Foto: Istimewa
Teaching Farm berkapasitas 65 ribu ekor di PIAT, Berbah, Sleman
Research farm closed house yang didirikan di UGM merupakan miniatur fasilitas riset lengkap milik JAPFA.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang peternakan, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. melalui salah satu unit usahanya, PT Ciomas Adisatwa kembali bekerja sama dengan Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta.
Dengan kolaborasi ini, emiten perunggasan berkode JPFA tersebut semakin memperkuat dukungannya dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan industri peternakan. Salah satu bentuk dukungan itu berupa research farm close house yang diresmikan Komisaris Utama JAPFA Syamsir Siregar 23 April 2019.
Menurut Syamsir, selain berperan dalam memenuhi pasokan protein asal hewani, JAPFA akan terus aktif mendukung pembangunan pendidikan di Indonesia. Program yang diinisiasi oleh JAPFA tersebut bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menunjang inovasi akademik di bidang peternakan.
“Ini sebagai upaya pengembangan ilmu peternakan. Fasilitas riset ini sesuai dengan perkembangan industri terkini. Sehingga nantinya lulusan peternakan siap terjun ke dunia industri,” harap Syamsir saat peresmian di Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta.
Total Investasi Rp65 Miliar
Sementara itu, Deputy Head of Commercial Poultry Division JAPFA, Achmad Dawami menjelaskan, pemberian kandang riset tertutup (research farm closed house) ini sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam membantu pemerintah mewujudkan ketahanan pangan.
Sejauh ini, menurut Dawami, JAPFA sudah menyumbang Rp65 miliar untuk pendidikan di Fapet UGM. “Besaran itu tidak seberapa ketika dibandingkan dengan kemajuan pendidikan dan kesadaran konsumsi protein asal unggas yang halal dan higienis ke depannya,” imbuh dia.
Sebelum pembangunan kandang riset tertutup modern tersebut, kerja sama antara JAPFA dengan UGM sudah terjalin lebih dari satu dekade.
Tercatat pada 2003, kolaborasi diawali dengan pembangunan teaching farm broiler (ayam pedaging) di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, Berbah, Kab. Sleman, Yogyakarta. Kapasitas kandangnya saat ini telah mencapai 60 ribu ekor ayam.
Selanjutnya, pembangunan laboratorium pascapanen karkas ayam pada 2017. Laboratorium yang sekaligus difungsikan sebagai rumah potong ayam (RPA) ini mampu menyembelih 23 ribu ekor ayam/hari dengan kapasitas simpan beku (cold storage) 200 ton.
Untuk kegiatan produksi dan pemasaran, lanjut Dawami, dikelola oleh PT Ciomas Adisatwa, sedangkan para akademisiUGM berkesempatan mengikuti kegiatan magang dan riset. “Peneliti UGM bisa menghilirisasi produk risetnya dan mahasiswa bisa mengetahui langsung proses pengolahan pascapanen di tingkat industri,” jelas Dawami lebih jauh.
Harapan Besar UGM
Mengapresiasi langkah yang diambil JAPFA, Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono berharap, adanya research farm ini memudahkan mahasiswa untuk melakukan riset. Nantinya, produk hasil riset sesuai kebutuhan industri dan semakin mudah dihilirisasi.
Kerja sama ini, ujar Panut, merupakan cerminan link and match antara dunia pendidikan dan industri.
Sebab, menurutnya, peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya perlu dukungan dari pemerintah saja, tetapi juga dari kalangan industri swasta dan elemen masyarakat terkait.
“Program seperti ini akan membawa manfaat di sektor peternakan dan pangan,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ali Agus menambahkan, pendirian kandang ini dapat menunjang dan meningkatkan riset mahasiswa. Hasil riset bukan sekadar hasil penelitian di atas kertas, namun akan sesuai kebutuhan industri.
“Dengan adanya research farm kami harap kegiatan riset bisa meningkat. Melalui fasilitas-fasilitas yang ada, kami memiliki mimpi untuk mencapai predikat Fakultas Peternakan best 5 di Asia dan best 10 di antara negara-negara tropis. Research farm sekaligus ini menjadi hadiah istimewa ulang tahun UGM ke-50,” pungkas Ali.
Research Farm Berstandar Internasional
Dibangun di areal komplek Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta, research farm closed house ini berukuran 8 m x 24 m yang dibagi menjadi 48 replikasi. Masing-masing replikasi berukuran 1,25 m x 2 m dengan kapasitas setiap kandang mencapai 32 ekor ayam atau kepadatan sampai 28 kg/m2 selama 32 hari.
Head of Technology and Nutrition JAPFA Ferry Poernama menjelaskan, kandang riset ini miniatur dari kandang penelitian milik JAPFA yang merupakan kandang penelitian terbesar di dunia.
Dengan fasilitas yang tersedia, Adjunct Professor Fapet UGM ini menaruh asa, hasil penelitian akan lebih akurat dan menghasilkan lulusan terbaik untuk menjadi penerus pelaku industri perunggasan ke depannya.
“Closed house ini menjadi kandang dengan standar internasional pertama yang dimiliki oleh perguruan tinggi di Indonesia. Semoga penggunaan fasilitas tersebut dapat maksimal sehingga kontribusi dalam peningkatan produksi peternakan menjadi lebih nyata,” tutup Ferry.***