BPR PT Bina Dana Swadaya beraset Rp40 miliar yang berpredikat ‘Sangat Bagus’ ini akan fokus ke agribisnis.
Bagi petani, peternak, ataupun petambak, akses pembiayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting di dalam mendukung kegiatan usahanya. Apalagi yang berskala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan pertimbangan itulah PT Bina Dana Swadaya yang berkantor di Wisma Millenia, Jakarta, ini akan fokus kepada pembiayaan agribisnis. “Kami akan fokus kepada hal-hal yang bersifat agribisnislah,” kata Kimnadi, Presiden Direktur Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang beraset sekitar Rp40 miliar itu.
Bank yang wilayah kerjanya mencakup Sumatera, Jabodetabek, dan Jawa Barat, ini pada tahap awal bekerjasama dengan para mitra dan pemasok Grup Japfa. Bekerjasama dengan BPR PT Dana Citra Mandiri, Lampung, misalnya, mereka membantu pembiayaan petani jagung di provinsi itu. “Untuk berbagi risiko, kami melakukan joint financing dengan Dana Citra Mandiri,” paparnya kepada AGRINA ketika ditemui di kantornya, Rabu (6/6).
Sebagai produsen pakan, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk., salah satu anak perusahaan Grup Japfa, sudah bermitra dengan petani untuk membeli jagung pipilan sebagai bahan baku pakan. Perusahaan ini mengenal betul para petani jagung yang baik. Di dalam menyeleksi petani jagung yang akan dibiayai, BPR Bina Dana Swadaya ini menggandeng Koperasi Indonesia Sejahtera (KIS), yang didirikan Grup Japfa.
Sampai sekarang, menurut lelaki kelahiran 10 Mei 1969 ini, jumlah kelompok tani yang sudah mendapat kucuran kredit dari Bina Dana sebanyak enam kelompok (setiap kelompok terdiri dari 15–30 orang). Pagu kredit setiap petani berkisar Rp100 juta – Rp200 juta dengan suku bunga 1,75% per bulan. Sesuai umur jagung yang empat bulan, petani baru membayar pinjaman setelah panen alias yarnen. “Hasil penjualan jagung pipilan ke Japfa dipotong dulu untuk membayar pinjaman, selebihnya baru buat petani,” ujarnya.
Dibandingkan pinjaman ke rentenir, yang suku bunganya biasanya 3%-5% per bulan, pinjaman ke BPR ini jauh lebih murah. Apalagi jaminannya sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 13 Tahun 2011 tertanggal 28 Desember 2011, jauh lebih leluasa. Antara lain bisa menggunakan surat girik, hak sewa, akte jual beli, sehingga tidak harus sertifikat seperti ketentuan lama. “Sejak 2011 sampai sekarang, pembayaran petani bagus,” tutur Kimnadi.
Kredit Peternak
BPR Bina Dana Swadaya ini juga akan bekerjasama dengan PT Ciomas Adisatwa, perusahaan inti yang bermitra dengan peternak ayam pedaging. Yang akan dibiayai adalah pengembangan kandang ayam mitra, baik perluasan maupun renovasi. Peternak yang sudah lebih dari tiga tahun menjalankan usahanya berpeluang mendapat kredit kandang maksimal 100% dari kapasitas kandang yang dimilikinya.
Misalnya, peternak itu memiliki kandang berkapasitas 5.000 ekor, maka ia boleh mendapatkan kredit kandang, termasuk peralatan, maksimal untuk kapasitas 5.000 ekor sehingga skala usahanya meningkat jadi dua kali lipat. Bunga kredit 1% per bulan dengan jangka waktu lima tahun. “Kita tetap memerlukan rekomendasi Ciomas, siapa peternak mitra yang layak mendapatkan pinjaman,” lanjut Kimnadi. Sedangkan untuk pakan, obat, vitamin, dan DOC, peternak mitra sudah bekerjasama dengan Ciomas sebagai inti.
Selain untuk pembiayaan usaha, BPR yang menurut Infobank Edisi Juni 2012 mengantongi predikat ‘Sangat Bagus’ ini, juga memberikan kredit bagi karyawan seperti kredit multiguna, KPR (inhouse dengan dana BPR atau chanelling dari bank lain), dan Kredit Pemilikan Mobil. Ke depan, bukan hanya bekerjasama dengan mitra dan pemasok Grup Japfa, tetapi juga merangkul mitra perusahaan lainnya. Anda tertarik?
Syatrya Utama, Liana Gunawati