Perlu aturan dan aspek hukum yang jelas dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati sebuah negara agar tidak terjadi saling klaim mengenai asal usul tanaman pangan maupun buah-buahan dari satu negara oleh negara lain. Menurut Kepala Divisi Pengembangan Khusus Taman Wisata Mekarsari, M Reza Tirta Winata, langkah untuk merumuskan aturan-aturan tersebut tentunya bertujuan untuk kenyamanan bersama agar tidak ada saling klaim asal tanaman pangan dan buah-buahan. “Ke depannya, nanti kita bisa memanfaatkan keakaragaman hayati antar negara. Peraturan pertukaran ini supaya tidak saling merugikan tapi saling menguntungkan,” jelas Reza di sela kunjungan studi banding Ke Taman Wisata Mekarsari dari forum konsultasi informal bertajuk The International Treaty : Benefit – sharing in the Multilateral System di Cileungsi Bogor Rabu (10/3). Reza mencontohkan pada buah durian yang asal usulnya dari Indonesia. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang genetik tanaman, muncul variasi baru durian dengan kualitas yang unggul seperti durian bangkok. “Jadi biar jelas nantinya, dengan aturan itu, nantinya minimal sama-sama nyaman dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati dari negara lain,” katanya. Tepat Sebagai Lokasi Penelitian Sementara itu menurut Penasehat Senior Kementerian Pertanian dan Pangan Norwegia Grethe Helene sangat takjub dengan koleksi tanaman buah dan budidayanya di Taman Buah Mekarsari. Bahkan menurutnya dari beberapa negara yang dikunjungi baru kali ini melihat kebun buah yang sangat luas. “Lahan ini tentu sangat tepat untuk menjadi lokasi penelitian tanaman buah-buahan tropis,” katanya. Sedangkan Menurut Reza, Mekarsari sebagai tempat studi banding selain dekat dengan Bogor tempat para delegasi ini berdiskusi, juga agar delegasi ini bisa menyaksikan sendiri betapa banyak koleksi buah-buahan Indonesia yang terkumpul di sini. “Umumnya mereka terkesan bahwa Indonesia mempunyai suatu koleksi yang lengkap dan Meraka sama sekali tidak menyangka, kita sudah bergerak beberapa langkah lebih maju dalam hal melestarikan dan menyelamatkan koleksi tanaman-tanaman kita,” jelasnya. Taman Wisata mekarsari juga sebagai pusat konservasi tanaman buah tropis yang memiliki koleksi lebih dari 78 famili tanaman buah, 400 spesies, 1438 varietas, dan memiliki lebih dari 100.000 bibit tanaman. Selain itu, tambah Reza agar bisa memberi gambaran peran Mekarsari dalam konservasi tanaman buah tropis. Dalam kunjungan studi banding itu dihadiri oleh para pakar biologi dan tanaman dari 15 negara itu seperti dari Yaman, Philipina, Malaysia Norwegia, Italia, Perancis, New Zeland, Malawi Inggris, Austria dan Iran. Delegasi yang turut dalam kunjungan tersebut sempat mengunjungi Laboratorium Biosari, untuk melihat dari dekat beberapa tanaman hasil kultur jaringan. Selain itu mereka juga diajak berkeliling melihat seluruh koleksi tanaman buah dan sekaligus mencicipi dan memetik sendiri buah segar dari Taman Wisata Mekarsari. Tri Mardi Rasa