Selasa, 6 Agustus 2019

Ubi Jalar Indonesia Dilirik Jepang dan Korea Selatan

Ubi Jalar Indonesia Dilirik Jepang dan Korea Selatan

Foto: Istimewa
Pada 2018 produksi ubi jalar mencapai sebesar 2,02 juta ton

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebutkan pengembangan budidaya ubi jalar Indonesia di era pemerintahan Jokowi-JK menua hasil yang menggembirakan.
 
Pasalnya, semakin diminati pasar ekspor terutama Jepang dan Korea Selatan sehingga terjadi peningkatan volume ekspor dari tahun ke tahun.
 
“Buktinya, di Korea Selatan dan Jepang, saat ini ubi jalar menjadi tren sebagai salah satu bahan pangan sehat, karena memiliki komposisi gizi yang baik . Ubi jalar adalah tanaman masa depan, komposisi kandungan vitamin, karbohidrat dan gulanya serta hampir seluruh kandungannya termanfaatkan oleh tubuh.
 
Trend gaya hidup sehat di dua negara ini menjadikan permintaan ubi jalar dari Indonesia semakin meningkat,” demikian dikatakan Suwandi saat Rapat Koordinasi Program Upaya Khusus (UPSUS) se Jawa Barat di Bandung, Selasa (6/8/2019).
 
Tercatat tahun 2016 ekspor ubi jalar 9.592 ton dengan nilai ekspor Rp 108 miliar dan meningkat tahun 2018 sebesar 10.856 ton dengan nilai ekspor Rp 137 miliar. Hingga bulan Juni 2019 ekspor ubi jalar telah mencapai 4.856 ton dengan nilai ekspor Rp 55 miliar.
 
“Kami optimis ekspor ubi jalar ini akan terus bertambah sampai akhir tahun 2019. Sebab, menurut data FAO, Indonesia termasuk ke dalam 10 besar negara produsen ubi jalar.  Produksi ubi jalar  di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan rata-rata 6.01 persen,” beber Suwandi.
 
Dan pada tahun 2018 produksi ubi jalar mencapai sebesar 2,02 juta ton dengan cakupan wilayah sentra di 12 Provinsi seperti Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Papua dan tersebar di 68 Kabupaten.
 
Suwandi menambahkan, untuk mampu memasuki pangsa ekspor tentunya tidak hanya dari sisi produksi dan mutu saja yang diperhatikan. Jangan lupa sisi promosi juga harus dikencangkan. "Jalin kerjasama dengan luar negeri dan perkenalkan ke dunia luar  bahwa ubi jalar kita berdaya saing dan punya kualitas tinggi,” tegasnya.
 
Salah satu eksportir ubi jalar dari PT Galih Estetika, Tommy Juniwar mengungkapkan mengembangkan ubi jalar sangatlah mudah. Di Indonesia, ubi jalar gampang tumbuh dan tidak memerlukan tanah dengan karakterisik khusus. 
 
"Hanya persoalannya, belum banyak orang yang tertarik dan melirik. Padahal, kalau mau, hasil yang diperoleh cukup lumayan," ujarnya.
 
Perlu diketahui, selain Korea Selatan dan Jepang, negara tujuan ekspor ubi jalar yang lain adalah Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Hongkong, Thailand, China dan USA.
 
Eksportir yang berkecimpung pada komoditas ubi jalar cukup banyak. Beberapa diantaranya  PT. Eka Dura Indonesia, PT. Inecda, PT. Sumber Boga Abadi, PT. Tunas Prospekta Agritama,dan PT. Galih Estetika.
 
 
Galuh Ilmia Cahyaningtyas
 
Editor: Pandu Meilaka
 
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain