Foto: Try Surya Anditya
Para pelaku usaha mengkampanyekan konsumsi produk perikanan
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Porsi ekspor udang dari Indonesia ke pasar dunia bernilai sekitar US$ 1,8 juta atau hanya kurang dari 5%. Sementara nilai pasar udang di dunia diestimasi mencapai US$ 39,1 miliar. Hal ini membuat harga udang di Indonesia masih bergantung pada harga pasar dunia. Sebab, sedikitnya suplai udang dari Indonesia tidak mempengaruhi harga dunia.
“Harga di Indonesia sangat bergantung pasar internasional. Dengan nilai segitu kita belum bisa sebagai market leader. Secara teori, minimal 15% sudah lumayan pengaruhnya,“ ungkap Budhi Wibowo, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) kepada AGRINA di sela-sela Outlook Perikanan Trobos Aqua di Jakarta, Kamis (28/2).
Selain itu, dirinya pun menentang pendapat sebagian orang yang berupaya menurunkan produksi udang agar harga udang di Indonesia naik. Padahal, menurutnya, itu tidak mempengaruhi harga di dalam negeri lantaran harga masih mengikuti pasar dunia. Saat harga udang dunia turun, di dalam negeri akan mengikuti.
Sejauh ini, ekspor udang Indonesia masih paling besar ke Amerika. Tercatat sebanyak 129.900 ton atau 65,78% udang Indonesia masuk ke pasar Amerika. Namun demikian, impor udang Amerika masih banyak masuk dari India.
“Impor udang Amerika dari Indonesia 118.279,55 ton (17,77%). Masih kalah dari India 214.410,45 ton (32,22%) pada 2017,” paparnya.
Budhi meyakini, pasar ekspor udang Indonesia masih terbuka luas dan sangat mungkin untuk ditingkatkan. Berdasarkan data yang ia peroleh, total import udang Uni Eropa berkisar 650.000 ton, namun dari Indonesia baru 1,2%. Sementara nilai impor China total sebesar 400.000 ton, tapi dari Indonesia baru 7.000 ton (2%). “Tahun ini kita harus serius untuk ekspor ke sana,” ungkap Budhi.
Try Surya Anditya
Editor: Windi Listianingsih