Minggu, 7 April 2019

Tofan Mahdi, Sang Spokesperson of The Year 2019

Tofan Mahdi, Sang Spokesperson of The Year 2019

Foto: Istimewa
Industri sawit membutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan komunikasi

Industri sawit nasional menghasilkan devisa sangat besar, yaitu US$20,54 miliar pada 2018 dan menjadi gantungan hidup 20 jutaan warga. Namun di sisi lain sawit menghadapi sejumlah tantangan di dalam dan luar negeri.
 
Karena itu, industri sawit membutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan komunikasi eksternal dan melakukan kampanye positif atas berbagai isu dan tekanan melalui berbagai media. Di situlah peran Tofan Mahdi sebagai Juru Bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
 
Terkait kebijakan Uni Eropa yang akan melarang sawit sebagai bahan bakar pada 2030, Tofan mengatakan, “Kita (GAPKI, Red.) mendukung langkah-langkah yang dilakukan pemerintah. Kita tetap akan fight bersama pemerintah untuk menegosiasi Uni Eropa terkait dengan larangan itu.”
 
Peraih penghargaan Spokesperson of The Year 2019 versi Majalah Warta Ekonomi ini menjelaskan, pelarangan sawit tersebut baru berlaku sebagai bahan bakar, belum untuk pangan. “Secara bisnis, dalam jangka pendek pengaruhnya tidak akan signifikan. Apalagi Indonesia punya program mandatori biofuel, jadi itu bisa terkompensasi,” ulas Vice President of Communications PT Astra Agro Lestari Tbk. ini. 
 
Ia menegaskan, pemerintah bersama GAPKI akan negosiasi dulu. Bila itu mentok, kita akan ajukan ke WTO. Dan kalau mentok juga, barulah ancaman boikot terhadap produk Eropa dipertimbangkan untuk dilaksanakan. 
 
Peni Sari Palupi

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain