Minggu, 22 Nopember 2020

Menko Perekonomian RI Akan Buka 16th IPOC & 2021 Price Outlook

Menko Perekonomian RI Akan Buka 16th IPOC & 2021 Price Outlook

Foto: GAPKI
Press Conference Penyelenggaraan IPOC 2020. Kiri-kanan: Agam Fatchurahman (Wasekjen GAPKI), Joko Supriyono (Ketua Umum GAPKI), Mona Surya (Ketua IPOC 2020)

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Pandemi Covid-19 telah merubah gaya hidup dan gaya kerja semua orang di dunia. Di samping itu interaksi sosial secara langsung menjadi sangat terbatas, sehingga komunikasi sangat mengandalkan teknologi digital. Baik untuk kegiatan bisnis, belajar mengajar, maupun kegiatan lainnya.
 
Menyesuaikan situasi kehidupan normal baru (new normal), GAPKI siap menyelenggarakan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) untuk pertama kalinya secara virtual. IPOC merupakan konferensi industri minyak sawit terbesar dunia, yang memberikan informasi perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini serta menganalisis tren harga minyak sawit ke depan.
 
16th Indonesian Palm Oil Conference and 2021 Price Outlook akan diselenggarakan pada tanggal 2 - 3 Desember 2020 secara virtual, dengan mengusung tema “Palm Oil Industry in the New Normal Economy”. Tema ini diangkat secara khusus untuk membahas lebih komprehesif mengenai strategi pemulihan ekonomi di era New Normal.
 
Konferensi selama dua hari ini juga akan membahas rencana pemulihan ekonomi Indonesia secara makro dengan berbagai kebijakan moneter, fiskal, dan kebijakan pengembangan energi terbarukan. Dunia industri tentunya sangat terpengaruh oleh setiap kebijakan yang dibuat pemerintah, sehingga pemahaman akan kebijakan-kebijakan baru akan membantu dalam menentukan strategi bisnis perusahaan ke depan. Selain itu juga dibahas peluang pasar minyak sawit dunia di beberapa negara tujuan utama ekspor, supply and demand minyak nabati dunia, tren pasar global, dan proyeksi harga minyak sawit untuk tahun berikutnya.
 
IPOC tahun ini rencananya akan dibuka Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI yang sekaligus memberikan Special Keynote Speech. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI juga dijadwalkan memberikan Special Address terkait iklim investasi Indononesia pasca pandemi Covid-19.
 
Sudah menjadi tradisi bagi IPOC menghadirkan pembicara-pembicara ahli senior dunia untuk menguak trend harga, seperti Dorab Mistry (Godrej International Ltd), James Fry (LMC International) dan Thomas Mielke (Oil World).
 
IPOC merupakan wadah para pelaku bisnis dan pemangku kepentingan (stakeholders), pemilik, CEO dan eksekutif, dan para pengambil kebijakan baik tingkat nasional maupun internasional, untuk bersama-sama membahas isu-isu strategis di seputar industri kelapa sawit dari hulu sampai ke hilir. IPOC juga merupakan media bagi para pelaku usaha untuk memperluas jaringan usahanya baik melalui program sponsorship maupun jaringan komunikasi virtual yang disediakan panitia.
 
Animo masyarakat baik dari Indonesia maupun luar negeri akan konferensi ini selalu meningkat setiap tahunnya. Tahun lalu penyelenggaraan konferensi ini dihadiri lebih dari 1500 peserta dari 25 negara (di luar tamu undangan khusus dan pengunjung). Tahun ini yang penyelenggaraan pertama dilakukan secara online, kami membatasi maksimum peserta yang akan hadir 1000 peserta yang berasal dari lebih dari 25 negara di dunia. Saat ini kuota tempat duduk telah mencapai hampir 850 peserta, ini menunjukkan animo masyarakat tetap tinggi.
 
Industri Sawit Tidak Goyah
 
Pandemi Covid-19 telah berdampak kepada ekonomi dan perdagangan secara global. Beberapa negara bahkan telah mengalami resesi ekonomi sehingga perlambatan ekonomi dan pembangunan juga tidak terhindari. Saat ini semua negara sedang berlomba-lomba menyusun strategi untuk memulihkan ekonomi di negaranya masing-masing termasuk Indonesia. Kita juga menyaksikan fluktuasi harga berbagai komoditas, bahkan harga minyak mentah pun jatuh pada titik terendah.
 
Industri sawit menjadi salah satu industri yang tidak terpengaruh signifikan. Sebab perkebunan kelapa sawit rata-rata berada di lokasi terpencil, kegiatan operasional tetap berjalan normal dengan menerapkan protokol kesehatan. Meskipun begitu kekhawatiran tetap saja ada lantaran menurunnya daya konsumsi akibat perlambatan ekonomi yang mempengaruhi permintaan secara global.
 
Hukum ekonomi berlaku, yakni harga menjadi turun/murah ketika Demand yang menurun dan produksi yang meningkat. Maka itu, diperlukan strategi tepat untuk menjaga kestabilan harga dan daya saing dalam situasi yang tidak pasti ini.
 
Try Surya A
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain