sekitar 32% dari total kebutuhan nasional sekitar 5,06 juta ton per tahun,” pungkasnya.
 
Try Surya A
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain