Pengujian komposisi pakan tak perlu menghabiskan banyak waktu. Dengan NIRS DS2500 hadir berbagai kemudahan.
Kecepatan dan keakuratan merupakan keharusan bagi industri pakan. Bila memanfaatkan cara sederhana, tentu membutuhkan waktu berjam-jam untuk menguji satu jenis produk pakan. Bayangkan, berapa lama waktu akan dihabiskan guna menguji 100 sampel?
Cepat dan Akurat
Untuk mengurangi kerepotan ini, memang berbagai alat diciptakan. Salah satunya, NIRS DS2500. Alat ini merupakan produk Foss yang dipasarkan penyedia alat-alat laboratorium dan pengujian Haes Brothers, sebagai penjual tunggal “Foss dipakai oleh 90% feedmill,” ujar Endang Wijayanti, S.T., Spesialis Produk PT Haes Brothers, perusahaan alat-alat laboratorium.
Kala ditemui di kantornya di Jakarta, Endang menceritakan pengujian dengan menggunakan alat ini sangat mudah. “Kita tidak perlu menghaluskan sampel terlebih dahulu. Cukup letakkan pellet utuh pada piringan uji, maka sinar inframerah dengan panjang gelombang 400 sampai 2500 nm segera bekerja,” urainya.
Panjang gelombang yang luas membuat hasil uji menjadi lebih akurat. Tidak sampai hitungan satu menit, keluarlah data yang dibutuhkan, seperti kandungan lemak, protein, abu, kelembaban, atau asam amino.
Tak hanya itu, alat ini juga dilengkapi dengan FOSS Mosaic Networking software. Peranti lunak ini memungkinkan pengguna menghubungkan NIRS DS2500 ke jaringan internet untuk manajemen alat dari jarak jauh. Setelah terhubung, baik spesialis FOSS NIR atau tim ahli di perusahaan bisa mengelola dan mengoptimalkan kinerja instrumen secara online tanpa mengganggu rutinitas operasi.
Tak seperti alat laboratorium lain yang “pemilih”, sebagai penyempurnaan dari Foss NIR System II alat ini sangat bandel. “Tahan getaran, tahan air, dan tahan debu,” ujar Endang. Alat yang berbobot 27 kg ini sangat kuat, mudah digunakan, tahan terhadap suhu lembab, getaran, perubahan suhu, dan memiliki sertifikat IP65 yang mengindikasikan ketahanan terhadap debu.
Si bandel ini juga dapat beroperasi pada kisaran suhu yang cukup luas, yaitu 5°- 40°C. Namun, untuk mendapatan hasil optimal, tambah Endang, lebih baik dioperasikan di ruang berpendingin. Ukurannya yang terbilang kecil, berdimensi 375 mm x 490 mm x 300 mm, sudah pasti membuat alat berwarna biru ini tidak memerlukan ruang yang terlalu besar.
Dengan kelebihan ini, NIRS DS2500 sangat ideal untuk pengontrolan rutin penggunaan bahan baku agar optimal. Juga bermanfaat bagi pengendalian produksi rutin dalam upaya meningkatkan efisiensi. Produk ini pun mampu menjadi alat pemantau produk akhir untuk berbagai parameter.
Tinggal Transfer Data
Kabar baik bagi perusahaan yang telah memakai Foss NIR System II. Pasalnya, untuk migrasi ke alat canggih ini tidak diperlukan kalibrasi dari awal. “Pindah dari FOSS NIR Systems II ke FOSS NIRS DS2500 mudah, tinggal mentransfer data saja (dari data sebelumnya),” papar Endang.
Toh, ada harga tentu ada rupa. Untuk mendapatkan si biru ini, kita harus merogoh kocek agak dalam. Dengan 70-75 ribu euro (dengan kurs satu euro Rp11.787), harga alat ini setara dengan Rp825 juta - Rp884 juta.
Namun, tak perlu khawatir. Bila merasa terlalu mahal, Foss juga menyediakan alat yang jauh lebih murah. Hanya dengan Rp530 juta, kita bisa membawa pulang NIRS DA1650. Memang, tak secanggih NIRS DS2500, alat ini hanya mampu menganalisis tiga jenis parameter, yaitu kelembaban, lemak, dan protein. Yang mana yang Anda pilih?
Ratna Budi Wulandari, Liana Gunawati