Senin, 14 Mei 2012

Seminar Kiat Cepat Menjadi Petani Sukses : Petani Harus Bermental Pengusaha

Dalam memilih pupuk organik atau hayati, pilihlah yang terdaftar di Kementerian Pertanian dan yang sudah terbukti manfaatnya di lapangan oleh banyak petani.

Menjadi petani sukses, tidak cukup hanya bermodalkan tenaga, tetapi juga tekad yang kuat untuk berhasil alias tidak gampang menyerah atau bermental pengusaha. Resep tersebut diutarakan Wayan Supadno, perwira TNI AD yang sejak 2009 mengembangkan pupuk organik, pada seminar “Kiat Cepat Menjadi Petani Sukses” di Bandarlampung (21/4). Juga tampil    sebagai pemateri adalah Ir. Suprapti, Direktur Pupuk dan Pestisida, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan).

Pada seminar yang diikuti sekitar 2.000-an petani dari berbagai kabupaten/kota di  Provinsi Lampung itu, Wayan mengatakan, dalam hidup kita harus memiliki motivasi dan jangan cengeng. “Jangan hanya karena singkong tidak subur tumbuhnya, lalu menjadi frustrasi,” kata formulator Bio-Extrim (pupuk hayati majemuk cair), Organox (pupuk bio organik cair), dan Hormax (zat perangsang tumbuh/ZPT), yang banyak digunakan para petani.

Pernah Rugi Rp38 miliar

Wayan mencontohkan dirinya yang melakoni bisnis di sela-sela tugasnya sebagai prajurit TNI. Ayah tiga anak ini mengalami jatuh bangun. “Saya pernah berdagang karung bekas, cangkang sawit, ekspor pinang ke India, ikan mas, kayu teh pasca-replanting, beras, sekam padi, penelitian bersama PT Indorayon Pulp & Paper dengan memproses cangkang sawit sebagai pengganti batubara, hingga membuka kebun sawit,” kenangnya.

Prajurit yang bertugas di Litbang Vaksin, Infus, dan Senjata Biologi ini pernah mengadu nasib dengan membangun perumahan dan rumah sakit. Namun kiranya bukan garis tangannya berusaha di sektor ini sehingga bangkrut Rp38 miliar. Namun dasar ulet dan bermental baja, ia segera bangkit dengan melakukan riset bersama LIPI untuk memproses cangkang sawit menjadi asap cair, briket, dan karbon aktif. Lagi-lagi rugi  hingga Rp465 juta lantaran produknya ditolak pasar Eropa dengan alasan bukan organik.

Masih dalam upaya memotivasi petani, Wayan berharap petani jangan larut dalam lumpur hidup tetapi segera mentas. Rezeki itu Tuhan yang membagi. “Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak berusaha mengubah nasibnya sendiri. Tidur pun bisa mati, apalagi jika rugi dalam bisnis,” ia mengingatkan para petani.

Jadi, tegas Wayan yang banyak berpantun itu, kita harus melepas belenggu dan menggenggam pemicu. Faktor belenggu yang menghambat untuk maju, di antaranya, bukan bakat pengusaha, tidak punya modal, bukan keturunan pengusaha, takut bangkrut, bukan S2 ekonomi, tidak tahu harus mulai dari mana dan tidak merasa aman. Sedangkan faktor yang menjadi pemicu kegagalan, di antaranya, tidak tahu diri, mengabaikan unsur kehati-hatian, terlalu percaya pada orang lain, lepas kontrol cash flow, terlalu ekspansif untuk nama besar dan bangga punya utang banyak di bank.

Dalam mengembangkan usaha, Wayan memberikan resep agar petani selalu bersimbiotik dengan prinsip win win solution (sama-sama untung). Resep lain yang tak kalah jitunya adalah cinta. “Cinta sebagai sumber kekuatan. Dengan cinta, kita tidak kenal lelah, tidak takut gagal, dan selalu mencoba sampai bertemu titik tujuan. Artinya petani harus mencintai profesi dan tanaman yang ditanamnya,” kata dia.

Degradasi Lahan

Pada bagian lain pemaparannya, suami Ernawati ini mengungkapkan, kesehatan lahan pertanian di Tanah Air sudah semakin menurun. Ini bisa diketahui dari banyaknya keluhan petani berupa kebutuhan pupuk semakin meningkat dalam luasan yang sama, terjadinya resistensi hama, penyakit terus bermunculan, tanaman kerdil dan produksi menurun serta keuntungan semakin tipis.

Menghadapi kondisi lahan yang kurus dan kritis, petani harus memasok pupuk organik berkadar C-organik setinggi dan sebanyak mungkin. Lalu suplai biang mikroba yang simbiotik dengan pertanian. Suplai 16 unsur hara secara berkelanjutan dan pengaturan pola tanam. “Kebiasaan buruk petani selama ini membakar jerami. Padahal jerami bisa menjadi sumber pupuk hayati yang murah dan bermanfaat bagi tanaman,” ungkapnya.   

Terkait dengan keberadaan mikroba, menurut Wayan, memainkan fungsi yang beragam. Dicontohkannya, mikroba Azotobacter sp. bermanfaat menambat nitrogen, menghasilkan auksin, meningkatkan perkecambahan, giberellin, dan sitokinin, serta melarutkan fosfat anorganik. Sementara Azospirillum sp. menambat nitrogen, menghasilkan hormon IAA (auksin), sitokinin, dan giberelin, dan menyempurnakan penyerapan unsur hara lewat akar. Dan Rhizobium sp. berguna dalam memfiksasi nitrogen dan berasosiasi dengan akar tanaman pada kacang-kacangan.

Pseudomonas sp. bermanfaat untuk melarutkan fosfat, menghasilkan fitohormon IAA, bakteri antagonis terhadap patogen tembakau, mengendalikan penyakit akar gada, layu fusarium pada tanaman pisang dan antraknosa pada cabai. Khusus Bacillus sp. dapat bertindak sebagai imunomodulator, menghasilkan zat antibiotik, melarutkan fosfat dan kalium, memfiksasi nitrogen, menghasilkan hormon auksin, mengendalikan penyakit akar gada, mengendalikan layu fusarium pada tanaman pisang dan antraknosa pada tanaman cabai.

Untuk membantu petani mengatasi degradasi lahan pertanian, sejak 2009, ia melakukan  penelitian. Hasilnya, ia meramu Bio-Extrim, Organox, dan ZPT Hormax. Pupuk hayati adalah pupuk organik yang diperkaya dengan mikroba bermanfaat sehingga dapat meningkatkan efisiensi pengambilan hara oleh berbagai tanaman dan meningkatkan hasil.

Kiat Memilih Pupuk

Dalam memilih pupuk hayati dan organik yang baik dan benar, menurut Wayan, terdapat sejumlah resep yang perlu diperhatikan petani. Antara lain, harus memiliki nomor izin pendaftaran Kementan dan yang mengandung C-Organik tertinggi karena C-Organik nyawanya tanah, indikator mutu pupuk, sekaligus media biak multimikroba. Jika pupuk hayati, pilihlah yang populasi mikrobanya tinggi dan bebas bakteri patogen.

Begitu pula dalam memilih ZPT organik. Antara lain, harus memiliki nomor izin pendaftaran pada Kementan. Semakin lengkap jenis hormonnya semakin baik karena hormon bekerja secara sinergis. Lalu perhatikan larutannya, yang baik adalah yang homogen agar zat aktif menyebar rata. Dan yang tidak kalah pentingnya, sudah terbukti manfaatnya di lapangan oleh banyak petani.

Mengungkap data di Kementan, Suprapti mengatakan, saat ini terdapat 2.249 merek pupuk anorganik/organik dan pembenah tanah yang beredar. Untuk itu petani diimbau selektif memilih produk. “Belilah pupuk yang terdaftar dan setiap pembelian harus disertai kuitansi. Jika dalam aplikasinya ternyata pupuk yang dibeli tidak manjur, maka petani dapat melapor ke Dinas Pertanian setempat dengan membawa kuitansi pembelian guna mengajukan klaim dan Dinas Pertanian melakukan penyelidikan terhadap merek pupuk tersebut,” ia menyarankan.

Namun ia mengingatkan, meskipun komposisi pupuk lengkap tetapi jika aplikasinya tidak tepat, bukan kesalahan produsen melainkan petani sendiri. Karena itu dalam mengaplikasikan pupuk harus sesuai petunjuk penggunaan, termasuk dosisnya.

Syafnijal Datuk Sinaro (Lampung)

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain