Sabtu, 2 Januari 2021

HORTIKULTURA : Cara Mudah Berhidroponik Bawang Merah

HORTIKULTURA : Cara Mudah Berhidroponik Bawang Merah

Foto: Dok. Pribadi
Bawang merah hidroponik umur 8 minggu setelah tanam

Tanam bawang merah di pekarangan rumah bisa mengurangi pengeluaran uang belanja.


Selama ini kita lebih banyak melihat budidaya hidroponik untuk menanam berbagai sayuran daun, seperti selada, kangkung, pakcoy, daunt mint, dan masih banyak lagi. Sayuran umbi, seperti bawang merah, juga baik ditanam secara hidroponik.
 
Bila ibu-ibu rumah tangga di perkotaan mau menanam salah satu bumbu utama ini tentu akan menguntungkan bagi pemenuhan kebutan sendiri. Apalagi saat harganya melambung, para ibu bisa berhemat uang belanja.

Dalam acara literasi virtual tentang hidroponik beberapa waktu lalu, Emi Sugiartini, peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta, mengungkap, budidaya hidroponik bawang merah cukup strategis untuk dikembangkan di DKI Jakarta atau kota-kota besar lainnya dengan lahan terbatas.
 
Cara paling tepat dan efisien adalah menggunakan sistem hidroponik dengan memanfaatkan pekarangan rumah, balkon, juga dak.

Arivin Rivaie, Kepala BPTP Jakarta, menjelaskan, sistem hidroponik memang bukan hal baru, tetapi masih banyak masyarakat kota yang belum memahami caranya.
 
Selain itu, budidaya hidroponik juga menguntungkan karena hasil sayurannya lebih segar, tidak tercemar limbah, dan penggunaan lahan lebih efisien. “Hidroponik sangat cocok untuk wilayah perkotaan atau konsep pertanian perkotaan,” cetusnya.

Dan menariknya lagi, imbuh Arivin, tanaman hidroponik juga menyimpan potensi besar untuk dijadikan bisnis. Ada 41 gerai swalayan membutuhkan tanaman hidroponik untuk wilayah Jakarta. Kebutuhan sayuran hidroponik per bulan kurang lebih 3 ton, tetapi jumlah tersebut masih belum terpenuhi.
 
“Kebutuhan sayuran hidroponik jauh dari kata cukup atau belum memenuhi kebutuhan masyarakat kota. Ini merupakan peluang besar bagi bisnis hidroponik yang masih terbuka lebar,” ulas doktor ilmu tanah lulusan Universitas Massey, Wellington, Selandia Baru, itu.


Sistem dan Cara Merakit DFT

Emi menerangkan, cara budidaya hidroponik sangat mudah. Bahan yang dibutuhkan dalam budidaya adalah paralon, netpot (pot kecil khusus hidroponik), rockwool (media tanam hidroponik yang dibuat dari serat batu), arang sekam dan zeolit, umbi bibit, serta nutrisi AB Mix.
 
Sistem hidroponik yang digunakan adalah Deep Flow Technique (DFT). Pada sistem DFT ini nutrisi tergenang pada instalasi dan tersirkulasi dengan aliran pelan. Sistem ini menggunakan listrik sebagai penggerak pompa agar dapat dengan mudah mensirkulasikan nutrisi ke seluruh tanaman.

Letak perbedaan DFT dengan Nutrient Film Technique (NFT) terletak pada sistem instalasi. NFT lebih miring instalasinya, sedangkan DFT tidak miring atau datar. DFT  mempertahankan nutrisi untuk tergenang.
 
Ketinggian nutrisi dalam instalasi sekitar 4-6 cm. DFT membutuhkan listrik 24 jam, tetapi saat listrik mati tanaman masih dalam kondisi aman karena genangan nutrisi tersimpan di paralon atau pipa.

“Sistem hidroponik DFT tidak menggunakan sumbu. Nutrisi dapat menyerap dari lubang tanam net pot,” terang alumnus S1 Jurusan Budidaya Tanaman, Faperta, Universitas Pembangunan Nasional, Surabaya itu.

Peneliti muda tersebut mengatakan, di antara beberapa sistem hidroponik, DFT termasuk yang lebih banyak digunakan warga karena lebih mudah merakitnya.
 
Pertama, buat terlebih dahulu rak atau kerangka dari kayu untuk menopang paralon dengan model seperti jemuran. Ukuran dapat dibuat perkiraan lebar 350 cm dengan panjang penopang pipa 370 cm, tinggi rak 180 - 200 cm. Pasang paralon pada rak kayu, posisi paralon mendatar, lalu jarak paralon atas dan bawah sepanjang 30 cm.

Paralon untuk tanaman dengan ukuran satu meter. Lubangi paralon dengan diameter 2 inci atau sesuaikan dengan ukuran netpot yang digunakan. Sedangkan jarak antarlubang 10 -15 cm. Ujung paralon diberi penutup dan lubangi bagian tengahnya dengan ukuran 0,5 inci untuk menyalurkan nutrisi. Tutup ujung semua pipa yang tersusun di rak.

Proses aliran nutrisinya, yaitu pompa dipasang dengan selang panjang ke ujung paralon paling atas. Nutrisi dari atas ke pipa satu, melalui pipa kedua dan berakhir ke penampungan. “Sistem nutrisi tersirkulasi dari atas ke bawah,” jelas alumnus S2 Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB University ini.  


Cara Budidaya

Emi memaparkan langkah budidaya bawang merah hidroponik. Pertama, persiapkan media tanam zeolit dan arang sekam lalu campur kedua bahan tersebut. Zeolit dan arang sekam sangat bagus untuk pertumbuhan bawang merah dan hasilnya memuaskan.
 
“Dalam pengujian BPTP hanya menggunakan zeolit mendapatkan berat 50,9 g umbi/pot, sedangkan arang sekam saja 38 g. Kedua bahan tersebut digabungkan mendapatkan berat 53,48 g/pot lebih berat,” terang ibu kelahiran Malang tersebut.

Setelah itu, masukkan campuran arang sekam dan zeolit ke dalam netpot. Netpot dengan lubang besar berikan rockwool terlebih dahulu agar dapat menampung campuran arang sekam dan zeolit. Varietas benih dapat dipilih sesuai kebutuhan.

Varietas trisula menghasilkan bobot basah 43,73 g/pot dengan jumlah umbi rata-rata 6,09/tanaman. Varietas sembrani membentuk umbi seberat 52,43 g/pot dengan jumlah umbi 6,6/tanaman. Benih bisa didapatkan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang, Bandung. Atau kalau tidak tersedia, bisa juga varietas lain.

“Benih hasil dari hidroponik bisa disimpan selama 3 bulan dan dapat ditanam kembali. Harapannya dapat menanam benih milik sendiri karena benih cukup susah didapat dengan hasil cukup optimal,” jabar ibu tiga anak tersebut.

Setelah itu, rinci Emi, potong ujung umbi bibit agar tunas cepat tumbuh. Masukkan dua umbi ke netpot dengan ujung yang dipotong berada di atas. Letakkan netpot ke media tanam DFT yang sudah berisi nutrisi AB Mix. Kebutuhan nutrisi pada tanaman bawang ini kurang lebih 1.000-1200 ppm.

“Pertumbuhan bawang merah secara optimal butuh 70% sinar matahari. Menanam bawang merah harus perhatikan kondisi iklim,” terang ibu kelahiran April 1967 tersebut.

Seminggu setelah tanam, bibit akan tumbuh membentuk daun kurang lebih 15 cm. Pemberian nutrisi pada minggu pertama setelah tanam kurang lebih 500 ppm, minggu kedua 700 ppm. “Setiap minggunya meningkat 200 ppm sampai 1.200 ppm dan siap panen. Nutrisi hidroponik pakai merek apa saja dan mudah ditemukan,” pungkasnya.



Sabrina Yuniawati

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain