Foto: Istimewa
Hidroponik memberikan manfaat ekonomi, ekologi, dan edukasi
Hidroponik memberikan manfaat ekonomi, ekologi, dan edukasi.
Tidak dapat dimungkiri, lahan untuk berkebun makin terancam. Semakin banyak bangunan tempat tinggal dan gedung bertingkat membuat lahan hijau semakin berkurang. Hal ini mengakibatkan hutan dan sawah semakin habis.
Hanya beberapa daerah saja yang masih terlihat asri, itu pun tidak banyak. Untuk mengatasi hal ini, warga perkotaan bisa mengembangkan berbagai rupa budidaya hidroponik.
Tangkal Krisis Pangan
Sigit Kusumawijaya, Co-Founder Indonesia Berkebun, gerakan yang mengajak anak muda perkotaan untuk berkebun di pekarangan rumah mengungkapkan, budidaya hidroponik sangat mudah dilakukan. Tidak ada alasan tidak memiliki lahan untuk bisa menanam.
Pekarangan rumah menjadi solusi budidaya tanaman sayuran dan buah. “Tujuannya untuk membuat suatu ketahanan pangan dari diri sendiri, keluarga, dan kelompok, agar komoditas pertanian tidak bergantung pada petani saja,” jelasnya pada seminar Kebunku Masa Depanku di Jakarta.
Tidak hanya ketahanan pangan, menurut Sigit, persoalan yang paling menakutkan adalah krisis pangan. Pasalnya, krisis pangan menjadi persoalan yang begitu pelik.
Organisasi Pangan Dunia (FAO) mencatat ada 53 negara yang mengalami krisis pangan. Negara yang paling mendesak krisis pangannya adalah Yaman, disusul Republik Demokratik Kongo dan Afganistan.
Indonesia harus berkaca agar terhindar dari krisis pangan sekaligus bersiap diri. Kementerian Pertanian sudah memberikan sinyal untuk menghindari krisis pangan dengan budidaya di pekarangan rumah.
Sigit menjelaskan, bercocok tanam merupakan keahlian dasar manusia. “Semua pasti bisa mencoba dari mulai menanam komoditas pertanian di sekitar rumah. Solusi yang harus didorong. Dapat dilihat semua bahan pangan mahal atau naik terus tidak terkira. Daripada banyak mengeluh, lebih baik tanam di sekitar rumah,” ungkapnya.
Ekologi hingga Ekonomi
Menurut Sigit, ada keuntungan dalam budidaya hidroponik yaitu ekologi, edukasi, dan ekonomi. Keuntungan ekologi berupa memanfaatkan lahan rusak atau tidak produktif menjadi produktif. Manfaat ekonomi yaitu hasil budidaya dapat dijual ke pasar atau tetangga. Masyarakat yang menerapkan hidroponik juga bisa menghemat uang belanja.
Selanjutnya edukasi, artinya kesadaran publik baik warga kota maupun generasi penerus untuk cinta lingkungan. Edukasi yang diberikan pada generasi penerus terkait menanam dan memahami nama-nama sayuran dan buah. “Anak-anak kecil tidak tahu kentang seperti apa bentuknya. Di sinilah diajarkan berkebun agar mereka bermain dan belajar tentang kebun,” jelasnya.
Akan tetapi tujuan utama gerakan berkebun adalah ketahanan pangan. Masyarakat yang berpartisipasi dalam berkebun membuatnya memiliki ketahanan pangan sendiri sheingga terhindar dari krisis pangan dan kenaikan harga pangan naik yang kadang fluktuatif.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 300 yang terbit Juni 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/