Kamis, 13 Agustus 2020

Ekspor Sawit Naik Diiringi Harga Membaik

Ekspor Sawit Naik Diiringi Harga Membaik

Foto: GAPKI
Nilai ekspor naik dari USD1,474 miliar menjadi USD1,624 miliar

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Produksi CPO pada Juni adalah 4.096 ribu ton atau naik 13,5% dibandingkan Mei 2020. Sementara dari sisi konsumsi, dalam negeri turun 3,5% menjadi 1.331 ribu ton, namun ekspor naik signifikan 13,9% menjadi 2.767 ribu ton.
 
“Harga CPO menunjukkan kenaikan dari rata-rata USD526 di Mei menjadi USD602 per ton-Cif Rotterdam pada di Juni,” jelas Joko Supriyono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dalam keterangan resminya secara daring, Rabu (12/8).
 
Nilai ekspor, lanjut dia, naik dari USD1,474 miliar menjadi USD1,624 miliar. Dibandingkan Januari-Juni 2019, produksi CPO dan PKO Januari-Juni 2020 lebih rendah sebesar 9,2% atau sebesar 23.504 ribu ton. Untuk konsumsi dalam negeri, sebesar 8.665 ribu ton atau 2,9% lebih tinggi. Volume ekspor sejumlah 15.503 ribu ton atau 11,7% lebih rendah dan nilai ekspornya 6,4% lebih tinggi senilai USD 10.061 juta.
 
Tingginya produksi Juni ketimbang Mei 2020 diduga lantaran carry over produksi Mei yang terkendala lebaran dan sebagian provinsi telah masuk ke periode tren produksi naik. “Konsumsi dalam negeri Juni yang masih lebih rendah dibandingkan dengan bulan Mei, diduga masih disebabkan oleh PSBB,” imbuh Joko.
 
Sedangkan konsumsi untuk pangan turun 3,9% menjadi 638 ribu ton. Penurunan konsumsi pangan lebih rendah dari rata-rata 3 bulan sebelumnya sebesar 5,4%. Konsumsi biodiesel pada Juni turun sebesar 5,4% dari Mei menjadi 551 ribu ton. Dibandingan dengan Jan-Juni 2019, konsumsi biodiesel 2020 lebih tinggi 25%. Hal ini disebabkan implementasi program B30.
 
“Konsumsi dalam negeri Juni untuk oleokimia masih naik dengan 6,8% dibandingkan bulan Mei meskipun dengan laju yang lebih rendah,” bebernya.
 
Di sisi ekspor, kenaikannya cukup tinggi pada Juni setelah sebulan sebelumnya mengalami penurunan. Kenaikan antara lain terjadi pada CPO (31%), refined palm oil (10,2%), minyak laurik (6%) dan juga adanya ekspor biodiesel.
 
Lebih jauh Joko menuturkan, kenaikan terbesar untuk ekspor ke India menjadi 583 ribu ton atau sebesat 52%, Afrika 271 ribu ton atau 43,3%, China 440 ribu ton atau 33%, dan Pakistan 203 ribu ton atau 32%.
 
Kenaikan ekspor CPO ke India mencapai 206 ribu ton dari total kenaikan sebesar 200 ribu ton, namun terjadi penurunan pada ekspor produk lain terutama refined palm oil.
 
Kegiatan ekonomi China, India dan banyak negara lain disinyalir kembali pulih sehingga permintaan akan minyak nabati untuk kebutuhan domestiknya mulai naik. Kegiatan ekonomi Indonesia juga sudah mulai pulih sehingga diharapkan permintaan minyak sawit untuk pangan ke depan juga naik, mengikuti permintaan oleokimia dan biodiesel.
 
“Kenaikan permintaan dan membaiknya harga minyak bumi diperkirakan akan menyebabkan harga minyak nabati naik,” tutup Joko.
 
Try Surya A
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain