Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di atas air. Bagaimana caranya?
Wilayah Indonesia yang 70%-nya kawasan perairan membuat aktivitas masyarakatnya banyak bersentuhan dengan perairan, baik tawar maupun laut. Tak pelak, kehidupan di atas perairan ini pun membutuhkan sarana ramah lingkungan dan berteknologi tinggi yang bisa digunakan untuk semua keperluan di atas air.
Multifungsi
Perairan umum seperti laut atau danau banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana usaha budidaya ikan, pariwisata dan kuliner, hingga transportasi. Pembangunan keramba jaring apung, restoran apung, resor terapung, sarana pemancingan terapung, jembatan apung, hingga dermaga apung pun sangat dibutuhkan.
Menurut Abdullah Achmad Gaeti, Direktur Operasional PT Global Mitra Teknik, distributor eco product technology Magic Float, aktivitas di atas perairan itu bisa didukung penggunaan kubus apung serba guna yang bisa dibentuk menjadi beragam sarana di atas air. “Fungsinya bisa untuk dermaga, KJA, pelampung, rumah apung, restoran terapung, pasar terapung. Jadi hampir semua keperluan di atas air. Ini sangat multifungsi,” paparnya saat ditemui AGRINA pada acara Indonesia Aquaculture 2014 di Jakarta.
Dia mencontohkan penggunaan dermaga apung dengan dermaga beton. Pada dermaga beton proses pasang surut perairan sangat mempengaruhi penggunaan dermaga. Saat terjadi surut air, masyarakat akan kesulitan untuk memasuki kapal lantaran dermaga berada di atas kapal. “Di sungai pasang surutnya bisa tinggi sekali, bisa sampai 5 m. Di Papua sampai 7 m. Kalau surut, dermaganya ada di atas. Orang nggak bisa naik,” papar pria paruh baya itu.
Sementara, dermaga apung memberikan keunggulan tersendiri dan tidak terpengaruh proses pasang-surut air. “Dermaga apung tidak ada masalah. Berkat inovasi teknologi, jadi dia bisa ikut posisi air. Solusinya ini,” tandas Abdullah. Apalagi daya tahan kubus apung serba guna ini mencapai puluhan tahun. “Di Sun Moon Lake, Taiwan yang generasi pertama sampai sekarang masih ada padahal sudah 22 tahun. itu masih dipasang untuk tambatan kapal cepat,” tambahnya.
Sistem Interlocking
Abdullah menjelaskan, kubus apung bermerek Magic Float ini terbuat dari bahan high density polyethylene (HDPE) Lupolen 5261Z Fabrikasi Jerman yang tahan tekanan dan cuaca. “Di laut ‘kan terutama ancaman sinar ultra violet (UV). Kalau nggak tahan, dia pecah karena sinar UV tajam sekali,” ulasnya.
Hasil uji tekan statis dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menunjukkan, kubus apung serba guna ini tahan tekanan hingga 4.000 kg tanpa mengalami kerusakan. Magic float juga lulus uji bakar (flammability test), yaitu tetap solid dan tidak berubah betuk meski mengalami proses pembakaran. Kekuatan magic float pun mencapai 360 kg/m2.
Banyak produk kubus apung serba guna beredar di pasaran internasional. Namun, yang membedakan produk ini dan yang lainnya adalah sistem interlocking (saling mengait)-nya. “Itu dipatenkan internasional sehingga merek lain nggak bisa meniru,” ujar Abdullah berpromosi.
Sistem interlocking memiliki permukaan kubus yang unik seperti bergerigi. Tujuannya, meningkatkan kapasitas bantalan beban geser dan lateral hingga lebih dari 50% dibandingkan desain permukaan datar pada kubus lain. Memiliki kemampuan bantalan beban superior, permukaan Magic Float secara positif mampu melawan gerakan lateral dan secara signifikan meningkatkan kekakuan dan stabilitas platform.
Ramah Lingkungan
Selain multifungsi, Magic Float pun ramah lingkungan karena dilengkapi sumber energi yang berasal dari panel surya. “Dia pakai panel surya. Jadi teknologinya sangat ramah lingkungan di laut,” kata Abdullah.
Untuk penggunaan sebagai keramba jaring apung (KJA) misalnya, setiap jarak satu meter disediakan lubang buat mengikatkan tali jaring. Kemudian, KJA ini juga dilengkapi jangkar guna menahan terpaan angin dan gelombang, bantalan penahan benturan, aksesori lampu sebagai penanda saat malam hari, hingga pagar. Selain itu, tambah Abdullah, tritip yang biasa menempel di KJA pun tidak akan merusak struktur kubus pembentuk KJA. “Dan ini sangat praktis, pemasangannya bisa knock down,” tukasnya.
Jika digunakan sebagai rumah atau restoran apung, Magic Float bisa dipasang struktur berupa kayu hingga beton. “Hanya Magic Float yang direkomendasikan bisa dipasangi struktur beton. Merek lain nggak mau recomend,” sambung dia. Alas kubus apung pun bisa dibangun rumah hingga ditambahkan mobil di atasnya.
Menurut Abdullah, Magic Float sudah terpasang kokoh sebagai dermaga terapung di Makassar, Sulsel dan Raja Ampat, Papua Barat. “Kami rencananya mau membuat restoran terapung, sudah ada permintaan dari beberapa daerah,” lanjut dia semringah.
Tertarik mencoba?
Windi Listianingsih