Pemupukan dengan dosis sesuai anjuran dapat meningkatkan produktivitas karet 14% - 39%.
Pemupukan sangat diperlukan dalam menggenjot produktivitas tanaman karet. Apalagi pada tanah yang keletihan lantaran unsur-unsur haranya sudah terkuras. “Pengembalian unsur hara yang hilang tidak dapat hanya mengandalkan proses alami, tetapi juga harus melalui pemupukan,” kata Ir. Istianto, MS, 54, peneliti Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, pada Konferensi Nasional Karet di Yogyakarta beberapa waktu silam.
Pengurasan hara dapat terjadi karena erosi, produksi lateks, tanaman karet yang diangkut keluar, dan penutup tanaman (seperti kacangan, rumput, dan mikania) yang juga diangkut keluar lahan. Hitungan Istianto, jika kayu karet berumur 33 tahun diangkut ke luar kebun, lahan itu dapat kehilangan 1,8 ton N/ha; 0,3 ton P; 1,2 ton K; dan 0,4 ton Mg.
Untuk mengganti unsur-unsur hara yang hilang itu dilakukan pemupukan. Masih menurut Istianto, pemupukan dengan urea, rock phosphate (RP), MoP, dan Kieserit di Baru Langsa, Limau Mungkur, Sei Silau, dan Sisumut di Sumatera Utara, untuk klon karet GT 1 dan PR 107, meningkatkan produktivitas karet dari 14% - 39%. Pemupukan itu dilakukan pada tanaman yang menghasilkan (TM) atau sudah disadap.
Ada juga penelitian dampak dosis urea terhadap peningkatan produktivitas karet. Jika dibandingkan kontrol (tanpa pemupukan N), terjadi perbaikan produktivitas dengan penambahan dosis pupuk urea. Misalnya, jika dosis 108 gr/pohon/tahun, terjadi penambahan produktivitas 20%. Kalau dosisnya 533 gr, produktivitasnya meningkat sampai 56%. “Peningkatan dosis urea dapat meningkatkan produktivitas karet,” simpul Istianto.
Laju Fotosintesa
Kandungan N dalam daun karet berkorelasi dengan kesuburan tanah. Bila kandungan N tanah rendah, maka kandungan N di dalam daun juga rendah. Jika kandungan N tanah tinggi, kandungan N di dalam daun meningkat secara eksponensial. “Dari penelitian lain, semakin tinggi kandungan N di dalam daun, maka laju fotosintesa juga tinggi sehingga produksi (karet) akan semakin meningkat. Ini mengindikasikan, semakin lengkap unsur hara tanah, produktivitas karet menjadi lebih (tinggi),” papar Istianto dalam presentasinya.
Menurut Arifin Panigoro, Advisor PT Medco Energi International Tbk. yang berencana membangun kebun sawit di Sumatera, produktivitas karet alam Indonesia 0,93 ton/ha/tahun. Jauh lebih rendah ketimbang Malaysia yang 1,45 ton/ha/tahun dan Thailand yang 1,71 ton/ha/tahun. Karena itu, Istianto menyarankan, pentingnya pemupukan yang tepat agar produktivitas tanaman karet di Indonesia membaik.
Produktivitas karet memang tidak hanya ditentukan oleh pemupukan, tapi bisa juga bahan tanaman dan klon. Tapi, pemupukan sangat penting dalam intensifikasi. Untuk itu, pemupukan karet TM dibagi tiga rentang umur, yaitu 6-15 tahun, 16–20 tahun, dan di atas 20 tahun (lihat Tabel). “Dari analisis kesuburan tanah dan daun, dosis pupuk bisa lebih rendah, ditiadakan, atau lebih tinggi dari dosis yang dianjurkan,” tutup Istianto.
Syatrya Utama, Renda Diennazola
Tabel Kebutuhan Umum Pemupukan Karet TM
Gram/Pohon/Tahun
Umur (Tahun) Urea SP 36 MoP Kieserit
6 – 15 350 200 300 75
16 – 20 300 150 250 75
> 20 200 - 150 -
Sumber: Istianto, Thomas Wijaya, dan Imam Susetyo (19 September 2012)