Indonesia berpotensi menjadi produsen rumput laut terbesar di dunia, begitu menurut Victor PH. Nikijuluw, Direktur Usaha dan Investasi, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP), KKP.
Hal tersebut disampaikannya dalam pembukaan acara peluncuran Seaweed International Business Forum and Exhibition (SEABFEX) III di Hotel Ibis Tamarin Jakarta (31/3). Menurutnya masyarakat kelautan seharusnya dapat lebih fokus lagi mengembangkan rumput laut. Pasalnya, “Rumput laut luar biasa, hanya perlu didoakan, tidak perlu diberi pupuk atau apa-apa sudah menghasilkan. Kita tinggal berdoa saja agar tidak terjadi cuaca yang terlalu ekstrim dan merusak.” ujar Victor.
Masih dalam acara tersebut, Dirjen P2HP, Martani Huseini menyatakan, sebenarnya rumput laut Indonesia sudah menjadi nomor satu di dunia, tapi masih berupa raw material. Untuk menambah nilai jual, menurutnya perlu adanya pengembangan produk olahan.
“Saat ini sudah ada dodol rumput laut, dan direncanakan mie instan dari rumput laut. Akan sangat luar biasa jika kita bisa menjadikan rumput laut sebagai pengganti tepung terigu pada produk mie instan.” jelas Martani.
Untuk mewujudkannya, akan dibentuk beberapa daerah percontohan budidaya rumput laut. Saat ini sudah ada tiga daerah percontohan yaitu Waingapu, Sumenep, dan Gorontalo. Direncanakan dalam tahun ini akan ditambah 10 daerah lagi.
Sedangkan pagelaran SEABFEX III yang diketuai Ani Susantini, rencananya akan diselenggarakan di Surabaya pada 14-17 Juli 2010 mendatang.
Renda Diennazola