Selasa, 15 Juni 2021

ARLI : Bali Berpotensi Kembangkan Kembali Rumput Laut

ARLI : Bali Berpotensi Kembangkan Kembali Rumput Laut

Foto: Istimewa/Grid.Id
Produksi rumput laut Provinsi Bali pada 2019 mencapai 849,66 ton . Namun menurun di 2020 menjadi hanya 149 ton.

Denpasar (AGRINA-ONLINE.COM). Terpuruknya perekonomian Bali selama pandemi berimbas pada kesejahteraan masyarakat lokal. Sektor pariwisata yang menjadi andalan, tampaknya belum cukup kuat untuk menopang kembali roda perekonomian.
 
Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), Safari Aziz mengimbau, agar Bali dapat membangkitkan kembali usaha di sektor akuakultur, utamanya pengembangan budi daya rumput laut. "Sebaiknya Bali tetap mengembangkan sektor pariwisata dengan sektor-sektor lainnya secara paralel. Untuk rumput laut sendiri, Bali merupakan wilayah yang sangat berpotensi," ungkapnya seusai bertemu Ketua Umum Kadin Bali, Made Ariandi di Denpasar, Senin (14/6).
 
Ia mengatakan, Bali merupakan daerah yang pertama membudidayakan Rumput Laut jenis Eucheuma Spinosum dan Eucheuma Cottonii pada awal 1980-an. Kemudian diikuti oleh Provinsi Sulawesi Selatan dan beberapa Provinsi lainnya di Indonesia.
 
Di samping itu, Bali juga pernah menjadi tempat penyelenggaraan pertemuan rumput laut dunia, the 21st International Seaweed Symposium (ISS) pada 2013 yang dihadiri oleh peneliti, pengusaha, pemerhati serta pembuat kebijakan dari 50 negara.
 
Di Bali, lanjut Safari, budidaya rumput laut pernah menjadi sumber penghasilan masyarakat di Pesisir Nusa Dua dan Pulau-Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. ARLI akan mendorong adanya perluasan wilayah budidaya rumput laut untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, membantu pemulihan ekonomi Bali, selain juga untuk meningkatkan ekspor rumput laut.
 
Berdasarkan data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), produksi rumput laut Provinsi Bali pada 2019 mencapai 849,66 ton (basah). Namun menurun di 2020 menjadi hanya 149 ton (basah).
 
"Selama ini kami mendapat laporan jika memang ada tantangan yang ditemui untuk mengembangkan rumput laut di Bali, di antaranya karena bersinggungan dengan area pariwisata atau hotel," kata dia.
 
Menurut Safari, pengaturan zonasi menjadi sangat penting dilakukan untuk mengakomodir kepentingan usaha pariwisata dan budi daya rumput laut. ARLI berharap agar dibuat tata ruang wilayah antara budidaya rumput laut, lalulintas laut, perhotelan atau resort serta objek wisata lainnya yang disepakati bersama Pemerintah Daerah Kabupaten, Kota dan Provinsi bersama Kementerian dan lembaga terkait, Kadin Bali serta ARLI.
 
"Sebenarnya bisa digabung menjadi semacam  eco-wisata, sehingga tak harus bersinggungan satu sama lain. Banyak turis yang tidak hanya mencari keindahan alam, tetapi juga kearifan budaya lokalnya termasuk kegiatan usahanya," tandas dia.
 
Besarnya potensi rumput laut di Bali, diharapkan dapat membangkitkan kembali perekonomian masyarakat. Setelah menggandeng Kadin Bali, ARLI menyatakan kesiapannya untuk bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk menindaklanjuti upaya pengembangan rumput laut.
 
Try Surya A

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain