Foto: Istimewa
Mentan melakukan sambungan daring telekonferensi dengan penyuluh dari Konawe, Mandailing Natal, dan Lampung
Aceh (AGRINA-ONLINE.COM). Keberhasilan pertanian masa depan sangat ditentukan oleh peran penyuluh pertanian. Menurut Mentan Syhrul, penyuluh pertanian adalah 'Kopassus' yang berada di garis terdepan lapangan.
"Semakin ke depan, kita dituntut menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Termasuk penyuluh pertanian. Kita tidak bisa lagi menggunakan cara-cara dan metode lama dalam melakukan kegiatan pendampingan dan penyuluhan," kata Mentan Syahrul yang disampaikan saat mengunjungi Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Jumat (21/2).
Oleh karena itu, penyuluh pertanian, menurut Mentan Syahrul akan 'dipersenjatai' dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berbasis internet (Internet of things) dan artificial inteligent.
"BPP kita modernisasi menjadi Kostratani. Sebagai pusat pengembangan (center of gravity). Jadi, kemampuan dan kapasitas penyuluh tidak ada alasan lagi untuk tidak berkembang," katanya.
Pada kunjungan tersebut, turut hadir juga Anggota Komisi IV DPR RI, TA. Khalid, Bupati Bireuen, Muzakkar A. Gani, Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN, Dunan Ismail Isja, serta jajaran pejabat Kementerian Pertanian.
Selain bertemu dengan penyuluh pertanian Kabupaten Bireuen, Mentan Syahrul juga melakukan sambungan online telekonferensi dengan penyuluh dari Konawe, Mandailing Natal, dan Lampung.
"Kami laporkan, di Kabupaten Konawe sedang panen padi Pak Menteri, per hektar hasilnya 4 ton. Kami menggunakan benih Mekongga, demikian mohon arahannya," ujar salah satu penyuluh Kabupaten Konawe.
Mendapati laporan demikian, Mentan Syahrul langsung menyampaikan arahan.
"Inilah fungsi dari Kostratani. Memperoleh informasi secara faktual dan cepat. Tapi produksi 4 ton per hektar itu harus ditingkatkan. Karena itu tolong nanti Litbang dan Dirjen terkait, dikaji, varietas apa yang bisa mengungkit produktivitas, selain budidaya dan manajemennya juga diperbaiki," pungkasnya.
Sabrina Yuniawati
Editor: Windi Listianingsih