Sabtu, 7 Desember 2019

HORTIKULTURA : Kemitraan Premium ala Sweety Farm

HORTIKULTURA : Kemitraan Premium ala Sweety Farm

Foto: Istimewa
Semangka harus ditanam dengan lanjaran (ajir)

Dengan bermitra, petani tinggal bertanam sesuai SOP untuk menghasilkan buah berkualitas premium. Panen jadi urusan sang inti.
 
Pasar komoditas hortikultura, khususnya semangka dan melon masih terbuka. Namun banyak yang tidak tahu bagaimana cara menggarap peluang tersebut. Di samping ketidakmampuan bertanam dan mengakses informasi juga ada mentalitas penguasaan pasar oleh oknum tertentu. 
 
Itulah yang dilihat Tonthowi Jauhari, mantan jurnalis yang sejak lima tahun terakhir menekuni bisnis semangka dan melon. Ketika bertemu pemilik Sweety Farm di Tangerang, Banten, yang satu visi dengannya, jadilah Thowi, sapaan akrabnya, berkongsi untuk mengembangkan kemitraan budidaya semangka dan melon. 
 
 
Masih Besar
 
Membidik konsumen kelas menengah ke atas, hasil panen dari kemitraan Sweety Farm melayani toko-toko buah dan gerai berkelas di seputar Jakarta. Sebut saja All Fresh, Ranch Market, Transmart, Farmer Market, Rumah Buah, Superindo dan kadang juga Indomaret. 
 
Thowi yakin peluang bisnis semangka dan melon masih besar. Buktinya, “Produksi masih belum mencukupi kebutuhan pasar. Tahun kemarin kita punya PO (purchase order) 500 ton semangka saja. Kita baru bisa penuhi 225 ton sampai hari ini (28/11),” ungkap laki-laki asal Malang, Jatim, ini.
 
Padahal Thowi sudah menjalin kemitraan dengan sekitar 60 orang petani. Mereka antara lain tersebar di kawasan Jabotabek, Blora, Kulonprogo, Wonogiri, Tulungagung, Blitar, dan Kediri. 
 
Lantas, bagaimana Sweety Farm mengajak petani jadi mitra mereka? “Umumnya petani pusing tiga kali. Pusing budidaya, pusing modal, setelah panen pusing mikir pasar. Nah dengan ini, petani hanya mikir budidaya dan modal. Pusingnya dipotong satu, yaitu soal pasar,” kata alumnus FISIP, Unsoed Purwokerto, ini bersemangat. 
 
Skala usaha minimal 2.000 tanaman (3.000 m2) untuk semangka. Sedangkan untuk melon, kebutuhan lahannya separuh semangka. Biaya produksi sekitar Jakarta Rp25 ribu per tanaman bila semua sarananya baru. Periode berikutnya bisa turun sekitar Rp20 ribu per tanaman.  
 
 
 
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 306 yang terbit Desember 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain