Senin, 29 Oktober 2012

Mengoptimalkan Produksi Karet

Mengoptimalkan Produksi Karet

Pupuk organik menyehatkan tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimiawi, dan biologi.

Kadar bahan organik, kata Iwan Dhaniyarso, merupakan kunci utama kesehatan tanah. Pemupukan kimia (anorganik) yang intensif dapat menurunkan kadar bahan organik sehingga terjadi pemadatan tanah, penimbunan fosfat, dan penurunan populasi mikroorganisme tanah. “Peran pupuk organik untuk menyehatkan tanah,” papar General Manager Riset PT Petrokimia Gresik itu pada Konferensi Nasional Karet di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Yang termasuk bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa jasad renik, bahan organik terlarut air, dan bahan organik yang stabil atau humus. Bahan organik tanah ini dapat memperbaiki sifat fisik, kimiawi, dan biologi tanah sehingga kualitas tanah menjadi bagus.

Perbaikan fisik tanah meliputi peningkatan total ruang pori, perbaikan drainase tanah, daya simpan air, dan penguatan stabilitas agregat tanah. Jadi, perakaran tanaman berkembang dengan baik. Perbaikan sifat kimia mencakup pengurangan toksisitas Al dan Mn, penyediaan dan penambahan unsur hara N, P, K, dan S melalui mineralisasi, penurunan fiksasi P, dan peningkatan kapasitas tukar kation. Walhasil, tanah relatif subur.

Sedangkan perbaikan biologi tanah meliputi peningkatan aktivitas mikroba tanah yang membuat unsur hara makro dan mikro mudah diserap tanaman. “Walaupun unsur hara makro dan mikro tanah tersedia, jika tanah itu kurang subur, bahan organiknya rendah, tanaman sulit menyerap unsur-unsur hara itu,” jelas alumnus Fateta-IPB 1985 itu.

Komplemen

Sebenarnya pupuk organik itu komplemen pupuk anorganik (biasa disebut pupuk kimia). Tingginya kadar bahan organik di dalam tanah menyebabkan unsur-unsur hara makro-mikro dari pupuk kimia lebih mudah diserap. “Jadi tidak benar pupuk organik itu substitusi pupuk kimia. Pupuk organik itu komplemen untuk digunakan bersama-sama dengan pupuk kimia,” tutur Iwan.

Di pasaran banyak beredar pupuk organik murni, pupuk organik yang diperkaya dengan agen hayati (mikroba), dan pupuk organik yang diperkaya agen hayati dan hormon (zat perangsang tumbuh atau ZPT). “Tapi hati-hati, pupuk organik yang diperkaya hormon, life time-nya lebih pendek,” sambung pria kelahiran Jakarta, 1 Maret 1962, ini.

Untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik, PT Petrokimia Gresik memproduksi Petroganik (pupuk organik bersubsidi) dan pupuk organik nonsubsidi, yang bisa digunakan di perkebunan, misalnya tanaman karet. Kandungan bahan organik kedua produk ini relatif sama.

Pupuk organik nonsubsidi dapat dimanfaatkan pada pembibitan karet di polibag, tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan (TM). “Dalam aplikasinya, (pupuk organik nonsubsidi) ini dapat dikombinasikan dengan pupuk kimia (seperti NPK Phonska),” katanya.

Dari ujicoba terhadap pertumbuhan bibit karet klon PB 260, pengaruh pupuk organik terhadap pertumbuhan lingkar batang, tinggi tanaman, dan pertumbuhan tunas cukup baik. Begitu juga pengaruhnya terhadap biomassa (batang dan daun) bibit karet PB 260. “Masih perlu penelitian lebih lanjut penggunaan pupuk organik pada bibit karet, TBM, dan TM,” papar Master of Agribusiness dari The University of Melbourne, Australia, itu.

Penggunaan pupuk organik bersama-sama dengan pupuk kimia dapat memperbaiki produktivitas tanaman karet. “Peningkatan produktivitas karet masih sangat memungkinkan. Pupuk organik berperan menyehatkan tanah dan mampu memfasiliasi tanaman karet berproduksi lebih optimal,” tandasnya pada konferensi tersebut.

Syatrya Utama, Renda Diennazola

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain