Petani jeruk di Berastagi, Kab. Tanah Karo, Sumut, pusing tujuh keliling. Tanaman jeruknya gagal panen lantaran gempuran si lalat buah Bractocera spp. dan Dacus spp.
Menurut Dian Acheri, serangan lalat buah kerap terjadi lantaran petani tidak tuntas mengendalikan hama utama buah ini. “Jika harga panen jatuh, banyak perkebunan jeruk di sana (Berastagi) yang tidak diurus,” ujar Direktur PT Arena Agro Utama, produsen lem antilalat buah. Akibatnya, sambung Dian, perkebunan berubah menjadi “peternakan” lalat buah. Beberapa hari kemudian larva ini pun menjadi lalat buah. Buah yang jatuh banyak berisi larva lalat buah.
Lalat buah menyerang 26 jenis tanaman sayuran dan buah, seperti cabai, terung, jeruk, mangga, dan belimbing. Tingkat serangannya mencapai 70 persen. Dalam sehari, betina si hama utama petani hortikultura ini sanggup mengeluarkan 40 butir telur. Sedangkan sepanjang hidupnya, si betina menghasilkan 800 butir telur.
Induk betina ini akan mencari buah yang bagus dan berwarna cerah untuk menyuntikkan telur ke dalamnya. Akibatnya, buah tidak hanya kisut atau busuk berlubang, tapi larva lalat buah juga akan hidup tentram di dalamnya. Sehingga, tak jarang kita menemukan ulat di dalam buah mangga, jeruk, ataupun cabai. Imbasnya, hasil panen berkurang. Bahkan, terjadi kegagalan panen lantaran buah tidak berkembang. Kualitas buah jelek sehingga harga jual rendah. Kerugian besar bagi petani.
Kendali dengan Sex Attractant
Selama ini banyak petani mengandalkan pestisida untuk mengatasi lalat buah. Namun, penggunaannya dirasakan tidak efektif. “Pestisida kimia membahayakan kesehatan dan serangan lalat buah justru meningkat,” ungkap Dian. Selain karena kebal, katanya, saat residu pestisida habis, lalat buah lain akan muncul dan menyerang kembali.
Cara yang cukup aman dan efektif untuk mengendalikan lalat buah dengan perangkap sex attractant. Sex attractant ini berupa metil eugenol (ME), senyawa yang dihasilkan lalat buah betina untuk menarik lalat buah jantan agar mau mengawininya. Dengan memanipulasi sex attractant menjadi senyawa ME, lalat buah dapat dikendalikan secara optimal.
Guna menjebak lalat buah, ME dicampurkan dengan lem perekat untuk dijadikan perangkap. Lem perekat itu pun dioleskan pada botol plastik, kertas tebal, atau papan yang digantung dan diletakkan di areal tanam sayuran dan buah. Lalat buah jantan akan terbang menuju lem tersebut, terjebak dan mati menempel di sekeliling botol. Pengendalian lalat buah jantan akan menekan populasi lalat buah keseluruhan karena lalat buah betina tidak dapat kawin sehingga telur tidak akan dihasilkan lagi.
Salah satu lem perekat antilalat buah yang bisa diandalkan adalah CHERY glue, keluaran PT Arena Agro Utama. CHERY glue mengandung ME yang diekstrak dari tiga jenis tanaman dan campuran beragam buah. Tanaman yang digunakan adalah Ocium basilicum (selasih), Eugenia aromaticum (cengkeh), dan Melaleuca bracteata (cemara hantu). CHERY glue diperkuat dengan minyak nilam sehingga aromanya bertahan lama.
Penggunaan tiga jenis tanaman sumber ME dan buah-buahan membuat daya tahan ME tahan lama dan beraroma kuat. Menggunakan lem jenis hot melt yang dicampur zat antibeku, membuat CHERY glue sanggup bertahan di atas satu bulan diterpa panas dan hujan. Sementara, merek lain hanya mampu bertahan dan menarik serangga selama satu minggu saja.
CHERY glue berwarna kuning metalik dan dicampur zat pencerah sehingga warnanya menyala cerah dan menarik lalat buah juga serangga lain. ”Lalat buah jantan, betina, thrips, aphid, hampir semua jenis hama terperangkap di sini,” ujar Dian. Dengan penggunaan CHERY glue, sambungnya, kerusakan karena serangan hama bisa ditekan hingga 10 persen.
Dian menyarankan, lem perangkap serangga ini sebaiknya mulai digunakan saat tanaman mulai menghasilkan buah. Untuk areal tanam seluas satu hektar, petani sebaiknya memasang 20-50 jebakan. ”Semakin banyak (jebakan) semakin bagus, semakin cepat berkurang (lalat buah), dan semakin bagus kita serentak (pemasangan jebakan) satu areal,” pesannya.
Pada tanaman sayuran, ujar pria berkacamata ini, CHERY glue sebaiknya digunakan untuk diagnosa awal serangan hama. Ini karena semua jenis serangga bisa terjebak oleh CHERY glue. Dari hasil jebakan petani bisa memilih pestisida yang tepat untuk menangkal hama yang dominan terperangkap di lem itu.
Windi Listianingsih, Liana Gunawati