Senin, 15 Agustus 2011

Memasarkan Benih Rakitan BB Padi

Sudah sekitar 101 benih rakitan BB Padi. Untuk memudahkan penyebarannya, balai ini bekerjasama dengan BPTP, swasta, dan dinas.

Keberhasilan memuliakan dan memproduksi benih padi unggul, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, adalah salah satu cara mencapai swasembada beras, bahkan surplus. Dengan begitu, kita tidak perlu repot mengimpor beras untuk kebutuhan di dalam negeri.

Benih padi terbagi tiga, yaitu benih inti (nucleus seed  atau NS), benih sumber, dan benih sebar (extention seed atau ES). Benih sumber terdiri dari benih penjenis (breeder seed atau BS), benih dasar (foundation seed atau FS), dan benih pokok (stock seed atau SS). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Kementan, Sukamandi, Subang, Jabar, memproduksi benih padi BS (dari NS), FS (dari BS), dan SS (dari FS) rakitan sendiri.

Tahun depan, menurut Dr. Made Jana Mejaya, M.Sc., Kepala BB Padi, pihaknya hanya akan memproduksi benih padi sampai tingkat BS dan FS, sedangkan produksi tingkat SS  dilakukan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), lembaga riset di provinsi. Produksi ES (dari SS), yang ditanam petani buat konsumsi, dilakukan penangkar benih.

Hingga kini, total varietas yang sudah dirakit BB Padi sekitar 101. Rinciannya, padi inbrida (56 varietas), padi tipe baru (4 varietas), padi hibrida (17 varietas), padi ketan (4 varietas), padi gogo (12 varietas), dan padi rawa (18 varietas). Meski sudah banyak benih padi yang dirakit balai ini, tapi banyak petani yang kesulitan mendapatkan benih ES-nya.

Misalnya Inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi) 13, sekarang tengah digemari para petani. Padi yang tetuanya berasal dari Vietnam ini tahan wereng biotipe 1, 2, dan 3; tahan cendawan penyebab penyakit blas ras 033; serta agak tahan dengan blas ras 133, 073, dan 173. Tapi, varietas ini rentan hawar daun bakteri patotipe I, III, dan VIII, serta virus tungro. Varietas ini banyak ditanyakan petani dan penyuluh pada Open House BB Padi, 25-29 Juli lalu.

Kerjasama

Selain bekerjasama dengan PT Sang Hyang Seri, pemasok benih padi, dan penangkar benih, kini BB Padi mengelola anggaran Rp3 miliar untuk pengadaan benih bagi kebutuhan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Penyediaan benih ES dari SS untuk program SL-PTT ini dilakukan BPTP. “Yang bikin benihnya BPTP, nanti dananya ditransfer dari sini (BB Padi),” jelas Made kepada AGRINA.

Melalui kerjasama dengan program SL-PTT ini, menurut Dr. I Putu Wardana, M.Sc., Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian BB Padi, benih baru diluncurkan akan cepat sampai ke daerah. “Kita dikasih anggaran Rp3 miliar untuk produksi benih buat SL-PTT. Jadi, benih kita cepat tersebar sampai ke daerah-daerah,” kata alumnus Ekonomi Pertanian, Universitas Filipina di Los Banos (UPLB) itu.

Kalau untuk padi hibrida, BB Padi sudah banyak memberikan lisensi kepada perusahaan swasta atau dinas, seperti Maro dan Hipa 8 dengan PT Dupont Indonesia; Rokan dengan PT Sumber Alam Sutera (Grup Artha Graha); Hipa 12 SBU, Hipa 13, dan Hipa 14 SBU dengan PT Saprotan Benih Utama; Hipa 9 dengan PT Metahelix Life Science; serta Hipa Jatim 1, Hipa Jatim 2, dan Hipa Jatim 3 dengan Dinas Pertanian Jawa Timur. “Kami dengar Hipa 8 sudah dipasarkan di India,” ungkap Putu.

Selain itu, rencananya BB Padi akan menggandeng PT Bravo Ikatama Nusantara, Jakarta, untuk memasarkan benih FS dan SS yang diproduksi BB Padi. “Kami sedang melakukan penjajakan dengan Bravo Ikatama Nusantara,” tutup Putu di saung BB Padi. Dengan demikian, hasil rakitan BB Padi ini akan lebih cepat tersebar di kalangan petani.

Syatrya Utama dan Nurlail Qadr

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain