Minggu, 22 Agustus 2021

Melirik Budidaya Lele Mutiara di Desa Sumurgede Karawang

Melirik Budidaya Lele Mutiara di Desa Sumurgede Karawang

Foto: Istimewa
Lele Mutiara diperoleh dari hasil persilangan empat strain lele Afrika di Indonesia

Karawang (AGRINA-ONLINE.COM). Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) selaku Unit Eselon I KKP, berperan merealisasikan kampung perikanan budidaya dengan mengembangkan beragam kampung perikanan. Salah satunya Kampung Lele di Desa Sumurgede, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat sejak Juni 2021. 
 
Karawang merupakan daerah potensial dalam mengembangkan budidaya perikanan. Tercatat pada 2018, Karawang memiliki 18.275,00 ha tambak, 1.088,80 ha kolam air tenang, serta 148 unit kolam jaring apung. Hal ini menunjukkan Karawang memiliki potensi perikanan budidaya dengan penghasilan yang cukup besar, dengan keuntungan berkisar Rp5 juta - Rp13 juta dalam berbudidaya lele. 
 
Di Kampung Lele Desa Sumurgede, penduduk membudidayakan lele Mutiara (Bermutu Tiada Tara), yang merupakan strain unggulan hasil penelitian Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI). 
 
Proses pemuliaan lele Mutiara dilakukan sejak 2015. Lele ini dihasilkan dari seleksi persilangan empat strain lele Afrika yang ada di Indonesia, yakni, lele Mesir, lele Phyton, lele Sangkuriang, dan lele Dumbo. 
 
Lele Mutiara telah dilepaskan ke masyarakat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 77/KEPMEN-KP/2015. Keunggulan dari lele Mutiara adalah laju pertumbuhan tinggi  berkisar 10-40% lebih tinggi daripada jenis lain, lama pemeliharaan singkat,  pembesaran benih tebar berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm dengan padat tebar 100 ekor/m2 berkisar 40-50 hari, sedangkan pada padat tebar 200-300 ekor/m2 berkisar 60-80 hari.
 
Keseragaman ukuran pun relatif tinggi, tahap produksi benih diperoleh 80-90% benih siap jual dan pemanenan pertama pada tahap pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi sebanyak 70-85, begitu juga Rasio konversi pakan (FCR - Feed Conversion Ratio) relatif rendah, antara 0,6-0,8 pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran. 
 
Lele Mutiara juga memiliki daya tahan yang relatif tinggi terhadap penyakit  dengan sintasan (SR = Survival Rate) pendederan benih berkisar 60-70% pada infeksi bakteri Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik). Ikan unggulan ini juga memiliki produktivitas relatif tinggi pada tahap pembesaran, mencapai 20-70% lebih tinggi daripada benih-benih strain lain. 
 
Dari hasil uji lapang juga menunjukkan hasil yg konsisten (stabil). Benih lele Mutiara memiliki performa pertumbuhan dan parameter-parameter produktivitas yg selalu lebih tinggi (unggul) serta keuntungan usaha 2-9 kali lipat daripada benih-benih pembandingnya, sehingga sesuai untuk digunakan dalam usaha pembesaran di berbagai lokasi dan sistem pembesaran.
 
Try Surya A
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain