Foto: Istimewa
Karkas Best Chicken yang diekspor dengan varian bobot 800-1.500 gram
Selama periode September 2019, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. mengekspor puluhan ton pakan ternak dan produk perunggasan ke Timor Leste.
Perusahaan agribisnis terintegrasi di dalam negeri, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JAPFA) kembali melakukan ekspor untuk memperluas pasarnya ke mancanegara.
Negara tetangga terdekat, yakni Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) menjadi salah satu tujuan pelebaran sayap produk unggulan emiten perunggasan berkode JPFA ini.
Direktur Corporate Affairs JAPFA, Rachmat Indrajaya mengungkapkan, perusahaan terus menggarap peluang ekspor nasional sebagai komitmen dalam mendukung target pemerintah.
“Ekspor komoditas unggas ini sebagai upaya menggenjot devisa negara” ujarnya di sela-sela pelepasan ekspor pakan ternak yang berlangsung di Unit JAPFA Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (12/9).
Produk unggulan dihasilkan dari pelayanan yang kompetitif dan kualitas terjaga. Sebelumnya, JAPFA telah berhasil mengekspor beberapa produk unggulan, seperti daging sapi wagyu, ikan tilapia (nila), unagi (sidat), dan seafood olahan yang menjajaki pasar Asia, Amerika, dan Eropa.
Ekspor 40 Ton Pakan Ternak
Lebih jauh Rachmat berujar, sebelum kesepakatan ekspor dengan Timor Leste mendapat lampu hijau, pakan ternak harus melewati serangkaian uji teknis dan klinis bersertifikasi internasional. “Ekspor 40 ton ini merupakan pencapaian dalam pengakuan standar kualitas dan mutu pakan ternak JAPFA,” tuturnya.
Lokasi pertama yang menjadi sasaran ekspor senilai lebih dari Rp200 juta tersebut adalah Happy Farm Timor Leste. Hingga akhir tahun, ekspor diproyeksikan mencapai 1.000 ton.
President Head of Feed Operations JAPFA Jawa Timur, Dian Susanto,menambahkan, pakan telah sesuai dengan standar yang diajukan Happy Farm. JAPFA pun membidik Filipina sebagai pelabuhan ekspor berikutnya. Saat ini, penjajakan sedang dilakukan.
Manajer Operasional Happy Farm, Adi Setiadi menyebut, kebutuhan pakan ternak di Timor Leste berkisar 100 ton/bulan. Selain Indonesia, Happy Farm juga mengimpor dari Malaysia.
Namun demikian, produk Indonesia dinilainyajauh lebih baik dan segar. “Dari Sidoarjo ke Dili (Timor Leste) masih bagus pakannya. Saat ini impor pakan ternak 100% dari Indonesia,” beber dia.
Karkas Ayam Senilai Rp1,1 miliar
Selain pakan ternak, masih padabulan yang sama, JAPFA melalui anak usahanya, PT Ciomas Adisatwa juga mengekspor 36,69 ton karkas ayam bermerk Best Chicken senilai Rp1,1 miliar di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (23/9).
Pelepasan ekspor ini pun dilakukan secara bertahap. Head of Division Ciomas, Tommy Kuncoro,menjabarkan, ekspor ini merupakan wujud kerjasama yang baik dengan Timor Leste. Hal ini pun tak luput dari kepercayaan pemerintah kepada JAPFA.
Tommy menceritakan kejelian JAPFA dalam membaca peluang pasar di Timor Leste. Ciomas, bebernya, pada Juli 2019 lalu melakukan kunjungan ke Timor Leste untuk melihat situasi pasar dan prospek bisnis yang dapat dikembangkan.
“Mayoritas produk berbahan dasar ayam masih berasal dari Brasil dan Malaysia. Ini peluang, kita bisa bersaing,” ungkapnya.
Dia optimistisjumlah ekspor masih akan terus bertambah. Dengan estimasi populasi penduduk Timor Leste sebanyak 1,2 juta jiwa, ekspor masih bisa digenjot hingga 300-400 ton.
Pada pertengahan Oktober mendatang, Ciomas juga akan mengekspor produk olahan lainnya, yakni boneless chicken(ayam tanpa tulang) Best Chicken, nugget So Good, bakso ayam, dan sosis bermerk Tora Duo. Total volume ekspor lanjutan ini sebesar 30 ton dengan nilai Rp1,3 miliar.
Apresiasi Berbagai Pihak
Mewakili pemerintah, Fini Murfiani, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan,Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan,Kementan, mengapresiasi keberhasilan ekspor ini.
Melansir catatan BPS, ekspor komoditas peternakan ke Timor Leste pada semester pertamamenyentuh US$6,3 juta. Sementara pada 2018 bernilai total US$9,6 juta.
Di sisi lain, populasi nasional ayam ras broiler (pedaging) mencapai 1,8 miliar ekor, untuk layer (petelur) 181,75 juta ekor, dan ayam lokal (bukan ras) 310,96 juta ekor pada 2018.“Peluang ekspor produk perunggasan Indonesia ke Timor Leste masih terbuka lebar,” ulasnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil yang turut hadir mengungkapkan, program akselerasi ekspor menjadi prioritas di Kementerian Pertanian.
Apresiasi diberikan kepada Ciomas dengan harapan bisa menginspirasi pelaku usaha lainnya.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi menambahkan, Badan Karantina Pertanian memfasilitasi dengan melakukan pemeriksaan sesuai persyaratan negara tujuan dan menerbitkan sertifikat.
“JAPFA memiliki Health Certificate (HC) yang berarti telah memenuhi standar produksi untuk luar negeri,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah yang hadir di kedua momen ekspor tersebut menyambut baik kegiatan ini.
Menurutnya, peningkatan permintaan ekspor turut meningkatkan penerimaan devisa negara.
Tentunya juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan memperbaiki taraf hidup masyarakat daerah.***