Rabu, 19 Agustus 2009

Konservasi Tanaman Obat Harus Serius

Meningginya kesadaran mengunakan produk alami, nyatanya belum dibarengi tingkat konservasi tanaman obat secara serius. Tentu akan berpengaruh terhadap jumlah koleksi dan berujung pada mandeknya pengembangan tanaman obat. “Selama ini kita hanya mengandalkan dari alam, koleksi tanaman obat untuk konservasi masih dilakukan secara hunting, “ ungkap Mustaid Siregar, Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor

Sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati melimpah, Indonesia belum bisa menjadi pemasok tanaman obat terbesar dunia. “Ini menjadi tantangan kebun raya untuk bisa melakukan konservasi tanaman obat. Hampir 50 % genetik tanaman obat ada di masyarakat dan alam. Jadi seluruh lapisan masyarakat harus terlibat, “ jelasnya

Menanggapi hal tersebut, kebun Raya Bogor menyelenggarakan Lokakarya bertema, Pengembangan Koleksi Tumbuhan Obat Indonesia di Kebun Raya Bogor (14/8). Sebagai pembicara hadir Didik Widyatmoko, Kepala Kebun Raya Cibodas, Ervizal A.M. Zuhud, kelapa bagian Konservasi Tumbuhan, Fahutan IPB, dan Endah Lasmidiwati, herbalis yang juga kolektor tanaman obat “Tujuan kita adalah berbagi pengalaman untuk perkembangan konservasi tanaman obat Indonesia, “ ungkap Syamsul Hidayat, Ketua penyelenggara.

Selamet Riyanto

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain