Sabtu, 5 Januari 2019

Cermat Mengelola Agar Udang Selamat

Cermat Mengelola Agar Udang Selamat

Foto: 
Persiapan kolam budidaya yang baik mencegah dasar kolam bersifat anaerob

Pembudidaya harus bekerja sama dalam menjaga biosekuriti.
 
 
 
Perubahan lingkungan tambak yang cukup drastis merupakan penyebab utama masalah kesehatan udang. Pornlerd Chanratchakool, Head of Technical Service Aquaculture Novozymes, Thailand menjelaskan, deteksi dini kondisi air dan tanah serta tingkah laku udang yang abnormal menjadi tanda budidaya si bongkok tengah bermasalah. Untuk memperoleh kualitas air yang stabil dan optimal, perlu memahami interaksi hubungan antara air dan tanah. 
 
 
 
Hubungan Air dan Tanah
Secara garis besar, ungkap Chanratchakool, pengelolaan tambak udang untuk mencegah kehadiran penyakit, yaitu menjaga kestabilan air tambak dan kondisi tanah, memperbaiki kesehatan udang dengan pakan atau probiotik fungsional, dan mengontrol patogen dalam sistem budidaya. “Mencegah penyakit dengan mempertahankan lingkungan tambak yang lebih baik. Lingkungan yang bersih akan menciptakan parameter (kualitas air) yang optimal,” ujarnya pada 24th DSM Aquaculture Conference Asia Pacific di Jakarta.
 
 
Kehadiran gas beracun akibat tumpukan endapan di dasar kolam misalnya, memicu udang stres dan berujung pada kematian. Indikasi tambak mengandung gas beracun, sambung doktor lulusan Institute of Aquaculture, University of Stirling, Skotlandia, UK itu, berupa konsumsi pakan pada pagi hari berkurang, pertumbuhan udang lambat. “Udang ada di tepi kolam setelah turunnya hujan, dan ditemukan kematian udang sekitar 5-10 kg tiap malam,” ulasnya. 
 
 
Selain itu, kandungan amonia, nitrit, dan H2S bertambah di dalam kolam. Tercium juga bau busuk di sekitar saluran outlet dan aroma H2S di lumpur atau air yang dikeringkan. Persiapan kolam yang tidak sempurna dan pemberian pakan berlebih memicu kondisi dasar kolam menjadi anaerob sehingga gas beracun muncul. 
Pemberian pakan berlebih berarti juga memberi makan bakteri. Karena itu, sangat penting mencegah akumulasi sampah yang berasal dari pakan, plankton, dan lainnya. “Jika memiliki kondisi tanah dasar tambak yang buruk, bisa menggunakan probiotik untuk meminimalkan bakteri,” serunya.
 
 
Berapa banyak pakan yang bisa digunakan untuk meningkat bobot tubuh udang? Chanratchakool menjawab, “Kami merekomendasikan untuk menggunakan peningkatan level pakan sebesar 0,5 kg untuk 100 ribu udang per hari.” 
 
 
Dia juga membuat SOP pemberian pakan yang terbukti efektif. “Tabel ini sudah digunakan selama 10-15 tahun dan bekerja sangat baik,” ungkapnya. Lihat Tabel Pemberian Pakan Udang. Sementara, diskusi The Aquaculture Roundtable Series (TARS) 2018 merekomendasikan pemberian pakan sebanyak 150-200 g/m3/hari.
 
 
Ketika menemukan bakteri jahat di dalam perut udang, sebaiknya pembudidaya menginokulasi bakteri baik dengan enzim atau probiotik sebelum patogen menyerang. “Jika menggunakan probiotik, tambahkan probiotik 106 CFU/kg pakan. Dan hanya gunakan lewat pakan pada pagi hari ketika melihat banyak udang molting (ganti kulit),” papar pria yang menangani masalah kesehatan ikan dan udang sejak 1986 ini.
 
 
Chanratchakool melanjutkan, kualitas air berkaitan erat dengan kestabilan plankton. Pastikan untuk mengontrol dan mencegah ledakan (blooming) plankton. Jika sampai terjadi, dia menyarankan untuk mengganti air. “Tapi jangan menunggu blooming, baru mulai mengganti air. Itu hampir tidak mungkin karena itu sangat terlambat,” cegahnya. Kemudian, pertahankan kadar oksigen terlarut (dissolved oxygen–DO) di atas 4 agar udang tidak stres. 
 
 
 
Jaga Biosekuriti
Tambak yang ideal untuk sistem budidaya berkelanjutan, urai Chanratchakool, memiliki kolam penyimpanan (tandon) dan kolam pembuangan limbah. Tapi pada praktiknya, tidak semua kolam lengkap dengan pengelolaan limbah. Padahal, pengelolaan limbah adalah bagian dari menjaga biosekuriti. Limbah mengandung penyakit yang dibuang ke alam akan menulari kolam lainnya. Karena itu, pembudidaya tidak bisa sendirian menjaga biosekuriti tetapi harus bekerja sama. 
 
 
 
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 14 Edisi No. 295 yang terbit Januari 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain