Foto: Istimewa
Provinsi Jabar berkontribusi sekitar 18% dari total ekspor ubi jalar secara nasional
Bandung (AGRINA-ONLINE.COM). Ekspor komoditas pertanian yang terus berjalan salah satunya ubi jalar dari Jawa Barat (Jabar) ke Hongkong. Pelepasan ekspor sebanyak 30 ton ini dilakukan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementan, Amirudin Pohan, Bupati Bandung Dadang Supriatna dan juga turut hadir serta jajaran Forkopimda Provinsi Jabar dan Kabupaten Bandung.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyatakan ekspor ubi jalar ini sebagai bukti ketahanan pangan tidak terkendala pandemi Covid 19 bahkan Indonesia bisa melakukan ekspor karena produksi dalam negeri yang baik. Untuk terus menggairahkan ekspor, perlu kerjasama petani dengan kelompok pembeli.
“Kami sedang menyiapkannya dan kami akan kembangkan resi gudang 4.0, kembangkan toko online supaya pertanian menjadi modern dengan serba digital,” ujar Ridwan Kamil di tengah pelepasan ekspor di Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Selasa (8/9).
Kang Emil, sapaannya, mengingatkan, petani harus memastikan serapi mungkin produk pangan yang diekspor. Harus bisa memisahkan produk yang bagus dan jangan sampai tiba di negara tujuan ada masalah.
“Titip Kabupaten Bandung fokus pada pertanian dan pariwisata. Covid mengajarkan kita yang bertahan adalah pertanian. Terakhir saya mendorong pemuda mulai terjun di pertanian jadi petani milenial, tinggal di desa, rejeki kota dan bisnis mendunia,” imbuhnya.
Bupati Bandung Dadang Supriatna menambahkan, petani Kabupaten Bandung sangat akrab bertani ubi yang sering disebut ubi Cilembu, hampir di delapan kecamatan membudidayakannya. Hongkong sebagai salah satu tujuan ekspor memang mengkonsumsi ubi dan talas.
“Di luar negeri sumber konsumsi karbohidrat sudah bergeser pada ubi dan talas, diolah jadi berbagai masakan dan tepung. Ke depan ekspor tidak hanya gelondongan tapi kita siapkan bentuk tepungnya,” tuturnya.
Di tempat sama Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementan, Amirudin Pohan menuturkan, ekspor pertanian masih bisa tumbuh 14% di tengah pandemi. Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, strategi peningkatkan ekspor yaitu harus tingkatkan produksi 7% dan menjaga agar kehilangan di bawah 10% dan terakhir melalui Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).
Ia berharap petani Jabar khususnya Kabupaten Bandung bisa menggaet hilirnya untuk ekspor. Ekspor ubi jalar secara nasional tahun 2020 hingga Juli sebesar 9.000 ton. Sebagai informasi, Provinsi Jabar berkontribusi sekitar 18% dari total ekspor ubi jalar secara nasional. Tahun ini tercatat 1.100 ha bantuan budidaya ubi jalar yang dialokasikan untuk Provinsi Jabar. Rata-rata produktivitas ubi jalar saat ini 20 ton/ha,
Di kesempatan lain, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan, ubi jalar memiliki pangsa pasar yang bagus untuk ekspor sehingga yang perlu disiapkan adalah kontinuitas produksi dan jaminan mutu.
Try Surya A