Di dalamnya, antara lain terkandung C-Organik, pelbagai macam bakteri, dan hormon atau zat perangsang tumbuh.
Banyak fungsi pupuk organik, pupuk hayati, dan hormon atau zat perangsang tumbuh (ZPT). Misalnya kandungan C-Organik, yang berguna memberikan nutrien untuk pertumbuhan tanaman, memperbaiki struktur dan memantapkan agregat tanah, menjadi substrat (tempat tumbuh) bagi mikro-organisme, serta sebagai indikator kesuburan tanah.
Tanah yang subur itu, kandungan C-organiknya itu minimal 4%. Tapi, sayangnya, banyak tanah kita, terutama di Jawa dan Bali, kandungan C-organiknya 1% ke bawah sehingga patut diduga, tanah kita sakit. “Tanah kita harus dikasih C-organik tinggi agar menjadi subur,” kata Wayan Supadno, formulator pupuk bio-organik.
Selain C-organik, di dalam pupuk hayati terdapat berbagai bakteri-baik seperti Rhizobium, Azospirillum, Azotobacter, Pseudomonas, Bacillus, dan bakteri pelarut fosfat. Berasosiasi dengan tanaman legum (kacang-kacangan), Rhizobium mampu memfiksasi (menambat) 100 – 300 kg nitrogen per hektar. Selain itu, Rhizobium mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen pada tanaman legum dan meningkatkan produksi antara 10% - 25%.
Azospirillum, juga tergolong bakteri yang bijak dalam menambat nitrogen dari udara. Lebih dari 79% nitrogen berada di udara. Selain bisa menambat nitrogen, bakteri ini juga dapat menghasilkan fitohormon atau zat perangsang tumbuh seperti sitokinin, auksin, giberelin, asam absisat, asam traumalin, dan etilena. Karena itulah, di dalam pupuk bio-organik ini, terdapat bermacam fitohormon atau zat perangsang tumbuh tersebut.
Sitokinin berperan dalam mendorong pembelahan sel, meningkatkan jumlah dan ukuran daun, serta menunda penuaan daun, bunga, dan buah. Auksin berfungsi dalam merangsang dan mempercepat pertumbuhan akar, batang, dan tunas. Giberelin berperan dalam proses perkecambahan. Asam absisat memungkinkan tumbuhan untuk menahan kekeringan. Asam traumalin berperan dalam proses penyembuhan luka pada tumbuhan. Sedangkan etilena, berperan dalam pematangan dan merangsang pembuangaan serempat.
Selain Rhizobium dan Azospirillum, ada juga bakteri Azotobacter yang berperan menambat nitrogen. Selain menambat nitrogen, Azotobacter pun bisa menghasilkan sejenis hormon pertumbuhan. Sementara Pseudomonas melarutkan fosfat, menghasilkan fitohormon, dan mengendalikan penyakit antraknosa (patek) pada cabai.
Sedangkan Bacillus, mampu bertindak sebagai imunomodulator, yang berperan menguatkan sistem kekebalan tanaman. “Bagi saya, number one itu adalah imunomodulator, yang membuat stamina tanaman menjadi bagus,” kata Wayan Supadno. “Esensinya, meningkatkan stamina dengan membuat sistem imunomodulator. Percuma banyak Rhizobium, Azospirillum, Azotobacter, dan Pseudomonas kalau tidak ada Bacillus (memperkuat sistem kekebalan tanaman),” tambah formulator bio-organik itu.
Syatrya Utama
No. JENIS MANFAAT 1. C-ORGANIK 1. Memberikan nutrien yang penting untuk pertumbuhan Tanaman (Leu, 2007) 2. Memperbaiki struktur dan memantapkan agregat tanah (Yulnafatmawita, 2004) 3. Menjadi substrat bagi mikro-organisme (Rao, 1994) 4. Indikator kesuburan tanah (Foth, 1998) 2. BAKTERI a. Rhizobium 1. Memfikasasi nitrogen (Rao, 1994) 2. Berasosiasi dengan tanaman legum, mampu memfiksasi 100 – 300 kg N/ha. 3. Mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan meningkat produksi antara 10% - 25% (Sutanto, 2002) b. Azospirillum 1. Menambat nitrogen (Rao, 1994) 2. Menghasilkan hormon pertumbuhan Asam Indol Asetat (auksin), sitokinin, dan giberellin (Oda dan Vanderleyden, 2000). 3. Menyebabkan percabangan akr lebih berperan dalam penyerapan hara jika berasosiasi di daerah perakaran (Sutanto, 2002). c. Azotobacter 1. Menambat nitrogen (Rao, 1994) 2. Menghasilkan sejenis hormon yang kurang lebih sama dengan hormon pertumbuhan tanaman dan menghambat pertumbuhan jenis jamur tertentu (Rahmawaty, 2010). 3. Mampu menghasilkan auksin ((Azcon & Barea, 1975) 4. Mampu mensintesis substansi yang secara biologis aktif dapat meningkatkan perkecambahan biji, tegakan, dan pertumbuhan tanaman seperti vitamin B, Asam Indol Asetat, giberelin, dan sitokinin (Berkum & Bohlool, 1980). 5. Tanaman yang diinokulasi Azotobacter, nyata memperbaiki perkembangan tajuk, akar, dan tinggi tanaman (Hindersah, 2003). 6. Melarutkan fosfat anorganik (Kumar dan Narula, 1999). d. Peseudomonas 1. Penghasil fitohormon Asam Indol Asetat/IAA (Torres -Robio et al, 2000; Leveau & Lindow, 2005). 2. Bakteri antagonis terhadap patogen lincat tanaman Tembakau (Arwiyanto dkk, 2007) 3. Mempunyai kemampuan tinggi dalam melarutkan fosfat (Rodriquezz dan Fraga, 1999). 4. Mengendalikan penyakit akar gada (Cicu, 2005) 5. Mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman pisang (Hatta, 2009). 6. Mengendalikan Colletotrichum capsici (patek/antraknosa) pada tanaman cabai (Triharso, 2004). e. Bacillus 1. Mampu bertindak sebagai imunomodulator (Conway dan Wang, 2000; Fuller, 1992; Isolauri et al, 2001) 2. Menghasilkan zat antibiotik (Rao, 1994) 3. Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melarutkan fostaf dan kalium (Rodriquezz dan Fraga, 1999). 4. Mifiksasi nitrogen (Rao, 1994). 5. Menghasilkan hormon auksin (Torres-Rubio et al, 2000; Leveau & Lindow, 2005). 6. Mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman pisang (Hatta, 2009). 7. Mengendalikan Colletotrichum capsici (patek/antraknosa) pada tanaman cabai (Triharso, 2004). f. Bakteri pelarut 1. Melarutkan fosfat (Rao, 1994) fosfat 7. HORMON a. Auksin Berpengaruh luas terhadap pertumbuhan, merangsang dan mempercepat pertumbuhan akar, batang, dan tunas (George dan Sherington, 1984). b. Sitokinin Mendorong pembelahan (sitokinesis), meningkatkan jumlah dan ukuran daun, menunda penuaan daun, bunga, dan buah (Campbell et al, 2002) c. Giberelin Berperan penting dalam proses perkecambahan, karena dapat mengaktifkan reaksi enzimatik di dalam benih (Wilikins, 1989) d. Asam Absisat Sinyal internal utama, yang memungkinkan tumbuhan (ABA) menahan kekeringan (Campbell et al, 2002). e. Etilena Zat pengatur tumbuh (fitohormon) yang aktif dalam Pematangan, juga dapat merangsang pemasakan klimakerik (Burg dan Burg, 1962), merangsang pembungaan secara serempak (Raven, 1992). f. Asam Traumalin Memacu percepatan proses penyembuhan luka pada tumbuhan (Campbell et al, 2002), misalnya setelah pemangkasan, pemetikan, dan gigitan hama. Wayan Supadno (Formulator Pupuk Hayati Majemuk, Pupuk Organik Diperkaya Mikroba, dan Hormon Organik)
Potensi Multifungsi Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Hormon/Zat Perangsang Tumbuh.
Tabel: Menggali