Senin, 14 Pebruari 2011

Mengapa Memilih Mega Carry?

Dengan casis yang kokoh, bak yang lebih lebar, serta ban yang berukuran standar, menjadikan daya muat kendaraan komersial ini lebih optimal.

Bagi pengusaha agribisnis (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan), kini tersedia Suzuki Mega Carry (kakaknya Suzuki Carry 1.5). Kehadiran mobil niaga model pick-up ini, merupakan varian terbaru, “Melengkapi Carry Pick Up yang sudah ada,” kata Endro Nugroho, Marketing Director PT Suzuki Internasional Sales (SIS), pada peluncuran Mega Carry di Xiang Garden Restaurant di Jakarta, Rabu (2/2).

Biaya Lebih Efisien

Kendaraan niaga berbobot 1.950 kg ini menggunakan mesin G15 A berkapasitas 1.493 cc yang tangguh. Selain memiliki torsi maksimal 12,8 Nm/3000 rpm yang bertenaga, mobil niaga kategori pick up low ini mempunyai tingkat efisiensi bahan bakar sekitar 12,6 km per liter (berdasarkan hasil uji di pabrik).  Memiliki standar Emisi Euro-2 yang ramah lingkungan. Biaya operasional kendaraan, yang didukung suku cadang dan jaringan servis bengkel resmi (BeRes) Suzuki ini, relatif lebih murah di dalam kelasnya.

Menurut Davy Tuilan, cost of ownership seperti biaya servis, suku cadang, dan sebagainya yang bersifat standar, lebih murah 13% dari pesaingnya. “Kalau kita ngomong cost of ownership, berapa sih biaya yang harus mereka keluarkan selama tiga tahun, dari hasil studi kami, Suzuki Mega Carry ini lebih murah 13%,” kata Sales 4W Director SIS, pada pertemuan pers pada saat peluncuran di Mangga Dua Square, itu.

Dalam membeli kendaraan niaga untuk kepentingan bisnis, seorang pebisnis antara lain akan mempertimbangkan cost of ownership, harga perolehan (pembelian), harga jual ulang (resales value), serta ketersediaan dan keterjangkauan harga suku cadang. Menurut Davy, harga jual ulang Suzuki Carry 1.5 (adik Mega Carry) lebih tinggi 20% ketimbang pesaingnya. Misalnya, rata-rata harga jual ulang Suzuki Carry keluaran 2007 rata-rata Rp60 juta per unit. Bandingkan dengan pesaingnya, Rp50 juta per unit. Dengan demikian, harga jual ulang Mega Carry ini bakal lebih tinggi di kelasnya.

Bagaimana dengan harga suku cadang? Davy mengungkap, harga suku cadang Mega Carry lebih murah ketimbang pesaingnya. Misalnya harga lampu Mega Carry Rp487 ribu per unit, bandingkan dengan pesaingnya, yang Rp1,5 juta per unit. Selain itu, timing belt, harganya Rp133 ribu, sedangkan pesaingnya Rp590 ribu. “Menurut saya, dengan informasi-informasi itu, sudah mengerucut (konsumen memilih Mega Carry),” simpulnya.

Sebenarnya, menurut Endro Nugroho, Suzuki Mega Carry ini sudah diproduksi di Tambun, Bekasi, Jawa Barat, sejak 2005 karena pada dasarnya Suzuki Mega Carry kategori pick up low ini berasal dari Suzuki APV (kendaraan penumpang). Selama lima tahun sudah dipasarkan di 107 negara seperti Chile dan Argentina. “Bisa dibayangkan, menembus satu negara saja tidak gampang, apalagi 107 negara,” ucapnya.

Sejak diluncurkan pada 2005, mobil pick up yang di dalam negeri dibandrol dengan harga Rp84 juta per unit on the road (harga perkenalan atau introductory price di Jabodetabek) ini, sudah berhasil dipasarkan di luar negeri sebanyak 33.219 unit. “Hal ini membuktikan bahwa kualitas produk ini tidak kalah dari kualitas produk ekspor lainnya,” lanjut Endro dengan bangga.

Sesuai Kebutuhan

Sepanjang 2010, masih menurut Endro, pasar kategori pick up low (seperti Suzuki Carry 1.5, Daihatsu Gran Max, dan Mitsubishi Colt T 120 SS) pertumbuhannya cukup bagus. Dibandingkan periode 2009, pertumbuhan penjualan kelas pick up low ini mencapai 184%. Padahal pangsa pasar jenis pick up terhadap total kendaraan komersial (niaga) mencapai 28%. Karena itulah, Mega Carry mulai merambah pasar di dalam negeri.

“Kehadiran Mega Carry ini memberikan pilihan buat pengusaha untuk melakukan kegiatan atau bisnis sesuai dengan kondisi, daya muat, tonase, dan ukuran bak yang lebih besar,” sambungnya. Ia menambahkan, “Kami percaya, Mega Carry bisa membantu pengusaha (antara lain di bidang agribisnis seperti sayur, buah, ayam, dan ikan) untuk lebih berhasil lagi.”

Dengan casis yang kokoh, bak yang lebar, serta ban ukuran standar dan paling besar di kelasnya, menjadikan daya muat Suzuki Mega Carry lebih optimal. “Kebanyakan orang Indonesia kalau ngangkut barang itu overload. Kita perlu pilihan kendaraan yang secara spek masuk,” pungkas Endro. Dan Mega Carry adalah salah satu pilihan yang tepat.

Syatrya Utama

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain