Sabtu, 2 Mei 2020

Mengamankan Produksi di Masa Pandemi

Mengamankan Produksi di Masa Pandemi

Foto: Istimewa
Mentan meminta jajarannya dan petani agar produksi padi tetap berjalan bahkan digenjot berlipat-lipat

FAO memperingatkan kemungkinan terjadinya krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19. Bagaimana kondisi pasokan pangan kita?

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan produksi padi nasional yang notabene pangan pokok kita, aman pada masa pandemi penyakit Covid-19.
 
Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga produksi padi aman dan tercukupi untuk rakyat Indonesia berjumlah kurang-lebih 267 juta jiwa. Tentu ketersediaan pangan harus dipantau supaya tidak terjadi krisis.

Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki masa panen padi sejak Maret. Puncak panen pada April hingga Mei.
 
“Panen raya akan berlangsung April sampai Mei 2020. Diperkirakan April luas panen sekitar 1,73 juta ha dengan produksi 5,27 juta ton beras, pada Mei seluas 1,38 juta ha dengan produksi 3,81 juta ton beras,” ujarnya.

Mentan meminta jajarannya dan petani agar produksi padi tetap berjalan bahkan digenjot berlipat-lipat. “Adanya musibah wabah Covid-19 tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Kementan akan terus optimalkan Sumber Daya Manusia pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor,” tandas SYL.


Wilayah Panen Padi

Kepastian pasokan beras ini sekaligus menjawab keraguan banyak pihak terkait kelangkaan stok pangan akibat penyebaran Covid-19.
 
Melansir data Kerangka Sampling Area Badan Pusat Statitik (KSA BPS), ada 18 provinsi sentra padi yang menghasilkan panen seluas 3,8 juta ha, yaitu, April 1,73 ha panen, Mei 1,38 juta ha, dan Juni 0,70 juta ha.
 
Laporan ini sejalan dengan laporan Food and Agriculture Organization (FAO) yang menilai Indonesia tidak berisiko kekurangan pangan selama periode April-Juni 2020.

Wilayah-wilayah yang panen misalnya Banten. Ada empat kabupaten di provinsi paling barat Pulau Jawa ini yang menjadi lumbung padi, yaitu Tangerang, Serang, Pandeglang, dan Lebak. Produksi gabah di Banten pada April 384.440 ton atau setara 241.200 ton beras.
 
Di Jawa Tengah, Kabupaten Sragen mengalami puncak panen pada Maret seluas 21.260 ha dan produktivitas 6,26 ton/ha sedangkan luas panen April 18.333 ha.

Provinsi selanjutnya Jawa Timur, yaitu Kab. Bojonegoro panen seluas 10.675 ha pada Maret atau setara 70.725 ton Gabah Kering Giling (GKG). Di April luas panennya 49.441 ha atau setara 346.087 ton GKG.
 
Lainnya, di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kabupaten Bima total luas panen padi April 20.980 ha dan Mei 9.667 ha. Kabupaten Bima sebenarnya mulai panen sejak Januari. Secara kumulatif luas panen Januari hingga Maret sebanyak 12.685 ha dengan rata-rata produktivitas 5,2 ton/ha.

Panen berikutnya pada Mei hingga Juni di wilayah Lampung. Perkiraan panen padi seluas 163.888 ha dengan rata-rata produktivitas 5,1 ton/ha dan produksi mencapai 837.467 ton GKG.
 
Di Sulawesi Utara, Kabupaten Minahasa, luas panen April sebesar 1.021 ha dengan produksi 5.621 ton gabah kering panen (GKP) dan Mei 850 ha dengan prediksi produksi 4.679 ton GKP. Wilayah lainnya telah memasuki puncak panen sejak Maret.

Suwandi, Dirjen Tanaman Pangan, Kementan mengatakan, gambaran panen sudah mencukupi kebutuhan. Berdasarkan perkiraan produksi BPS, Suwandi mencatat, neraca beras nasional hingga Juni 2020 mengalami surplus sebesar 6,4 juta ton.
 
Surplus tersebut dengan memperhitungkan stok tersedia pada akhir Maret sebesar 3,45 juta ton dan produksi dari panen April-Mei-Juni sebesar 10,56 juta ton.


Upaya Memaksimalkan Produksi

Suwandi menyatakan, dalam mencapai target produksi padi, Kementan menargetkan tanam pada Maret hingga September 2020. Agar terpenuhi, Kementan melakukan berbagai upaya, yaitu menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbungan rendah 6% untuk pembiayaan produksi dan pengolahan padi, pengamanan dari serangan hama penyakit, dan pemantauan harga.
 
“Pertanian menjadi garda terdepan untuk mempertahankan ekonomi negara. Aktivitas memang terbatas namun Kementan tetap memantau secara penuh dan melakukan upaya untuk menjamin ketersediaan pangan,” ungkapnya.

Kementan juga memberikan berbagai bantuan sarana produksi seperti benih, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk memudahkan petani memproduksi padi. Salah satu bantuan alintan berupa unit penggilingan padi (Rice Miling Unit  - RMU) mencapai 345 unit di tahun ini.
 
Bantuan tersebut diharapkan dapat optimal pemanfaatannya sehingga bisa bergerak bersama program Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling) untuk menyerap KUR.

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk ketersediaan pangan. Pemerintah dan petani berjuang sehingga masyarakat diharapkan dapat mematuhi himbauan pemerintah dan tenang menyikapi segalanya. Penyediaan pangan di saat pandemi Covid-19 aman,” tegasnya.

 
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 311 terbit Mei 2020 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di magzter, gramedia, dan myedisi.
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain