Pelapisan urea dengan asam humat bukan saja mengirit penggunaan pupuk urea, tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
Efektivitas penggunaan pupuk anorganik, dari segi ilmiah ternyata sangat rendah. Misalnya, urea (N) hanya 30-60%, P 25-40%, dan K 40-60%, tergantung jenis tanahnya. Tanah yang berpasir lebih banyak kehilangan pupuk ketimbang tanah bermineral. Rendahnya efektivitas ini karena kandungan organik tanah yang kecil. Hal ini sebagian lantaran pemberian pupuk anorganik yang terus-menerus tanpa penambahan bahan-bahan organik pada tanah.
Pupuk urea berkadar nitrogen (N) tinggi. Unsur N termasuk unsur hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih dan bersifat mudah larut dalam air. Kandungan N pupuk urea sekitar 46%. Jadi, setiap 100 kg pupuk urea mengandung 46 kg N.
Selain gampang menguap, pupuk urea ini sangat mengisap air (higroskopis) sehingga sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup. Karena sifatnya seperti itu, urea mudah tersedia tetapi juga segera menguap. Lebih 30% urea yang diaplikasikan pada tanah hilang lewat pelindihan (pencucian), penguapan, dan nitrifikasi.
Bagaimana cara meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk anorganik tersebut sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman? Caranya sederhana, lapisi saja pupuk urea atau NPK dengan asam humat (urea coated humic acid). Semprotkan asam humat cair dengan dosis tertentu pada pupuk urea, kemudian keringanginkan. Pupuk urea yang sudah dilapisi asam humat ini sudah dapat diaplikasikan pada lahan tanaman, padi sawah misalnya.
Humat sangat stabil
Mengapa menggunakan asam humat? Asam humat merupakan hasil akhir proses dekomposisi bahan organik yang keberadaannya sangat stabil di dalam tanah. Asam humat yang baik adalah asam humat yang dipadatkan atau diekstrak dari lapisan leonardite (lapisan batubara muda dan tua) karena telah mengalami proses oksidasi tinggi selama jutaan tahun. Asam humat dari lapisan itu mempunyai kapasitas tukar ion (KTK) yang tinggi.
Asam humat juga mempunyai daya pelapisan dan antipenggumpalan. Kelarutannya yang bisa mencapai 100% larut di dalam air membuatnya mampu meresap ke segala jenis tanah. Dengan sifat pelapisan tersebut, humat meliputi seluruh tanah dan menempel kuat sehingga pupuk anorganik yang ditabur di atas permukaan tanah dan yang terbawa air lalu masuk ke tanah akan disimpan oleh KTK humat. Lantaran KTK-nya tinggi, asam humat akan mengikat unsur hara. Selanjutnya unsur hara ini dilepas kembali oleh KTK humat secara bertahap sesuai kebutuhan tanaman (slow release).
Penyelimutan urea menggunakan asam humat mencegah pupuk kontak langsung dengan udara sehingga pupuk tetap kering. Terhadap tanaman, asam humat akan melapisi tanah di sekitar akar tanaman. Walhasil, pupuk yang terikat asam humat selalu berada di sekitar perakaran dan pupuk akan dilepas bertahap sesuai kebutuhan tanaman. Berdasarkan penelitian, pelapisan ini menghemat pupuk 20-25% dan meningkatkan produktivitas padi 20-30%.
Pencampuran asam humat dengan pupuk urea tidak menyebabkan pupuk urea menggumpal, tapi tetap renyah sehingga mudah ditaburkan. Dengan demikian pupuk urea dapat disimpan dalam waktu lama. Selain itu, tanah yang diaplikasi dengan urea berlapiskan asam humat akan menjadi lebih subur karena penambahan bahan organik yang terdapat pada asam humat.
Perbaiki Keasaman Tanah
Tak hanya itu. Asam humat ber-pH tinggi sehingga dapat memperbaiki keasaman tanah. Umumnya lahan di Indonesia mempunyai pH rendah (4,2 – 5), padahal pupuk bekerja efektif pada pH 5,5 – 6,5. Dengan melapisi pupuk urea dengan asam humat, bukan saja dapat meningkatkan kadar pH tanah, tetapi juga meningkatkan efektivitas pemupukan urea.
Teknologi pelapisan urea dengan asam humat dapat meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk urea. Perpaduan kimia anorganik (urea) dan organik (asam humat) pada formula (pelapisan) urea dapat mengefisienkan dan mengefektifkan penggunaan pupuk urea di lapangan. Jadi, praktik ini bisa menekan biaya produksi. Secara lingkungan, hal tersebut juga mengurangi dampak residu kelebihan nitrogen melalui mekanisme pelepasan urea bertahap (slow release).
Lebih jauh lagi, penerapan teknologi pelapisan urea dengan asam humat ini bisa menekan biaya subsidi pupuk urea. Namun ini tidak berarti kita harus mengurangi subsidi pupuk, tetapi dapat juga diartikan semakin luas lahan padi sawah yang memperoleh jatah pupuk bersubsidi. Produktivitas terdongkrak, produksi nasional pun meningkat.
Jadi, teknologi pelapisan urea dengan asam humat, bukan saja dapat menekan biaya produksi padi, tetapi juga bisa meningkatkan produktivitas karena perpaduan pupuk anorganik dan organik.
Syekhfani, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya