Peternakan selama ini masih belum dilihat seluruhnya sebagai sektor riel. Padahal peternakan sudah diakui memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan ekonomi. Hal ini mengemuka dalam diskusi “Peningkatan Usaha Peternakan dari Segala Sisi” di farm PT Citra Agro Buana Semeseta (CABS) milik Yudi Guntara di Sumedang Jawa Barat. Dalam diskusi ini juga hadir pengelola Sarjana Membangun Desa (SMD) Cupu Mandiri, mahasiswa dan dosen peternakan Universitas Padjajaran, pengusaha peternakan, Peneliti Puslitbang Ternak Deptan, Staf Dinas Peternakan Provinsi dan Organisasi Peternakan.
Yudi Guntara selaku pemilik PT Citra Agro Buana Semeseta mengatakan, peternakan itu sudah diakui memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi. Namun sayangnya sektor ini sangat sulit untuk dilihat sebagai sektor riel aau sektor usaha yang perlu diberikan permodalan. “Mungkin karena bank belum melihat bahwa ternak itu adalah aset peternak. Seharusnya bank melihat ternak inilah sebagai aset tapi yang dilihat bank justru sertifikat,” katanya.
Yudi mencontohkan kalau ada peternak yang mengajukan pinjaman modal kepadanya dengan jaminan ternaknya yang 20 ekor maka jumlah ternak itu sudah cukup. “Dengan jumlah sapi 20 ekor, hari ini saya langsung bisa jadikan 20 ekor sapi itu menjadi 200 juta,” katanya.
Selain itu, tambahnya, perbankan tidak melihat usaha ini sebagai usaha yang memiliki nilai ekonomi. “Ini kan tidak sinkron dengan keinginan luhur pemerintah untuk membangun peternakan,” katanya.
Yudi yang juga sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia mengatakan, inilah inilah yang harus disosialisakan bahwa usaha peternakan ini juga bisa bankable. Jadi jangan karena usaha ternaknya sudah besar, baru pihak bank berbondong datang untuk mau membiayai. “Saya pun butuh ekstra keras untuk bisa meyakinakan sapi perah, potong dan unggas untuk bisa menjadi komoditas yang dibiayai oleh perbankan,” katanya.
Yudi mengatakan, meski peternakan khususnya domba dan sapi ini masih belum dilirik sebagai usaha ekonomi namun peternakan masih bisa tetap eksis dan bisa menghasilkan omzet yang lebih besar dari gaji seorang pegawai negeri.
Tri Mardi Rasa