Rabu, 9 Juni 2010

LIPUTAN KHUSUS : Bulai Teratasi Panen Jagung Maksimal

Bulai (downy mildew) merupakan penyakit paling berbahaya dan ditakuti petani jagung.

Bulai disebabkan cendawan Peronosclerospora maydis (java downy mildew) atau P. philippinensis (philippine downy mildew). Serangan bulai dapat menyebabkan gagal panen. ”Sekarang ini yang membuat petani panik itu penyakit bulai. Penyakit itu sangat menakutkan karena dapat menyebabkan gagal panen, rugi besar, dan spora cendawan bisa berkembang di tanah untuk menyerang pertanaman berikutnya. Hama seperti ulat tetap ada tapi tidak terlalu bermasalah,”ujar M. Anwar, petani jagung di Desa Nambakan Kec. Ringinrejo, Kab. Kediri. ”Karena P. maydis  atau P. philippinensis mampu bertahan lama jadi kita harus berhati-hati apalagi menghadapi MK-2 atau musim tanam jagung kedua sekitar Agustus - September,” imbuh  Annas Rofiq, petani jagung di daerah yang sama.

Pilihan Teknologi Yang Tepat

Gejala serangan penyakit bulai pada jagung sangat mudah dikenali, seperti daun berwarna khlorotik (putih seperti tepung) pada bagian atas dan bawah memanjang sejajar tulang daun dengan batas yang jelas. Bagian daun yang masih sehat berwarna hijau normal. Tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya dan pembentukan tongkol terganggu sampai tidak bertongkol sama sekali.

”Cara efektif untuk mencegah terjadinya serangan penyakit bulai adalah penggunaan varietas tahan, pemusnahan tanaman terinfeksi, tanam serempak, pergiliran tanaman, serta pencegahan dengan fungisida yang tepat,” jelas Murdiyanto, Manager Fungicide Products Crop Protection PT BASF Indonesia. Hal tersebut diamini M. Anwar dan Annas Rofiq yang pernah mengalami gagal panen pada 2007 – 2008.

”Dengan adanya teknologi Acrobat dan Regent Red seperti ini menjadi solusi bagi petani untuk mengatasinya, asalkan komposisi pencampurannya sesuai dengan yang dianjurkan BASF,” jelas kedua petani itu. Alasannya, hasil coba-coba mereka dengan produk fungisida lain tidak sebaik kombinasi Acrobat dan Regent Red dalam mengatasi bulai.

Menurut M. Anwar dan Annas Rofiq, banyak keuntungan yang didapat petani dalam menggunakan Acrobat dan Regent Red, yakni pengendalian penyakit bulai lebih efektif sehingga tanaman aman dari bulai dan panen bisa maksimal. Disamping itu Acrobat dan Regent Red juga bisa memperbaiki pertumbuhan tanaman, perakaran lebih banyak, daunnya lebih lebat, lebih hijau, dan batangnya lebih kokoh.

Mudah Aplikasinya

”Sekarang kita memang tergantung sekali dengan Acrobat dan Regent Red. Jika kita tidak gunakan bisa gagal panen. Apalagi musim ini tingkat risiko terserang bulai tinggi sekali. Sekalipun demikian kita juga tidak bisa mengandalkan itu saja tapi tetap teknologi budidayanya harus kita perhatikan,” terang M. Anwar. Mulai dari pengolahan lahan yang baik sebelum penanaman benih jagung harus dilakukan. Pertama, tanah dibajak sekali, lalu diratakan dan digaru, selanjutnya tanam benih.

Benih jagung sebelum ditanam diberi perlakuan Acrobat dan Regent Red. Setiap kilogram benih dicampur Regent Red sebanyak 10 ml, kemudian dikocok dalam kantung benih atau ember plastik sampai merata. Kemudian masukkan Acrobat 5 gram, dan dikocok dengan cara yang sama sampai merata. Setelah itu dikering-anginkan 15 menit, selanjutnya benih siap ditanam. Lubang tanam dibuat menggunakan tugal, dengan jarak tanam 20 cm x 70 cm. Selanjutnya pemupukan dilakukan pada umur 15 dan 40 hari, yaitu pupuk majemuk NPK 15 : 15 : 15 sebanyak 75 kg, SP-36 sebanyak 75 kg, dan ZA 350 kg untuk satu musim tanam. ”Panen yang diperoleh sekitar 7,7—8,4 ton pipilan kering per hektar,” terang M. Anwar seraya ketawa puas.

Indah Retno Palupi (Surabaya)

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain