Selasa, 5 Pebruari 2019

PERKEBUNAN : Mekanisasi Pemupukan di Kebun Sawit

PERKEBUNAN : Mekanisasi Pemupukan di Kebun Sawit

Foto: nanik as
CRAWLER FERTILIZER SPREADER, bisa di lahan mineral maupun gambut

Efisiensi dalam pemupukan dapat menurunkan harga pokok produksi.
 
 
 
Pemupukan merupakan aktivitas utama dalam budidaya kelapa sawit terkait perannya dalam pembentukan buah. Kegiatan ini juga terbilang penting mengingat biayanya mencapai 60% dari total biaya operasional.
 
 
Dalam praktik budidaya konvensional, pemupukan dilakukan secara manual oleh tenaga kerja manusia. Mereka melakukan penaburan pupuk dengan metode Block Manuring System (BMS). Metode ini mengandung beberapa kelemahan, di antaranya sebaran pupuk tidak merata dan dosis kurang tepat meskipun telah menggunakan takaran pupuk. 
 
 
Kurangnya tenaga kerja saat puncak panen juga menjadi kendala pelaksanaan pemupukan manual karena sebagian tenaga kerja akan difokuskan ke panen. Padahal, untuk mencapai kualitas produksi yang baik, pemupukan harus dilaksanakan tepat waktu sesuai jadwal rekomendasi.
 
 
 
Keunggulan Cara Mekanis
Mekanisasi pemupukan adalah salah satu cara untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut. Cara ini menawarkan keunggulan biaya per kg pemupukan lebih rendah dibandingkan manual karena tenaga kerja yang diperlukan jauh lebih sedikit. Efisiensi tenaga kerja untuk penguntil dan penabur pupuk. Dengan mekanisasi, pemupukan dapat langsung dilakukan tanpa melalui proses penguntilan. Selain itu pupuk dapat dipastikan tersebar secara merata, tepat dosis per pohon dan juga tepat waktu.
 
 
Pemupukan mekanis dapat dilakukan dengan dua tipe alat, yaitu Tractor Fertilizer Spreader dan Crawler Fertilizer Spreader. Masing-masing mempunyai keunggulan. Tractor Fertilizer Spreader hanya cocok diterapkan di tanah mineral datar. Namun, traktor yang menarik Fertilizer Spreader bisa dilepas untuk kegiatan lain di perkebunan. 
 
 
Sementara Crawler Fertilizer Spreader (CFS) menawarkan lebih banyak keunggulan, yaitu dapat digunakan di areal mineral dengan kemiringan hingga 45° dan juga di areal gambut karena ground pressure rendah. Ground pressure (daya tekan terhadap tanah atau pemadatan) sebesar 18,7 kPa lebih rendah dibandingkan ground pressure mobil sebesar 200 kPa atau manusia sebesar 20-30 kPa. Dengan ground pressure yang rendah, potensi kerusakan akar dapat dihindari. 
 
 
Selain itu CFS juga lebih stabil bila digunakan di areal bergelombang atau ketika berhadapan dengan rintangan di dalam blok. Walhasil, pupuk yang berada dalam hopper (tempat pupuk) tidak mudah tumpah.
 
 
 
Langkah Pemupukan
Pemupukan mekanis dapat terlaksana dengan baik asalkan memenuhi beberapa persyaratan, antara lain kelayakan lahan untuk mekanisasi, kualitas pupuk dan transportasi pupuk ke lahan serta kesiapan kebun dalam pemeliharaan alat.
 
 
 
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 14 Edisi No. 296 yang terbit Februari 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain