Senin, 21 Januari 2013

Saatnya Gunakan Imbuhan Pakan Organik

Pasar global kian menuntut keamanan pangan yang dihasilkan industri unggas. Karena itu produsen unggas sebaiknya segera berpaling ke produk organik, termasuk imbuhan pakan, yang aman bagi konsumen dan lingkungan.

Untuk meningkatkan pertumbuhan dan metabolisme ternak, peternak kerap menggunakan antibiotic growth promotor (AGP) dan antimikroba kimia. Namun, sejak 2006 masyarakat Uni Eropa menolak penggunaan AGP. Mereka menuntut penggunaan imbuhan pakan berbahan organik yang aman dikonsumsi dan ramah lingkungan. Sedangkan konsumen di Indonesia masih dibanjiri produk ternak menggunakan AGP atau antimikroba kimia akibat persaingan usaha yang tidak sehat.

Padahal, menurut Prof. Dr. Ir. Budi Tangendjaja, di alam terdapat bahan imbuhan (feed additive) pakan yang bisa digunakan sebagai antimikroba. “Banyak sekali bahan alam yang bisa dipakai sebagai feed additive. Sebagai contoh, cashew nut (kacang mete), kunyit, temulawak, ekstrak tanaman ini bisa dipakai untuk mencegah tumbuhnya bakteri,” katanya pada seminar “Essential, New Organic Feed Additive and Antimicrobial, Calorie Saver and Antioxidant” di Jakarta, dengan moderator drh. Abadi Soetisna, beberapa waktu lalu.  

Pakar nutrisi ternak tersebut menambahkan, imbuhan pakan diberikan pada pakan ternak untuk menjaga kestabilan pakan, memperbaiki pertumbuhan dan metabolisme ternak, mempengaruhi kesehatan ternak, serta mempengaruhi penerimaan konsumen. Porsi imbuhan pakan tidak sampai 3% dari komposisi pakan.

Kendalikan Bakteri dan Hemat Energi

Dalam industri peternakan unggas, penyakit Necrotic Enteritis (NE) dan Koksidiosis masih menjadi momok para peternak. Menurut Olan Sebastian, DVM, MBA, pada usaha pembibitan dan ayam petelur banyak kasus NE yang tidak bisa disembuhkan dengan AGP. Padahal, penyakit yang menginfeksi saluran pencernaan ini menyerang 5%-10% dari setiap populasi ternak unggas. Celakanya, sambung CEO Catur Nawa Group, distributor obat hewan dan imbuhan pakan Essential, peternak sering salah mendiagnosis gejala serangan NE sebagai Newcastle Disease (ND) subklinis.

Menurut Dr. J. Torrent, President World Ag Associated, produsen Essential Oil yang berbasis di Kanada, industri peternakan unggas menghadapi kendala penyakit pada saluran pencernaan, seperti koksidiosis dan NE, biaya energi tinggi, serta oksidasi. Koksidiosis timbul karena interaksi dengan Clostridia atau kesalahan pencampuran pakan dengan nicarbazin. Sedangkan NE terjadi lantaran bakteri Clostridium atau faktor antinutrisi seperti kedelai berkualitas buruk dalam bahan baku pakan.

Sementara oksidasi akan selalu meningkat karena pertumbuhan yang cepat dan  banyaknya asupan pakan berlemak. Oksidasi perlu detoksifikasi yang membutuhkan energi. “Pakan yang baik menghasilkan daging yang baik dan meningkatkan penyerapan sehingga energi (kalori) yang dipakai lebih hemat,” kata Torrent.

Untuk itu, peternak memerlukan imbuhan pakan yang mengandung antimikroba, antioksidan, dan  penyimpan energi, seperti minyak Essential. Essential terbuat dari kulit biji jambu monyet yang mengandung kastrol, kardol, kardanol, dan asam risinoleat. Minyak inilah yang meningkatkan kualitas pakan.

Sebagai antimikroba, Essential sukses menangkal serangan tiga strain bakteri Clostridium perfringens, penyebab penyakit NE. Hasil penelitian menunjukkan, bakteri tidak tumbuh dan tidak timbul luka peradangan di dalam usus yang menyerap Essential. Dibandingkan obat-obatan antikoksidia konvensional yang beredar di pasaran, sambung Torrent, Essential juga lebih efektif menghalau serangan E. acervulina, E. maxima, dan E. tenella.

Penelitian menggunakan Essential juga menghasilkan pertambahan bobot badan. Pada hari ke-14, unggas yang diberi pakan mengandung 1,5 kg Essential/ton pakan mencapai bobot 327 gr dengan konversi pakan (FCR) sebesar 1,23. Sementara unggas tanpa pemberian Essential mencapai bobot 235 gr dengan FCR 1,39.

Pria asal Brasil itu menegaskan, penggunaan Essential pun akan menghemat 3%-4% kalori yang dibutuhkan unggas. Unggas membutuhkan energi metabolis (metabolizable energy, ME) untuk proses anabolisme dan katabolisme tubuh. Unggas yang diberi asupan Essential memiliki energi metabolis semu (apparent metabolizable energy, AME) sebesar 2.881 kkal dan energi metabolisme semu terkoreksi (apparent metabolizable energy N, AMEn) sebesar 2.568 kkal, lebih tinggi daripada unggas tanpa Essential, sebesar 2.777 kkal dan 2.449 kkal. Artinya, peternak akan menghemat 100 kkal energi yang biasanya terbuang oleh unggas.

Sebagai antioksidan, Essential juga melindungi hasil panen dari kehilangan selama masa penyimpanan di mesin pendingin. Selain ramah lingkungan, Essential bisa dicampur dengan produk lain.

Windi Listianingsih

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain