Seiring dengan berkurangnya penggunaan pupuk urea oleh petani, penggunaan Pupuk NPK semakin bertambah. Demikian dikatakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar, saat meresmikan pengoperasian Pabrik pupuk granular NPK di Kawasan Industri Kujang, Cikampek, Jawa Barat, Rabu (23/12).
Pihaknya
Saat ini, Kujang memiliki dua unit pabrik urea dengan kapasitas 570.000 ton per tahun, dua unit pabrik amonia kapasitas 330.000 ton, dan satu unit pabrik NPK Blending kapasitas 300.000 ton. "Potensi Kujang melakukan diversifikasi ke NPK granular sangat tinggi karena ketersediaan bahan baku urea yang mencapai 1.140.000 ton per tahun," kata Mustafa Abubakar.
Mustafa Abubakar mengatakan pihaknya akan mendorong PT Pupuk Kujang meningkatkan produksi granular. Dengan teknologi yang terus dikembangkan, produksi pupuk granular agar tidak saja untuk memenuhi kebutuhan sektor non pangan tetapi juga diarahkan untuk sektor pangan.
Penggunaan pupuk majemuk granular semakin meningkat, ketimbang pupuk tunggal urea karena terbukti tingkat produksi pertanian bisa melonjak hinga 30-40 persen.
Untuk itu, kata Mustafa, tiga produsen pupuk granular PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Kaltim diminta melakukan spesifikasi yang disesuaikan dengan kondisi tanah di lokasi sebaran pupuk. "Perlu spesifikasi karena jenis tanah berbeda-beda, agar lebih ekonomis sehingga petani tidak kesulitan memperoleh pupuk," katanya.
Tri Mardi Rasa