Senin, 12 Juli 2021

Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflok Lebih Menguntungkan

Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflok Lebih Menguntungkan

Foto: Istimewa
20 ribu ekor benih lele berpotensi hasilkan 1,8 ton ikan.

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Budidaya ikan sistem bioflok menjadi salah satu inovasi teknologi yang diperkenalkan kepada masyarakat sebagai salah satu solusi menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan ke depan.

 

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, TB Haeru Rahayu mengatakan, subsektor perikanan budidaya menjadi salah satu fokus Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi, sekaligus ketahanan pangan masyarakat. Menurut Tebe, komoditas ikan air tawar seperti lele memiliki potensi keberlanjutan usaha yang tinggi lantaran pangsa pasar yang tidak pernah kekurangan peminat.

 

Mendorong hal tersebut, KKP memberikan paket bantuan budidaya ikan sistem bioflok yang merupakan program prioritas. Harapannya, dapat menjadi salah satu pengungkit ekonomi masyarakat khususnya pembudidaya.

 

Tebe menilai bahwa diperlukan manajemen usaha yang baik agar usaha yang dijalankan dapat berkesinambungan dan kapasitas usaha dapat berkembang menjadi lebih besar di masa mendatang.

 

Salah satu penerima paket bantuan budidaya Ikan Lele sistem bioflok KKP pada 2020, Koperasi Serba Usaha (KSU) Central Lele di Desa Panji Lor, Kabupaten Situbondo. Ahmad Basri selaku Ketua KSU Central Lele telah mulai menjalankan usaha budidaya Ikan Lele sejak 2010 dan merasakan manfaat yang berlipat dari usaha budidaya ikan sistem bioflok yang kini ditekuninya.

 

“Budidaya Ikan Lele menggunakan sistem bioflok ini merupakan teknologi yang baru bagi anggota kelompok kami, sehingga wajar apabila timbul beberapa kendala pada siklus penebaran pertama seperti masalah kualitas air hingga pertumbuhan ikan yang lambat. Namun seiring berjalan waktu dan bimbingan dari tim Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, kami telah berhasil mengatasi kendala-kendala tersebut,” terang Basri.

 

Basri menyebutkan bahwa kelompoknya mendapatkan bantuan berupa 8 unit kolam bulat berdiameter 3 meter, 24 ribu ekor benih Ikan Lele, pakan dan obat ikan, sistem aerasi, serta sarana penunjang operasional lainnya. Dari bantuan tersebut, total hasil panen perdana yang dihasilkan di KSU Central Lele mencapai 2 ton dengan nilai ekonomi yang diraup mencapai  Rp26 juta.

 

“Setelah panen siklus pertama selesai, kami melanjutkan untuk usaha siklus kedua dengan menebar benih lele sebanyak 20 ribu ekor dan telah berhasil panen parsial pertama sebanyak 384 kg. Dari penebaran kedua ini kami menargetkan untuk dapat menghasilkan 1,8 ton Ikan Lele bernilai jual mencapai Rp29,7 juta dengan asumsi harga jual Rp16.500 per kg,” papar Basri.

 

Pada 2020 BPBAP Situbondo menyalurkan paket bantuan budidaya ikan sistem bioflok kepada 7 Pokdakan di Provinsi Jawa Timur dengan total nilai bantuan sebesar Rp1,12 miliar. Untuk tahun 2021, BPBAP Situbondo kembali akan menyalurkan 12 paket bantuan kepada sejumlah Pokdakan di Provinsi Jawa Timur.

 

Try Surya A

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain