Pada pabrik kelapa sawit, cat proteksi diperlukan untuk melindungi tangki, pipa, cerobong bertemperatur tinggi, struktur besi pada bagunan pabrik, dan utilitas lainnya.
Industri sawit di Indonesia, dari hulu sampai hilir kian bongsor. Tahun ini luas kebun sawit sekitar 9,2 juta hektar (ha) dengan produksi crude palm oil (CPO) sekitar 29,5 juta ton. Idealnya, diperlukan sekitar 1.200 unit pabrik kelapa sawit (PKS). Tapi, tahun lalu, jumlah PKS di Indonesia sekitar 713 unit dengan kapasitas terpasang 38.268 ton tandan buah segar per jam.
Bagi perusahaan cat proteksi (protective coating), pertumbuhan industri sawit merupakan pasar besar. Untuk melindungi tangki, pipa, cerobong bertemperatur tinggi, struktur besi pada bangunan pabrik, dan utilitas lainnya dari pengaruh udara, air, dan bahan kimia yang bisa mencetuskan korosi diperlukan cat bermutu tinggi. Meski biaya cat sekitar 3% dari investasi pabrik, perlakuan ini dapat memperpanjang umur pabrik sekaligus menekan biaya perawatan.
Dengan semangat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), cat proteksi yang diaplikasikan pada industri sawit harus ramah lingkungan. Dengan menggalakkan program industri hijau, pemerintah sangat mengutamakan produk ramah lingkungan. Tidak hanya terkonsentrasi pada peniadaan kandungan timbal dalam cat, tapi juga untuk kesehatan pekerja dan konsumen.
Bahan Food Grade
Karena itu, selain cat bermutu tinggi, menurut Leonardus Hermawan (LH) Andromeda, harus juga cat yang bahannya food grade. Apalagi sawit ini berkaitan dengan pangan, selain non-pangan. “Food grade itu jika bersentuhan dengan pangan tidak menimbulkan efek perubahan warna atau busuk. Selain itu tidak ber-impact ke manusia,” jelas Protective Retail/Distribution Manager PT Jotun Indonesia, produsen cat proteksi, itu kepada AGRINA.
Bisa dibayangkan bahaya penggunaan cat tidak ramah lingkungan untuk industri kelapa sawit yang nantinya dikonsumsi manusia. Jadi, bahan cat proteksi itu harus tergolong food grade. “Karena, makanan ini ‘kan sesuatu yang sangat riskan apabila terkontaminasi. Dan ini efek akhirnya akan berimbas ke manusia,” terang Andro, panggilan akrab LH Andromeda.
Selain food grade, cat proteksi pada industri sawit juga harus aman bagi lingkungan di sekitar pabrik dan kebun kelapa sawit. Sebab, seiring waktu, cat dapat terdegradasi menjadi butiran-butiran debu yang potensial menyebabkan kanker dan sebagainya. “Kesehatan dan nyawa seseorang lebih berharga. Oleh karena itu, produk Jotun sudah meminimalisasi kadar VOC (volatile organic compounds). Jadi lebih safe dan 100 persen tidak ber-impact,” ungkap Margareta Tan, yang lebih akrab dipanggil Eta, Product Marketing Protective Coating Jotun.
Fresh from the Oven
Performa cat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh setelah diaplikasikan. “Dan yang membuat Jotun berbeda adalah cat yang kami produksi fresh from the oven. Kami nggak nyetok dalam jumlah banyak. Ketika customer nerima barang dari kita, produk catnya dalam kondisi performa tertinggi,” klaim Eta. Sebab, kalau cat lama disimpan, mutunya turun.
Menurut Andromeda, masa simpan cat itu berkisar enam bulan sampai empat tahun, tergantung jenis cat. Untuk menjaga keunggulan catnya, Jotun menerapkan tanggal kadaluarsa (expired date). Jika penggunaan cat proteksi itu sudah melebihi tanggal kadaluarsanya, maka mutu catnya menurun dan daya proteksinya tidak berjalan dengan maksimal.
Karena itu, untuk mendukung cat fresh from the oven, perusahaan yang memiliki pabrik di Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat, Bekasi, ini membuka enam cabang guna mendukung distribusi produknya, yaitu di Batam, Medan, Pekanbaru, Balikpapan, Surabaya, dan Makassar. “Semua produk yang kita keluarkan itu tercatat life time-nya, kayak Bapak beli minuman. Ada expired date-nya. Itu salah satu bentuk educate end users,” kata Andro.
JAMP
Melalui Jotun Asset Management Program (JAMP), perusahaan ini bisa mengecek bagian pabrik, struktur bangunan, atau utilitas lainnya yang perlu dicat. Dengan JAMP, aplikasi cat dapat disesuaikan anggaran perusahaan kelapa sawit, tetapi tetap memberikan perlindungan yang maksimal. “Kan aset pabrik itu nilainya mahal. Dengan JAMP, kita bisa memberikan pilihan lebih kepada proteksi asetnya,” tutur Andro, Rabu, 5 November 2014.
Selain itu melalui paint system, bisa ditentukan ketebalan dan jenis cat yang digunakan untuk proteksi. Sebab, setiap bagian PKS memerlukan jenis dan ketebalan cat yang berbeda-beda. Menurut Eta, paint system lebih kepada standardisasi korosi. Misalnya ada bagian yang korosinya tinggi, maka ketebalan catnya sekitar 100 mikron. Ada yang tingkat korosinya kurang, maka cukup 50 mikron. Jadi sesuai kebutuhan sehingga anggaran catnya akan optimal.
Jotun merupakan salah satu produsen cat pada segmen protective coating yang banyak diaplikasikan pada industri, termasuk industri sawit. Perusahaan ini juga bergerak pada segmen dekorasi, marine, dan powder coating. Nah, pada industri sawit, dalam memilih cat proteksi, selain bermutu juga ramah lingkungan.
Arlina Ratnasari, Syatrya Utama