Foto: Istimewa
total panen sidat di Desa Bomo mencapai 2 ton
Banyuwangi (AGRINA-ONLINE.COM) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menutup rangkaian kunjungan kerjanya menyusuri pantai utara Jawa (Pantura) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Menteri Edhy sekaligus meninjau potensi budidaya serta memanen sidat yang terletak di Desa Bomo, Kecamatan Blimbingsari.
Menurutnya, sidat termasuk salah satu ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, baik di pasar ekspor, maupun domestik. Sebagai gambaran, harga ikan sidat bisa mencapai Rp500 ribu per kilogram.
"Ada potensi besar yang bisa kita tingkatkan di salah satu industri perikanan kita, yaitu sidat, ini kita perkuat," kata Menteri Edhy di Banyuwangi, Jumat (10/7/2020).
Ia menambahkan, salah satu olahan sidat asal yang terkenal ialah unagi atau diasap. Ia menyebut unagi produksi Indonesia tak kalah lezat dibanding negara lain. Dia berharap, pengelolaan budidaya sidat di daerah ini bisa terus dikembangkan dengan melibatkan masyarakat sekitar.
"Unagi Indonesia itu cukup mahal, paling mahal di antara unagi yang ada. Mudah-mudahan dengan adanya kunjungan ini kita terus bisa melihat langkah-langkah untuk meningkatkan produksi di budidayanya dengan melibatkan masyarakat," sambungnya.
Di tempat yang sama, Ardi Budiono, Head of Aquaculture Division JAPFA, pegelola budidaya sidat di Desa Bomo, mengungkapkan pihaknya menerapkan proses produksi terintegrasi serta menerapkan budidaya berkelanjutan melalui sistem restocking.
Walaupun Indonesia tengah dilanda pandemi Covid-19, dia berkomitken untuk terus menjaga keberlanjutan rantai pasokan pangan dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan semua pihak sesuai dengan protokol kesehatan. "Sejak tahun 2015, kami mengembalikan lebih dari 250 ribu ekor sidat ke habitatnya.”
Sebagai informasi, diperkirakan total panen budidaya ikan sidat di Desa Bomo kali ini mencapai 2 ton, dengan lama masa pemeliharaan 27 bulan. Adapun ukuran saat dipanen seberat 250 gram/ekor.
Try Surya A