Foto: Istimewa
Pada 2020, JAPFA akan kembangkan ekspor ke China dan Timur Tengah
Berhasil melalui 2019 dengan baik, perusahaan agribisnis lokal terkemuka ini menargetkan tumbuh double digit pada 2020.
Sukses PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JAPFA) melewati 2019 dengan segala dinamikanya terungkap dalam “Year End Media Gathering 2019” di Jakarta (17/12).
“Ini berkat kekompakan dari seluruh karyawan dalam bekerja. Juga karena kami dalam berbisnis, selalu menjalankan sistem kehati-hatian, good corporate governance sangat kami utamakan. Terus melakukan inovasi dan efisiensi,” ujar Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA, dalam acara tersebut.
Atas kinerja bisnisnya yang baik sepanjang 2019, JAPFA menyabet “Best of Best Award” versi Majalah Forbes Indonesia dan menempati posisi ke-6 dari “50 High Performing Public Listed Company” dengan kapitalisasi pasar di atas US$1 juta.
Merambah 20 Negara
Lebih jauh Rachmat Indrajaya memaparkan aktivitas bisnis JAPFA yang juga disinergikan dengan program pemerintah, yaitu genjot ekspor dan sumber daya manusia (SDM) unggul.
“Untuk ekspor, tahun 2019 alhamdulillah nilai ekspor dari JAPFA lebih dari Rp500 miliar. Kita sudah mengekspor ke berbagai negara Amerika, Eropa, dan Asia. Dari 2018 ke 2019 ekspor naik 53% dan ini akan terus kami kembangkan untuk 2020,” urai Rachmat.
Melvany Kasih dari JAPFA Best Food Solution menambahkan, rencana pengembangan ekspor tersebut juga berdasarkan hasil mengikuti pameran di Malaysia, Qatar, dan China.
“Di Qatar, semua produk ada opportunity, baik poultry maupun dairy. Untuk China, kita mendapat opportunity, terutama produk perunggasan,” ungkap dia.
Rincian ekspor JAPFA dari produk perunggasan, yaitu pakan unggas senilai Rp1.646.192.464 ke Timor Leste; telur tetas GP broiler dan layer senilai Rp32.087.360.862 ke Myanmar dan Timor Leste; daging ayam dan produk olahan Rp3.423.637.631 ke Timor Leste; vaksin dan obat senilai Rp67.791.081.053 ke Malaysia, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Vietnam, dan India.
Sementara untuk produk akuakulturnya adalah udang senilai Rp140.259.751.937 ke Jepang, Filipina, Amerika Serikat (AS), Brunei, dan Oman; ikan sebesar Rp267.041.165.649 ke AS, Singapura, Malaysia, Taiwan, Arab Saudi, Italia, Thailand, Perancis, Jerman, Oman, dan Brunei.
Sedangkan sidat hanya ke Jepang, Thailand, dan Singapura senilai Rp31.107.563.819. Total ekspor sejumlah Rp506,2 miliar. Aktivitas ekspor JAPFA mendapat apresiasi dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sewaktu melepas ekspor karkas dan olahan ayam ke Timor Leste di JAPFA Sidoarjo, Jatim (8/11).
Bangun Teaching Farm
Dalam rangka ikut membangun SDM unggul, JAPFA berkontribusi di bidang pendidikan sejak usia dini dengan Program JAPFA for Kids yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun.
“Kami berfokus untuk mendorong tiga hal di sekolah, yaitu perilaku hidup bersih dan sehat melalui Duta Anak Sehat, lalu konsumsi makanan bergizi melalui Duta Makanan Sehat, dan mendorong terbentuknya lingkungan yang sehat melalui Duta Lingkungan Sehat,” papar Agus Mulyono, Social Investment Manager JAPFA.
Hingga saat ini JAPFA for Kids sudah menjangkau 142.588 siswa SD di Padang, Lampung, Cirebon, Malang, Mamuju, dan Enrekang.
Untuk kalangan mahasiswa, “Kami bekerja sama dengan Fakultas Peternakan di UGM dan Brawijaya, dan ke depannya di IPB membangun teaching farm yang bisa digunakan para mahasiswa untuk praktik. Kami ingin mahasiswa tidak hanya bisa teori tapi juga tahu bagaimana praktiknya sehingga setelah keluar dari universitas, para mahasiswa sudah siap bekerja, baik teori maupun praktik,” tambah Rachmat.
Di bidang olahraga, JAPFA mendukung catur melalui JAPFA Chess Club. Hasilnya, lanjut Agus, GM Susanto Megaranto meraih tiket ke kejuaraan dunia 2020. Pecatur ini juga menyumbang medali emas di SEA Games di Filipina.
Program Corporate Social Responsibility (CSR) terkait lingkungan hidup adalah produksi pupuk dari limbah ikan dan merintis kelompok sadar wisata di daerah Tigaras, dekat Danau Toba, Sumut. Masih banyak lagi kegiatan CSR di sekitar lokasi beroperasinya JAPFA.
Optimistis Tumbuh
Menghadapi 2020, menurut Erwin Djohan, Financial Controller JAPFA, “Kami proyeksikan tahun 2020 masih akan baik untuk bisnis perunggasan. Dari pendapatan usaha, kami masih memproyeksikan adanya pertumbuhan dibandingkan 2019 dan kami berharap pertumbuhan itu double digit. Kita bicara antara 10%-15% dengan melihat opportunity yang lebih luas di bisnis perunggasan.”
Untuk mewujudkan proyeksi tersebut, JAPFA akan terus berekspansi. “Belanja modal akan kita fokuskan di poultry, baik feed, breeding, slaughterhouse lengkap dengan cold storage-nya. Ini usaha kita agar lebih banyak serapan dari commercial poultry di downstream sehingga kita mempunyai kendali yang lebih baik terhadap stok dan suplai ke pasar dan juga mudah-mudahan pricing. Kita juga akan membangun feedmill baru,” lanjut Erwin.
Putut Djagiri, Head of Corporate Finance JAPFA, di kesempatan yang sama menimpali, pada tahun 2019 JAPFA menyelesaikan pembangunan pabrik pakan ayam dan pakan ikan di Medan, Sumut, untuk meningkatkan kapasitas produksi dua kali lipat.
Tujuannya untuk melayani pasar di wilayah Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Riau. “Selain itu di Indonesia Timur kita bangun corn dryer dengan silo-silo untuk menampung jagung dari petani di daerah itu,” urai Putut.
Dilanjutkan Erwin Djohan mengenai kinerja JAPFA 2020, “Dengan usaha kita dan didukung capital structure yang baik, prudent, dan masih ada ruang sangat banyak untuk berkembang lagi di feedmill dan downstream, kita optimis 2020 mencapai pertumbuhan dalam pendapatan usaha dan profit.” ***