Dalam kondisi cuaca yang tidak menentu, pencegahan serangan hama penyakit dalam budidaya padi harus dilakukan secara tepat agar tanaman sehat dan kuat hingga panen.
Menurut Ketua Kelompok Tani Sri Jaya (KTSJ) H Syarif di Kampung Buwer, Desa Rancajaya, Patokbeusi, Subang, Jabar, keterlambatan antisipasi terhadap serangan hama penyakit saat padi masih berumur muda dapat berakibat fatal. Selain produksinya anjlok, biaya produksi yang dikeluarkan pun membengkak. Sementara itu, Wakil Ketua KTSJ Muhammad Nur alias Imam menambahkan, antisipasi tidak hanya dilakukan saat tanam tetapi juga dimulai dari pemilihan benih bermutu, perlakuan benih sebelum ditebar, hingga menjelang masa pengisian bulir padi.
Dalam budidaya padi, anggota KTSJ menggunakan paket teknologi BASF. “BASF kami pilih karena produknya berkualitas dan harganya terjangkau oleh petani. Selain itu, BASF juga melakukan pendampingan dan sekolah lapang bagi petani mulai dari awal persemaian hingga panen,” cerita H. Syarif.
Aplikasi Mudah dan Menguntungkan
Sebelum menyemai benih, H. Syarif bersama kelompoknya menggunakan Regent Red untuk perlakuan benihnya agar pertumbuhan kecambah hingga tanaman muda terlindungi dari serangan hama. Selain itu, Regent Red berperan untuk mendorong pertumbuhan tanaman menjadi lebih sehat. Aplikasinya pun sangat mudah. Benih yang sudah siap semai diaduk dengan Regent Red sebanyak 10 cc untuk setiap kilogram benih padi, kemudian diperam atau didiamkan selama satu malam.
Keesokan harinya benih siap ditebar di persemaian. “Hasilnya bisa terlihat dari penampilan pertumbuhannya yang lebih cepat keluar akarnya,” tambah Imam.
Setelah persemaian berumur 10 atau 20 hari, dilakukan aplikasi Regent 0,3 GR dengan dosis 1 kg. Regent 0,3 GR dengan dosis 10 kg per hektar (ha) dapat kembali diaplikasikan dengan ditebar saat tanaman telah pindah tanam, pada umur 15 hari setelah tanam (HST), dan diulang saat 45 HST. Regent 0,3 GR berfungsi untuk mencegah serangan hama penggerek batang padi.
Setelah pindah tanam, petani juga melakukan penyemprotan Regent 80 WG sebanyak 240-320 g per ha per aplikasi pada padi umur 25 HST, 35 HST, dan 45 HST. Penyemprotan Regent 80 WG untuk mencegah serangan hama wereng cokelat dan pelipat daun padi
Selain insektisida, paket teknologi BASF juga menganjurkan penyemprotan fungisida OPUS 75 EC terutama pada masa pengisian bulir dan sebagai antisipasi agar tanaman tetap sehat dan kuat hingga panen. Masa pengisian bulir rentan terhadap serangan penyakit hawar pelepah yang disebabkan cendawan Rhizoctonia solani sehingga bulir-bulir padi pun tidak bisa terisi sempurna dan hasil akhirnya tidak sesuai harapan petani. “Jika petani terlambat menanganinya, maka mereka akan mengalami kerugian,” ujar Imam.
Dosis anjuran Opus 75 EC adalah 250 ml per ha untuk setiap aplikasi. Anjuran penggunaan OPUS 75 EC hanya dua kali penyemprotan per musim tanam, yaitu pada umur 40 – 45 HST dan saat padi telah keluar malai atau sekitar umur 50-60 HST. Selain efektif mengendalikan penyakit pada padi, penggunaan OPUS 75 EC secara tidak lagsung dapat meningkatkan kualitas gabah dan bobot gabah.
Syarif, Imam, dan teman-temannya selalu mengikuti anjuran itu karena tidak mau kehilangan hasil. Apalagi jika hasilnya nanti tidak ada peningkatan dibandingkan dengan panen musim sebelumnya. Total biaya yang dibutuhkan petani pengguna produk BASF di kelompoknya mencapai Rp1.115.000 per ha. Biaya tersebut tertutup dengan peningkatan hasil panen yang mencapai 1 – 2 ton per ha. Untuk itu, Imam dan teman-temannya bertekad untuk bisa menaikkan hasil panen yang akan datang menjadi 9 – 10 ton per ha. Tentunya harapan ini juga akan mendapat dukungan dan pendampingan dari staf BASF di lapangan.
Tri Mardi Rasa