Sabtu, 7 Desember 2019

HORTIKULTURA : Bagas Suratman, Mabuk dan Judi Masa Suram, Pertanian Masa Depan

HORTIKULTURA : Bagas Suratman, Mabuk dan Judi Masa Suram, Pertanian Masa Depan

Foto: Sabrina Yuniawati
Sebelum menjadi petani, Bagas pernah bekerja sebagai buruh pabrik, supir metro mini, tukang buah dan sayur, hingga menjadi porter

Bisnis pertanian harus dipertahankan. Kalau tak ada petani mau makan apa kita? 
 
 
Semangat Bagas Suratman, petani sukses asal Desa Rawalini, Kecamatan Teluk Naga, Tangerang, tidak pernah pudar dalam menjalankan budidaya tanaman, khususnya hortikultura.
 
Apalagi menjadi petani mengubah hidupnya secara drastis. Titik balik kehidupan Bagas terjadi ketika ia meninggalkan masa kelam dan mulai menggeluti dunia pertanian. 
 
Sekadar mengilas balik kisah hidupnya, pada usia 17 tahun setelah lulus STM Tunggal Cipta, Klaten, Jateng, aktivitas Bagas hanya mabuk dan berjudi. Ia juga korban pernikahan muda pada usia 19 tahun. Setelah menikah, kerja serabutan dengan penghasilan pas-pasan. 
 
Lima belas tahun lalu ia mencoba menggeluti pertanian dan berniat untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. “Awalnya makan hanya sehari sekali, sekarang tiga kali sehari. Berarti ada kehidupan bagus dari bertani,” katanya.
 
AGRINA mendapat kesempatan untuk bincang-bincang tentang kesuksesannya. Seperti apa awal kesuksesan Bagas Suratman? Berikut perbincangannya dengan AGRINA di kebun miliknya yang berlokasi di Tangerang, Banten, pada 28 Oktober 2019. 
 
 
Kisah Sang Mantan Preman
 
Nama Bagas Suratman melambung tinggi pada awal 2019. Sejumlah stasiun televisi mengundangnya untuk berbagi kisah penuh inspirasi  “Petani Sukses sang Mantan Preman”. Tidak hanya itu, media cetak juga mengangkat kisahnya. 
 
Dulu, pria berusia 38 tahun ini adalah anak bandel kerjanya hanya minum alkohol dan judi setiap hari. Hal ini menjauhkan dirinya dari keluarga dan saudara. Kendati demikian Tuhan memberinya kesempatan untuk mengubah hidupnya.
 
“Ya, gitu, saat susah jangankan orang lain, saudara saja tidak mau nengok (peduli). Tapi pesan Ibu saya, jangan ada dendam dalam diri ikhlaskan semua,” jelas pria berjenggot tersebut.   
 
Sebelum bergelut di pertanian, bapak kelahiran 1981 ini pernah bekerja sebagai buruh pabrik, supir metro mini, tukang buah dan sayur, hingga menjadi porter di Bandara Soekarno Hatta.
 
Dari penghasilan pekerjaan terakhirnya sebagai porter (mengangkat barang), ia menyisihkan uangnya setiap hari untuk modal budidaya pertanian. Ia rela berangkat kerja berjalan kaki karena memang tidak memiliki kendaraan.
 
Pria yang dinobatkan Petani Sukses pada 2016 versi Pemkab Tangerang ini mengaku ulai belajar bertani pada 2004 dari seorang kawan petani. 
 
Bagas memanfaatkan lahan terbengkalai tak jauh dari Bandara Soetta untuk mengupayakan komoditas pertanian. Dengan modal awal Rp3 juta dan lahan 3.000 m2, ia menanam bayam dan kangkung secara otodidak.
 
Menurutnya, ia tidak pernah memikirkan penghasilan awal dalam bertani. Ia hanya memikirkan agar lahannya harus terus diperluas dan dapat membuka lapangan pekerjaan. 
 
Setelah 7-8 tahun, dari hasil penjualan ia mampu memperluas lahan sewaannya menjadi 25 ha yang ditanami buah semusim dan sayuran. Biaya sewa lahan sekitar Rp5 juta-Rp10 juta per tahun.
 
“Lahannya punya orang, ada 6 orang yang harus saya bayar setiap tahunnya. Kalau sewaktu-waktu mereka ingin ambil. Ya, harus diberikan,” jelasnya sambil mengisap rokok.
 
Salah satu komoditas andalannya adalah melon Alisha yang berkualitas premium. Untuk bertanam melon ini seluas satu hektar selama 70 hari membutuhkan modal Rp150 juta dengan produktivitas 25 ton. Ia meraih keuntungan Rp50 juta-Rp100 juta per ha per musim. 
 
Komoditas lain yang paling dominan adalah bayam dan kangkung yang setiap hari menghasilkan 2,5-3 ton. Ia memasok hasil penen ke pasar-pasar tradisional dan supermarket Jabodetabek.
 
“Tidak ada spesifik komoditas pertanian ke supermarket, yang terpenting barang bagus maka harga juga bagus. Omzet mencapai Rp15 juta per hari dari 20 komoditas buah dan sayur,” terangnya sambil meneguk air putih.
 
 
 
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 305 yang terbit November 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain