Senin, 14 September 2020

SUPM Bone Panen 9 Ton Udang dengan Busmetik dan Ekspor 15 Ton Baby Tuna Beku ke Jepang

SUPM Bone Panen 9 Ton Udang dengan Busmetik dan Ekspor 15 Ton Baby Tuna Beku ke Jepang

Foto: Istimewa
Panen udang mencapai 9 ton dengan size 50-55, sementara ekspor baby tuna olahan mencapai 15 ton ke Jepang

Bone (AGRINA-ONLINE.COM). Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Bone memanen udang vaname (Lithopenaeus vannamei) dengan sistem Busmetik dan Ekspor Produk Ikan Beku Tuna Tongkol Cakalang (TTC), Sabtu (13/9).
 
Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan panen dan berharap kegiatan ini dapat dijadikan sebagai kegiatan rutin di seluruh satuan pendidikan KP. “Jadikan kegiatan ini menjadi sebuah tradisi di seluruh satuan pendidikan KP.
 
Ia menambahkan, Bone berada pada wilayah perairan WPPNRI 713 (Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali) yang kaya akan sumber daya perikanan seperti ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan karang, ikan demersal, udang penaeid, cumi-cumi, rajungan, kepiting, lobster, dan serta rumput laut. 
 
Potensi sumber daya perikanan tersebut harus didukung dengan diversifikasi produk dapat meningkatkan nilai tambah produk perikanan di WPPNRI 713. Upaya ini menjadi salah satu penggerak sektor ekonomi untuk berkontribusi dalam peningkatan kemakmuran masyarakat pesisir dan berperan cukup signifikan dalam ekonomi nasional.
 
“Sekolah kita harus mampu menciptakan wirausaha untuk membangkitkan industri kelautan dan perikanan melalui pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, peningkatan kualitas mutu produk dan nilai tambah untuk peningkatan investasi dan ekspor hasil perikanan dan kelautan,” ucap Sjarief.
 
Pada kesempatan tersebut, Kepala SUPM Bone, Nurdin Kasim, menyampaikan bahwa panen hari ini berasal dari dua petak tambak SUPM Bone dengan luasan per petak 1.700 meter persegi, dengan padat tebar sekitar 117 ekor per meter persegi, nilai konversi pakan atau feed conversion ratio (FCR) 1,3 dan  tingkat kehidupan udang atau survival rate (SR) sebesar 100 persen.
 
Teknologi busmetik sangat cocok untuk budidaya udang vaname karena udang vaname dapat dipelihara dalam kepadatan tinggi, di atas 100 ekor/meter kubik. Selain itu, udang vaname memiliki pertumbuhan lebih cepat, lebih tahan terhadap penyakit, dan memiliki segmen pasar yang fleksibel. Udang vaname juga memiliki pasaran yang luas di tingkat internasional. 
 
“Total panen kali ini mencapai 9 ton dengan size 50-55. Untuk data ekspor pengolahan Tuna Tongkol Cakalang (TTC), SUPM Bone mengekspor 15 ton baby tuna yang diolah dalam bentuk beku utuh dengan tujuan negara ekspor Jepang,”jelas Nurdin.
 
Dalam menciptakan kegiatan panen budidaya udang busmetik dan ekspor TTC, dijelaskan Nurdin diperlukan kerja sama, kerja keras, support dan saling memiliki terhadap produk yang di kelola. Pasalnya, kegiatan budidaya udang sangat tergantung dengan adanya perubahan musim. 
 
Try Surya A
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain